Ingat untuk selalu follow, vote, and comment cerita ini, sangat berarti buat Author🙂
Typo bertebaran!!
Happy enjoy this chapter❤
***
Arion mengandeng tangan Arin menuju rooftop Kampus. Suasana saat ini cerah, awan sedikit menghiasi langit. Arin hanya bisa diam dan tak mengerti kenapa Kak Arion kembali membawanya ke tempat itu.
Yang dia takutin adalah jika untuk ke beberapa kalinya dia akan mengalami sakit hati dan pedih. Arion berbalik menghadap Arin, dia ingin sekali memuji Arin yang kelihatan sangat cantik, tapi sayang dia sudah ada yang punya.
"Apa maumu?" Dingin Arion.
Arin hanya bisa terdiam dan tertunduk, jarinya disematkan ke jari lainnya. Dia tidak tau harus bilang apa pada Kak Arion. Jujur, Arin hanya ingin Kak Arion tidak membentaknya kali ini.
"Kenapa lo masih nekat untuk datang, jelas gue sudah katakan lo bukan pasangan gue." Dingin Arion menyebut Arin sebagai pasangannya.
Arin kali ini diam tidak berkutik mulutnya serasa terkunci rapat. Hatinya sakit mendengar ucapan Kak Arion barusan. Matanya sudah berkaca-kaca, dia emang salah karena masih mau berhadapan dengan Arion.
Arion sadar kini dan lagi dia telah menyakiti hati Arin. Dia tidak ingin Arin terluka, tapi hatinya serasa sakit sejak dia tau Arin sudah milik orang.
Arion merendam emosinya dan langsung menarik Arin ke pelukkannya.Arin terkejut ketika dia dipeluk oleh Kak Arion. Arion bahkan mengelus rambut Arin lembut.
"Maap, gue terlalu kasar sama lo." Seru Arion. Arin hanya bisa diam dan dia gak berani membalas pelukkan Kak Arion.
"Gue sudah terlambat untuk mengatakan ini." Serius Arion yang masih memeluk Arin.
Arin masih mencerna ucapan Kak Arion, dia melepas diri dari pelukkan Arion dan memandang lirih. Arion memejamkan matanya sesaat, 'bolehkah aku egois sekali saja, untuk cinta?' Hati Arion berbicara.
"Gue menyukai lo Karina." Selepas mengatakan hal itu Arion berbalik dari hadapan Arin, hatinya serasa sakit dan terselip lega mengatakan hal itu.
Arin tersontak, 'kakak menyukaiku' hati Arin bergejolak.
Hening terjadi di antara mereka, Arion sudah tau pasti Arin mengira dia gila karena berkata hal konyol. Sedangkan Arin dia masih berpikir untuk bertindak, apakah dia harus menolak atau mengatakan yang sebenarnya.
"A-aku juga me-menyukai kakak." Suara pelan dan gugup Arin mengatakan kalo dia suka sama seniornya.
Arion tersentak dan dia berbalik menghadap Arin. Memandang heran padanya walau dalam hati Arion, dia merasakan bahagia. Arin langsung tertunduk tak berani menatap Seniornya. Jantungnya berdetak sangat cepat, pelipisnya mengeluarkan keringat dan tangan begitu kakinya gemetar.
"Ta-tapi lo sudah punya pa-"
"Di-dia se-sepupuku." Gugup Arin.
Arion membelalakan matanya, sungguh apakah saat ini dia bermimpi. Sepupu? Yang benar saja makanya dia kelihatan gembira karena saudaranya datang. Itu pun lo bodoh Ar.
"Ja-jadi?" Gantian Arion ikutan terbata-bata. Dia sadar keadaan sekarang gak cocok untuk menyatakan perasaannya lebih dalam.
"Ahm.."
Grep...,
Arion kembali mendekap Arin ke pelukkannya. Sungguh dia sangat-sangat lega, hatinya tenang. Arin yang justru tak tenang karena Kak Arion kembali memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light In Your Heart [TAMAT]
Novela Juvenil[ BELUM DIREVISI ] Akhirnya yang aku impikan bisa kuliah di Jawa terwujud juga walaupun harus meninggalkan keluarga, dan teman-temanku yang kusayangi. Aku pun juga seharusnya harus menjadi orang yang mandiri dan membanggakan keluargaku terutama ayah...