Ingat untuk selalu follow, vote, and comment cerita ini, sangat berarti buat Author🙂
Typo berterbaran!!
Happy enjoy this chapter❤
***
Arion tiba di rumahnya, dia melepas helmnya dan masuk kedalam. Arion melihat ayahnya yang sedang sibuk nelpon dengan seseorang. Arion memilih cuek dan menghindar, namun sepertinya ayahnya sudah selesai menelpon dan tahu kehadiran anaknya."Ar, ayah mau bicara samamu." Ucap Edward.
"Gue cape, mau istirahat." Ketus Arion yang bergegas masuk ke kamarnya.
Edward hanya bisa menghela napas. Tidak tampak akrab dengan anaknya merupakan konsekuensi Edward. Bagaimana tidak dia jarang sekali bertemu dengan anaknya dan istrinya. Tuntutan Perusahaan yang harus dia pertahankan demi Arion anak semata wayangnya sebagai pewaris 'HERVANS CORE COMPANY' dia harus menjaganya apapun itu.
Arion yang sudah masuk ke kamarnya, menjatuhkan badannya ke sofa dan menutup mata. Entah kenapa hari ini terasa melelahkan baginya apalagi bertemu dengan ayahnya.
"Haaaaaa." Keluh Arion.
"Capek gue." Arion yang kelelahan pun akhirnya terlelap dalam tidurnya dengan keadaan duduk dengan menaikkan satu kakinya di meja.
***
Arin merasa senang karena tiba" dapat notif dari Kak Brian.
'Gws Rin' begitulah chat dari Kak Brian.(Singkat namun berarti bagi Arin).
"Aku harus balas apa yah." Binggung Arin.
"Ah makasih kak ucapannya..." Arin berpikir.
"Ah berlibet atau makasih, Kak Brian." Pikirnya.
"Ah Alay, ishh lama-lama ga jadi jadi nih, sudah lah buat 'makasih kak' pake emoticon angel." Final Arin hanya demi membalas chat itu.
Arin meletakkan kembali HP nya dan keluar dari kamar, pas saat itu juga si Rika baru pulang.
"Rin, lo kok ga ada di Kampus?, gue cari" lo di sana tapi lo ga ada, apa lo bolos?" Tanya langsung Rika menuntut.
"Eh e-eh ada apa nih!" Teriak Pita habis dari dapur.
"Ngga ada Pit, gue cuman nanya ke Arin dia tuh engga ke Kampus?" Ujar Rika.
Pita menatap Arin, Arin memberi kode dengan mengedipkan matanya untuk merahasiakan masalah yang Arin alami.
"Ke Kampus kok cuman Arin bilang ke gue dia lagi ga enak badan makanya dia balik kesini, makanya lo gak jumpa dia disana." Pernyataan yang Pita berikan 100% bohong, Arin tak mau masalah itu diketahui Rika cukup Pita yang tahu semua itu.
"Ha.. iyadah gue gerah nih misi mo mandi." Rika menebas menggunakan tangannya.
"Ya elah." Pita memutar bola matanya malas.
Arin dan Pita duduk di sofa sambil menonton TV, lalu datanglah Rika yang mengeringkan rambutnya dengan handuknya duduk di samping Arin yang fokus menonton TV.
"Gess gue cuman mo bilang karena kelen ga datang ke Kampus tadi." Sahut Rika.
"Iya apaan tu." Balas Pita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light In Your Heart [TAMAT]
Teen Fiction[ BELUM DIREVISI ] Akhirnya yang aku impikan bisa kuliah di Jawa terwujud juga walaupun harus meninggalkan keluarga, dan teman-temanku yang kusayangi. Aku pun juga seharusnya harus menjadi orang yang mandiri dan membanggakan keluargaku terutama ayah...