part 28

36 1 0
                                    

"Nia... Ini Ummi.. " Desak Mia pada putrinya yang tetap terdiam, menatap kosong ke depan.
Sudah dari beberapa menit lalu ia tersadar dari pingsannya selama beberapa hari setelah kecelakaan itu.

"Nia... " Tegas Mia sekali lagi untuk menyadarkan lamunan Nia.

Dia tampak masih shock.

"Kak Razi mana?? " Tukas Nia pelan dengan masih mematung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Razi mana?? " Tukas Nia pelan dengan masih mematung.

Mia tersenyum bahagia. Akhirnya Nia menunjukan bahwa kondisinya sudah mulai stabil.

"Dia masih berada di mushola... Sholat dzuhur.. "

"Astaghfirullah... Sudah berapa hari Nia meninggalkan sholat Mi...?? "

Mia memeluk tubuh Nia yang kurusan. Ia begitu sedih melihat kondisi putrinya yaang menyedihkan.

Itu semua murni salahnya.

"Maafkan Ummi Ni.... Andai saja Ummi tak mengusirmu waktu itu, pasti semuanya akan baik-baik saja.. "

Nia tertunduk, sebutir air meluncur dari matanya.

Ia justru merasa bahwa ia harus berterimakasih atas pilihan Ummi nya. Ia mendapatkan yang sepantasnya.

Pernikahan ini harus dibatalkan.

Razi adalah milik Sarah, bukan dirinya.

"Aku ingin bicara dengan Kak Razi mi.. Ada hal penting yang harus Nia sampaikan. "

"Baiklah... Ummi akan memanggilnya.. "

Sedangkan Ibra, Ia tak ingin hadir diantara mereka.

Didampingi Haura yang merasa iba atas kondisi kakaknya yang tidak baik-baik saja. Mereka hanya duduk terdiam, tak ada yang membuka suara.

"Kakak mau sampai kapan kayak gini?? Diem, nggak ngrepotin Haura.. Terus nggak mau makan lagi... "

"Kakak ngerasa bersalah banget Ra sama bibi. Satu harapan terakhirnya tidak bisa kakak wujudkan. "

Hhhh... Haura menghembuskan nafasnya kasar.

"Apa tidak bisa dengan cara lain?? "

Ibra menatap Haura datar. Matanya mulai berkaca.

"Cara lain apa?? Kau suka mengada-ada Ra... "

"Iya mungkin memang kakak tidak bisa menikah dengan Kak Nia, kakak harus bisa menerima semua ini. Tapii tidak dengan cara seperti ini..Jangan  buat bibi sedih disana. Ayolah kak... Kembalilah seperti dulu. Buat almarhumah bibi bangga dengan semangat kakak.. Masih ada om Bahar yang membutuhkan dukungan  dari kakak. . "

"Iya Ib...kau sudah bukan seperti Ibra yang dulu kukenal. Setahuku dia pemuda yang tangguh,  tak pernah menangis sekalipun. Justru dialah yang sering membuat orang lain menangis. " Danish muncul membawa senyumnya yang tulus. Mengambil posisi tepat di sampingnya.

The Way Of LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang