Y/n berjalan menuju ruangannya, hari ini adalah hari pertama ia kembali bekerja. Tak banyak yang berubah, tetap sama dan y/n suka itu.
Baru saja y/n duduk di kursinya, ponselnya berdering dengan keras. Yang membuat pemiliknya terkejut bukan main.
"Astaga, pasti Kevin nih yang ngubah volume nada deringnya" gumam y/n sambil mengelus dadanya.
Y/n mengambil ponselnya, kemudian melihat siapa yang menelponnya di pagi hari ini.
"Kartika?" Tanya y/n pada dirinya sendiri, tanpa pikir panjang y/n langsung mengangkat telpon tersebut.
"Halo"
"Y/n, kamu bisa datang bersama Kevin ke alamat yang aku kirim?"
"Alamat apa? Kemana?"
"Pokonya kamu ke alamat itu, pakai baju hitam ya"
"Ya? Baju hitam? Ada apa sebenarnya?"
"Nanti kamu juga tahu, aku tutup telponnya"
Sambungan terputus secara sepihak, y/n langsung melihat alamat yang dikirim oleh Kartika. Y/n mengerutkan dahinya, air wajahnya pun sangat kebingungan.
"Sepertinya aku familiar dengan alamat ini" gumam y/n.
Y/n mengotak atik ponselnya, ia mengirim pesan kepada Kevin untuk bersiap. Beruntung hari ini Kevin sedang libur.
Setelah mengabari Kevin, y/n bergegas menuju apartemennya untuk mengganti pakaiannya. Selama perjalanan, perasaannya terasa begitu tidak nyaman. Seperti ada yang mengganjal.
"Semua akan baik baik saja, huft" gumam y/n yang meremas pelan stir mobilnya.
Beberapa saat kemudian y/n sudah sampai di gedung apartemennya, ia bergegas menuju unit apartemennya.
Sesampainya di unit apartemennya, ia disambut Kevin yang sudah berpakaian yang di dominasi hitam.
"Noona, kita mau kemana memangnya?" Tanya Kevin.
"Sebenarnya Noona juga kurang tau, tapi sepertinya ini mendesak. Kamu tunggu sebentar, Noona mau ganti baju dulu" ujar y/n yang diangguki Kevin.
Kevin duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. Beberapa saat kemudian, y/n keluar dari kamar. Ia memakai pakaian yang senada dengan Kevin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Skip
Mereka sudah sampai di alamat yang diberikan oleh Kartika. Disana banyak mobil yang terparkir dengan rapi, beberapa karangan bunga.
Y/n membaca salah satu karangan bunga, setelah selesai membacanya y/n langsung menutup mulutnya karena keterkejutannya. Tak beda jauh dengan y/n, Kevin nampak terkejut.
"Kevin, bilang ke Noona kalau ini cuma mimpi" ujar y/n dengan lirih, air matanya keluar perlahan.
Kevin merangkul bahu y/n, mengelusnya pelan. Keduanya berjalan perlahan menuju rumah duka.