LIYH~61 Untuk Terakhir Kalinya

71 40 462
                                    

Ingat untuk selalu follow, vote, and comment cerita ini, sangat berarti untuk Author 🙂

Typo bertebaran!!!

Happy enjoy this chapter

***

Hanya tinggal menghitung hari aku berada di kota ini, kota yang penuh dengan kenangan indah dan pahit. Aku harap kepergianku ini bisa membuatnya teringat bahwa aku pernah sekali meninggalkannya dalam kekecewaan yang kembali terulang seperti sekarang.
___________________________________
~Arin

Sejak hari itu aku tidak pernah lagi berjumpa dengannya, apakah dia sudah benar pergi menghilang untukku?
__________________________________
Arion~

***

Hari ini adalah hari terakhirnya di Kampus. Arin juga tidak mengikuti pembelajaran di Kampus untuk terakhir kalinya, melainkan ia kini sedang mengurus pencabutan diri nya sebagai mahasiswi Kampus.

Awalnya Arin sempat ragu jika Kepala Rektor Kampus tidak mensetujui pencabutannya. Namun ternyata itu disetujui dengan alasan bahwa Arin akan melanjutkan pendidikan di luar negri.

Akhirnya urusan dia di Kampus telah selesai. Sekarang dia bukan lagi mahasiswi Kampus tersebut, melainkan hanya orang biasa yang datang berkunjung. Karena ini adalah hari terakhirnya di Kampus tersebut, Arin berinisiatif untuk menggunakan waktunya berjalan-jalan di area taman. Taman Kampus adalah tempat favoritnya.

Arin kemudian terduduk di bangku taman. Sekilas Arin mengulas senyumnya, karena mengingat masa lalu. Dia ingat betul bahwa di bangku inilah ia sering menangis. Arin termenung beberapa saat hingga suatu suara memanggil namanya.

"Arin," panggilnya.

Arin menoleh dan dia tersenyum pada orang tersebut. "Kak Brian," balasnya dengan pelan.

Brian berjalan dan menghampiri Arin. Brian heran karena sekarang ini masih jam pelajaran dan seharusnya tidak ada mahasiswa ataupun mahasiswi yang berkeliaran keluar dari ruangan kelas.

"Kamu ga belajar? Bukankah ini masih jam belajar bukan jam istirahat, kenapa di sini?" tanya Brian.

"Ahm ... begini kak, ada sesuatu yang ingin aku katakan. Beruntung aku bisa menjumpai kakak sekarang," ucap Arin.

"Benarkah? Kalau gitu kamu mau ngomong apa?" Brian pun duduk di samping Arin. Lalu Arin tampak sibuk dengan tas nya dan mengeluarkan sesuatu, seperti bungkusan kado pikir Brian.

"Ini untuk kakak, di terima ya," ujar Arin. Ia menyodorkan sebuah kado itu pada Kak Brian.

"Untukku? Aku tidak ulangtahun hari ini. Kamu bercanda ya," balas nya.

"Ini hadiah perpisahan dari aku untuk kakak. Kakak terima ya."

Deg!

"Perpisahan? Kamu mau kemana?" Brian tampak tidak setuju dengan ucapan Arin barusan.

"Aku mau pulang ke kampung halaman aku kak," balas Arin. Brian mengerutkan keningnya dan menjawab Arin, "Hanya sementara bukan?"

"Engga kak ini untuk selamanya."

"Apa?! Kenapa? Kamu ga suka di sini? atau jangan-jangan karena dia maka nya kamu mau pergi menjauh?" Rentetan pertanyaan Brian membuat Arin binggung untuk menjawabnya, sedangkan yang memberi pertanyaan terlihat ingin tahu mengapa Arin harus pergi.

Light In Your Heart [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang