Ingat untuk selalu follow, vote, and comment cerita ini, sangat berarti buat Author🙂
Typo bertebaran!!
Happy enjoy this chapter❤
***
'Dimana sih si cupu itu, beraninya dia awas lo cupu' hati Bella panas ketika mendapat notif dari seseorang.
Bella berjalan sambil memerhatikan dimana Arin berada. Tiba-tiba langkahnya terhenti, ketika di depannya ada adegan yang membuat hatinya terbakar.
Kak Arion berpelukkan dengan si cupu Arin. Bella mengepal kuat kedua tangannya dan matanya memerah berair, 'ini tak boleh dibiarin,' batin Bella.
Ketika Kak Arion hendak berbalik, entah itu kenapa, Bella juga ikutan menghindar dengan bersembunyi di balik tanaman berbunga, dia berjongkok disana, sementara matanya tetap menatap tajam pada Arin yang kelihatan tenang duduk di bangku itu.
Bella keluar dari persembunyiannya, dia maju menghampiri Arin dan mencengkram pundak Arin kuat.
"Akh," rintih Arin.
Bella menatap marah pada Arin yang meringis kesakitan.
"Lo, masih sanggup nantang gue, HA!!" Bentak Bella di depan wajah Arin yang terlihat ketakutan.
"Lo harus kena akibatnya karena masih sanggup mendekati Kak Arion gue,"
Bella menarik Arin menuju suatu tempat, yang pastinya Arin tidak tahu dimana. Arin pun juga menahan kesakitan karena barusan terjatuh.
Bella membawa Arin ke sebuah lorong yang jauh dari taman itu tentunya. Lorong gelap, sempit, dan bau karena disamping-sampingnya ada tong sampah berjejer.
"Le-lepasin... Bella i-ini sakit sekali....hikss, pliss," Arin kesakitan karena tarikan Bella yang kasar.
Bella mendorong Arin, dan lagi Arin kembali terjatuh. Arin merintih kesakitan dan yah dia tak bisa melihat dengan jelas di sekitarnya, karena apa karena tempat tersebut yang gelap. Arin bahkan harus meraba karena tidak bisa jelas melihat.
"Bella,"
"Ya," sinis Bella memandang Arin seperti orang buta, karena Arin yang merangkak mencari pertolongan.
"Ini di-dimana redup banget, kamu dimana Bella," Arin masih meraba jalan dan dia memegang sepatu, tentunya sepatu milik Bella.
Tapi Bella menghindar dan dia malah menginjak telapak tangan Arin dalam mode ringan.
"Akhh, lepass Bella hikss....sakit.....ini....sakit, akhh tolong...." Arin merintih kesakitan.
Bella mendecak, dan melepas pijakan kakinya pada Arin. Arin langsung memegang tangannya yang kesakitan bahkan dia rasa kalau tangannya tergores karena pijakan dari Bella.
Bella mensejajarkan dirinya dan berucap mengancam Arin sungguh-sungguh.
"Lo dalam masalah sekarang," setelah berkata demikian Bella meninggalkan Arin sendirian di lorong gelap itu.
"Bell!!, Bella!!" Arin berteriak memanggil Bella.
Tidak ada sahutan yang membalas Arin, berarti Arin ditinggal sendiri. Arin menangis sejadi-jadinya didalam lorong nan sepi dan bau tersebut.
***
Arion menemukan kacamata Arin, dan beranjak menghampiri Arin tentunya, namun sesampainya disana, Arion tidak menemukan Arin di tempat, lalu dimana dia?
Arion berjalan dan mencari Arin disekitar taman dan area Bazar, nihil tidak ada Arin di tempat tersebut.
Arion terpaksa mengeluarkan HP dari sakunya dan menelpon Arin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light In Your Heart [TAMAT]
Teen Fiction[ BELUM DIREVISI ] Akhirnya yang aku impikan bisa kuliah di Jawa terwujud juga walaupun harus meninggalkan keluarga, dan teman-temanku yang kusayangi. Aku pun juga seharusnya harus menjadi orang yang mandiri dan membanggakan keluargaku terutama ayah...