RAZI POV
Sudah berapa lama aku menunggu saat-saat seperti ini, dikala mimpiku benar-benar akan terwujud.
Aku masih ragu untuk melangkah, terdiam kaku menatap suasana malam rumah Nia yang begitu indah dengan lampu taman menyorot pada sebagian tanaman hias di pekarangan. Aku suka rumahnya, begitupun penghuninya.
Sudah jam 8 malam.
"Mau masuk tidak??" Ibu menyenggol pelan pundakku, hmmmm...
"Pastinya laa bu...percuma saja dari kemarin persiapan, ini ya itu sampai nginep di kota orang segala kok malah ngga jadi.." aku menekuk wajahku.
Ibu malah memberiku senyum manis..aku tak tahan melihatnya, malam ini beliau begitu berbinar..
Lengkap sekali kebahagiaanku
Suara klakson mobil lain membuat kami tersentak kaget.
" siapa itu yah?? Apa ayah bawa rombongan??"
Ayah mengacuhkanku dan segera meninjau si pemilik mobil.
"Om prasssssss..!!!!!!!"
Ayah terkejut bukan main mendengar teriakan perempuan yang rupanya Adiba.
Hahahaha...lucu sekali.
"Astaghfirullah Diba........kalau om jantungan gimana haahhh!!!!"
Hhhh...mulai lagiii
"Ya maaf om...Diba reflek lo...dari tadi menahan luapan emosi..kak Razi sii..."
"Lohh kok aku.....???"
"Iya lahhh...Kan Diba tadi ngomong...buat ditungguin...malah nylonong aja.....untung aku lumayan hafal jalan."
"Iya dehhh...maaf juga...kakak nggak inget kamu looo...beneran."
Diba merajuk, tak mau menatapku
"Okk..mentang-mentang yaa..!!"
"Husshhhh...sudahlah...nggak baik malam-malam bertengkar, mengganggu yang lain..udah ayo masuk.."
Suara Ibu begitu menenangkan. Membuat kami diam seketika.
"Ehh tunggu om, tante..."
Diba menghentikan langkah kami yang mulai tersusun rapi.
"Kenapa??" aku menyela.
"Kayak kenal rumah ini..
Aku tak menjawab, hanya membiarkan alisku terangkat.
"Ini rumah mbak Nia ya..???"
Aku masih acuh .
"Iya Diba..." jawab Ibu ramah.
"Haaaaaaa......"
"Ssstttt..." aku tak suka berurusan dengan satu anak ini, kalau saja dia adik kandungku, sudah kulempar dia jauh-jauh..tapi sayangnya bukan..
"Sudahlah...jangan berisikk" ayah kembali melangkah membiarkan kebingungan Diba. Hahahaha
Pak Ilyas menyapa ramah diambang pintu, mempersilahkan kami masuk dan duduk beriringan di ruang tamu minimalis miliknya.
"Kenapa kak Razi nggak ngomong siii..." bisik Diba masih saja sibuk mengurusi rasa keponya itu."Emang harus??" jawabku santai .
Diba geram menatapku, dan mencubit kecil lenganku.
"Auwwww....."
Aku mendengus kesal
"Ya kan kalo kakak bilang, Diba bakal mempersiapkan kado istimewa buat mbak Nia..."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way Of LOVE
RomanceNia tak tahu harus menyalahkan siapa, ketika cinta yang ia pilih dengan hati nuraninya tiba-tiba ditentang oleh kedua orangtuanya. Mereka bahkan tak segan membuang Nia jauh dari kehidupan mereka, jika Nia masih bersikukuh pada pilihannya. Acara lama...