LIYH~43 Arion Kecelakaan

152 73 300
                                    

Ingat untuk selalu follow, vote, and comment cerita ini, sangat berarti buat Author🙂

Typo bertebaran!!

Happy enjoy this chapter❤

***

"Rin." Panggil Hendric.

"Hiks... hikss." Arin masih menangis walau mereka sudah berhenti di parkiran hotel.

"Hem... kau beneran mau pulang bersamaku?" Ujar Hendric.

Arin hanya bisa diam dan membuat Hendric mesti sabar.

"Kau tau beberapa jam lagi aku bakal balik ke Sumatera dan melihatmu seperti ini aku rasa gak sanggup Rin, kau tau seperti ada beban yang gak bisa lepas jika melihatmu seperti ini jika aku meninggalkanmu" Ucap Hendric.

"Bukankah kau sangat menyukai kampusmu Rin, seharusnya kau tetap berjuang." Lanjutnya.

"Hikss... tapi Hend aku seperti tidak mampu untuk bertahan di Kampus itu, banyak sekali cemoohan, hinaan kepadaku apalagi aku sendiri di kota ini." Curhat Arin.

"Aku tau Rin dan aku memahaminya, bukankah sudah kubilang jangan dengar omongan mereka."

"Apa yang kau bilang itu aku sudah laksanakan Hend, tapi tetap saja aku gak sanggup mendengar mereka, setiap hari aku berharap aku bisa kuliah dengan tenang dan tentram nyatanya tidak Hend, hari-hariku dipenuhi tangisan dan sekarang aku pun menangis hiks..." keluh kesah Arin dia luapkan pada Hendric.

"Bukankah dia akan menjagamu Rin, kau bahkan membelanya dan memilih mengacuhkanku, seharusnya hari ini kau tidak seharusnya menyia-nyiakan air mata sedih ini." Hendric mengulurkan tangannya dan menepis air mata Arin yang mengalir.

"Dia jahat." Ketus Arin.

"Apa!" Hendric tersontak dan memandang Arin.

"Dia jahat, dia hanya bisa mempermainkan hati orang, kau benar Hend. Dia bukan orang yang baik untukku." Sendu Arin.

"Dia berani-beraninya aku bakal beri dia pel-"

"Ngga usah Hend, jangan sia-siakan tenagamu untuk dia. Biarkan dia dan jangan berurusan dengannya lagi. Aku pun juga tak ingin melihatnya bahkan dari jauh sekalipun Hend, aku sudah sakit hati dan aku sekarang membuat sebuah keputusan, haa.." Arin memberi jeda.

"Aku mau ikut denganmu dan pergi dari sini, aku hanya ingin hidup bersama Bibi," Senyum sendu Arin.

Hendric menatap Arin serius, benarkah Arin menginginkan ini. Bagaimana dengan cita-cita yang ingin dia raih.

"Kau gak mau mengapai cita-citamu Rin?" Tanya Hendric.

"Aku hanya ingin bahagia Hend itu saja sudah cukup bagiku." Ikhlas Arin melepas cita-citanya menjadi pembisnis sukses.

"Serius?"

Arin mengangguk yakin dengan pilihannya.

"Jangan menyesal dengan keputusanmu itu."

"Iya."

"Yakin."

"Iya Hendric Alskar Wijaya."

"Baiklah kalo gitu kau harus mengemasi barang-barangmu, nanti aku akan suruh sekretarisku untuk mengurus pencabutan mahasiswamu."

"Hemm."

"Baiklah kita pergi."

***

Arion menaikkan laju motor nya dengan cepat menuju lokasi dimana Arin berada. Dia menyesal karena telah membentak Arin dengan kasar bahkan melukai hatinya sangat dalam.

Light In Your Heart [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang