Ingat untuk selalu follow, vote, and comment cerita ini, sangat berarti buat Author🙂
Typo bertebaran!!
Happy enjoy this chapter❤
***
Setelah sampai di kostannya dan masuk ke kamarnya. Arin pun terduduk di kasurnya. Pandangannya beralih ke bawah, satu tetes air jatuh di pakaiannya. Cengeng, iya Arin orangnya sangat rapuh mengenai hati.
Dia sudah rela menerima kenyataan yang ada. Namun, hatinya ga sanggup memendam semua. Sulit rasanya menghadapi perasaan yang sudah lama ada singgah di hati.
Sekarang Kak Arion tidak akan pernah mengingat dirinya, mengingat bahwa jikalau senior itu pernah menaruh suka padanya. Dan sekarang kehadiran dia, Arin rasa takdirnya tidak akan pernah berujung bahagia.
"Hiks... cukup Rin, cukup sudah jangan menangis. Kuatin dirimu, kuatin dirimu," Tegar Arin.
Dia harus kuat dan harus bertahan. Masih panjang kisahnya di perkuliahan dan Arin tak ingin terus berlarut dalam perasaanya. Arin kemudian mengambil tas dan laptop nya untuk membuka sesuatu yang bisa membuatnya sibuk.
Di sebuah kafe, dengan pakaian casualnya, Brian memasuki kafe tersebut. Dan dia berjumpa dengan seseorang. Brian menggeser bangkunya untuk bisa duduk dan berhadapan dengannya.
"Gue butuh bantuan dari lo." Ucap Brian dengan menatap serius di depannya.
"Ban-bantuan apa kak?" Ucapnya gugup.
"Bantu gue atau lo bisa kena imbasnya," balasnya.
"Imbas maksud kakak apa?" Tanyanya.
Brian menunjukkan sesuatu dari HP nya pada orang itu. Dan reaksi dari orang tersebut syok. Dia kaget ketika video itu berputar memperlihatkan dirinya terdiam melihat reaksi seorang Bella mendorong Arin masuk ke toilet dengan kasar.
Brian pun mengepause video itu dan menatap curiga padanya. Menatap dingin dan tajam, membuat Cinta membeku di tempat. Jangan lupa jantung dan hatinya yang terus berdetak tidak karuan.
"Gu-gue tau ka-kalo itu tindakan yang sa-salah kak, ta-tap-"
"Maka dari itu gue butuh bantuan dari lo,"
"Bantu a-apa kak?"
***
Di Kampus yang sudah dipenuhi mahasiswa, terdapat Bella dan Luna yang sedang duduk di atas meja kelasnya. Memakan sebuah benda lengket berwarna pink tentunya. Bella menatap angkuh pada setiap orang yang berlalu-lalang masuk ke dalam kelas.
"Ck, Cinta mana sih?! Ishh dia tu ga ada otak ya. Siapa yang bakal angkat tas gue ck," kesal Bella yang membuang permen karetnya sembarang di lantai dan tak sengaja ada yang terinjak bekasnya.
Orang yang menginjak permen karet bekas itu pun mendongak dan memandang Bella dengan tatapan orang binggung. Itu pun mengundang perhatian seorang Bella, bagaimana tidak orang itu berani memandang seenak jidat.
"He! Napa natap gue ha. Dasar cupu." Ketus Bella menatap cowo berkacamata itu dengan sinis.
"Ngga ada kok." Balasnya.
"Bel, dia sepertinya mahasiswa baru deh. Gue gak pernah melihatnya di kampus ini." Ucap Luna.
"Oh ya? Jadi gue harus bilang WOW gitu." Ketus Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light In Your Heart [TAMAT]
Novela Juvenil[ BELUM DIREVISI ] Akhirnya yang aku impikan bisa kuliah di Jawa terwujud juga walaupun harus meninggalkan keluarga, dan teman-temanku yang kusayangi. Aku pun juga seharusnya harus menjadi orang yang mandiri dan membanggakan keluargaku terutama ayah...