part 38

10 1 0
                                    

Pagi pukul 07.00

Senja masih lama..
Matahari juga tak tampak.
Hanya terlihat lapisan awan pagi pertanda hari ini bukanlah hari yang bersahabat bagi sebagian orang penikmat aktivitas luar ruangan.

"Assalamu'alaikum mba Hanin... Masih di Semarang atau sudah on the way nih?? " Sapa Mia ramah.

"Wa'alaikumsalam mba Mia.. Alhamdulillah udah mau sampai kesitu ini.. Paling setengah jam lagi.. "

"Syukurlah... Jujur saya gak sabar loh mba buat hari ini.. "

"Sama mba... Tapi ini saya jalan sama adik saya, kebetulan papanya Razi lagi nggak bisa ditinggal kerjanya.. Jadi gak papa kan.... "

"Oohh... Nggak papa mba..itu bisa diurus nanti.. Abah Nia pun sama, tidak bisa diganggu kalau bukan weekend. Beliau selalu sibuk mengurus anak-anak didik di sekolahnya.... "

"Hahahha... Yang penting acara akad sampai resepsi pernikahan Nia dan Razi nanti mereka jangan sampai tertinggal. "

"Ih.. Mba Hanin ngawur ini.. Kalau mas Ilyas nggak dateng, nanti siapa yang mau jadi walinya Nia.. Apa harus cari yang lain... "

"Hahahaha... Oohh iya.. Sampai kelupaan.. "

"Ya udah.. Tek tunggu dirumah sambil saya siap-siap ya mba... "

"Oh.. Nia sama Razinya udah dihubungi belum?? "

"Udah tek telfon tadi, tapi nomornya Nia nggak aktif. Coba mba yang hubungi nomornya Razi.. Biar nanti suruh ke butik bareng sekalian dari kampus. "

"Iya baik.. Sengaja nggak saya jemput mereka.. Biar bisa kesana sendiri.. Hihihi.. "

"Ckckck... Jahilnya.. "

"Hahahahaha... "

■■■■

"Assalamu'alaikum warahmatullah..."
Razi mengakhiri sholat Isya yang sengaja ia lakukan setelah tidur agar bisa sekaligus melakukan dua roka'at sholat tahajjud seperti yang biasa dia lakukan.

Ia masih tak beranjak dari ruang rawat Nia yang sepi. Ia selalu menjaga Nia dari jarak dekat, sembari membacakannya ayat-ayat wahyu sebagai usaha bathinnya kepada sang Khaliq agar selalu menjaga Nia dari bahaya apapun.

Dan sampai saat ini Razi masih belum kunjung memberitahu siapapun perihal keadaan Nia. Ia tak sanggup mengacaukan suasana rumah yang mulai sibuk mengatur segala persiapan pernikahannya yang akan dilakukan beberapa minggu lagi.

"Ya Allah..maafkan hamba jika tindakan yang hamba ambil ini salah..maafkan jika hamba justru menambah keruh suasana dan keadaan Nia Ya Allah.."

"Hamba hanya tidak ingin ada pihak yang terganggu dengan kondisi ini..hanya kepada-Mu lah hamba menyembah dan hanya kepada-Mu lah hamba meminta pertolongan Ya Allah...sembuhkanlah Nia..sehatkanlah Nia..selamatkanlah Nia...dia gadis yang baik. Sudah banyak sekali hal-hal berat yang dia pikul sendiri selama ini Ya Allah...angkatkah semua penyakitnya...kembalikan dia seperti sedia kala.. Engkaulah dzat Yang Maha Kuasa  lagi maha mengabulkan segala doa..perkenankanlah doa hambamu ini Ya Allah.....Aamiin..."

Razi tak langsung melipat sajadahnya dan beranjak pergi. Ia masih duduk bersila kaki, sesekali melayangkan pandangan iba pada Nia.

"Cepat sembuh Ni... "

Ia sengaja meluangkan waktu beberapa menit untuk melantunkan beberapa Surah Al-Qur'an pilihan yang menjadi amalan malam selain sholat tahajjud. Bagi pria dengan Al-Qur'an yang telah menjiwa dihidupnya ini, tak ada lagi kata enggan. Ia selalu suka dengan aktivitasnya yang terbilang memabukkan mata di malam hari.

The Way Of LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang