AUTHOR POV
Akan datang masa dimana kau tak lagi sama dengan harapanmu sendiri, mimpimu sendiri.
Kau akan menjadi seseorang yang Tuhan inginkan. Dan itulah takdir..Berhenti untuk protes..
Karena hamba Tuhan yang sejati, dialah yang mampu menghadapi hidup di masa lalunya, sekarang dan masa yang Akan datang dengan damai. Tanpa menyalahkan siapapun.
■■■■"Kemana saja kau kemarin Zi..?? " Suara lantang Sarah memecah keheningan perpustakaan yang tengah sepi. Hanya satu dua orang yang menghuninya, sekedar meminjam buku lalu pergi kembali.
Dia segera mengambil posisi tepat bersebelahan dengan pria yang dicintainya itu.
Dan yang ditanya tak merespon, dia tetap fokus menatap layar laptop yang sudah dari satu jam lalu menemaninya.
"Zi... Mr Ahmed mencarimu..."
"Aku tahu" Jawab Razi singkat.
"Lalu..?? "
"Aku harus pergi... " Tegas Razi segera menutup laptopnya. Melenggang pergi.
"Zi.. Kau belum menjawab pertanyaanku.. "
Seperti itulah tabiat Sarah, tidak bisa diam saja melihat keinginannya diabaikan. Ia selalu harus mendapat jawaban.
Razi terhenti, menatap wanita cantik didepannya lesu.
Selepas kecelakaan yang menimpa Nia, Razi harus bolak balik kampus- rumah sakit yang jaraknya lumayan jauh.
Itu sangat menguras energi.
Tapi ia tak pernah merasa sungkan, orangtua Nia membutuhkan dukungan darinya.
"Nia kritis Rah, ada seorang pria yang sengaja membuatnya celaka...aku harus menjenguknya.. "
"Apa?? "
Bola mata Sarah hampir saja keluar, mencuat terlalu tinggi menyembul ke permukaan.
Jelas ia terkejut mendengarnya.
'Ada yang sengaja membuatnya celaka?? '
Gumam Sarah dengan jantung yang terus terpompa.
"Siapa pria itu?? "
"Aku tak tahu. Om Bahar sebagai satu-satunya saksi, istrinya baru saja meninggal. Beliau shock berat, hampir depresi.. "
Tak seperti beberapa menit lalu, Sarah terdiam.
Wajahnya pucat pasi.Ia tahu, pria itu tak lain adalah kakaknya sendiri. Ryan.
Beberapa hari lalu dia sempat memberi Sarah banyak pertanyaan tentang kondisi hubungannya dengan Razi.
Jelas ia menuturkan segala hal yang terjadi, termasuk kehadiran Nia ditengah hubungan mereka.
Dan itu membuat Ryan kalap.
'Aku tak pernah berfikir kak Ryan akan sesadis ini. Dia kakakku, Satu-satunya keluargaku yang tersisa.. Lalu bagaimana jika dia masuk penjara?
Apa yang harus aku lakukan?? '"Apa aku boleh ikut menjenguknya?? "
Razi sempat terdiam, menatap Sarah yang berubah secara tiba-tiba. Lihatlah..dia menangis.
Razi terkesiap, ia harus segera menentukan pilihan apakah ia akan mengajak Sarah bersamanya atau tidak.
"Ok..kau tunggu saja diparkiran sana, biar kupanggil Diba untuk ikut."
"Hah.. Kenapa harus Diba?? "
Sarah tahu.. Dia tak pernah beres jika berurusan dengan sepupu Razi itu.
"Hhhhh... "
■■■■
Ibra tengah mencoba beberapa kali menghubungi Razi.
Mulai dari menelfonnya melalui nomor seluler yang dulu pernah ia dapat Sebelum mereka terpisah sekian lama. Tapi nihil hasilnya, nomor itu sudah terblokir.
Begitupun dengan pesan email, tweet, DM atau segala jenis pesan ia sampaikan. Tapi tetaplah, Razi tak menjawab.
Bahkan mungkin dia sudah tak pernah lagi berkecimpung dalam dunia maya. Terlihat dari terakhir kali ia mengupdate postingannya .
Hampir dua tahun yang lalu."Bagaimana aku bisa mendengar langsung penjelasan Razi mengenai semua masalah ini?? Tak mungkin aku menemuinya di rumah sakit.."
Emosi Ibra tengah tak menentu, setelah pagi ini dia menemui wanita misterius yang membawa kabar tentang hubungannya dengan Razi yang kandas karena kehadiran Nia diantara mereka.
"Ohh.. Danish.."
"Haloo Danish... " sergah Ibra tak sabaran.
"Ibra... "
Ada sendu di nada ucapan Danish.
"Kenapa Nish... Apa Nia baik-baik saja..?? "
"Semuanya tengah kacau..datanglah kemari Ib... "
Ibra terdiam, tak lagi berselera menanyakan dimana Razi berada.Pikirannya kembali tertuju pada Nia.
Dan tentunya, perasaanya yang masih sama.
Ia tak bisa begitu saja membuang Nia jauh dari pikiran dan hatinya.Nia masih seutuhnya menguasai jiwa Ibra.
#end of part 26
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way Of LOVE
RomanceNia tak tahu harus menyalahkan siapa, ketika cinta yang ia pilih dengan hati nuraninya tiba-tiba ditentang oleh kedua orangtuanya. Mereka bahkan tak segan membuang Nia jauh dari kehidupan mereka, jika Nia masih bersikukuh pada pilihannya. Acara lama...