Kid

4.1K 367 8
                                        

"Jadi?" Tanya y/n.

"Aku mengajukanmu sebagai asisten pribadiku, dan pimpinan menerimanya. Apa kau menginginkan posisi ini?" Tanya Yohan.

"Aku sih tidak apa apa, yang penting bagiku pekerjaan itu berhubungan dengan musik" ujar y/n sambil tersenyum.

"Baguslah, kalau begitu pulang lah" ujar Yohan.

"Tapi" belum menyelesaikan kalimatnya, namun y/n sudah disela oleh Yohan.

"Pulanglah, sekarang kau asistenku jadi menururtlah" ujar Yohan.

Y/n menururtinya, ia berkemas dan pulang ke apartemennya.

Sesampainya di parkiran, y/n langsung menuju lift untuk menuju lantai apartemennya. Namun, saat sudah dekat dengan lift. Y/n melihat sebuah kaki yang berada dekat dengan tumpukan kardus.

Karena penasaran y/n pun mendekati kardus tersebut. Saat sudah sampai ia dapat melihat dengan jelas, seorang anak laki laki pingsan dengan keadaan yang berantakan.

Tak pikir panjang, y/n langsung menggendong anak tersebut dan mengantarkannya ke rumah sakit. Ia memangku anak itu sampai ke rumah sakit.

Sesampainya di depan IGD, y/n langsung turun dan membawa masuk anak laki laki itu.

"Suster tolong" ujar y/n sedikit berteriak.

Suster tersebut langsung membantu membaringkan anak laki laki itu di ranjang IGD. Datanglah dokter dan memeriksa keadaan anak laki laki itu.

"Apa dia tidak meminum obatnya?" Tanya dokter tersebut.

"Obat? Obat apa?" Tanya y/n heran.

"Kenapa kamu yang membawa anak ini kesini? Kemana orang tua dari anak ini?" Tanya dokter tersebut tanpa menjawab pertanyaan dari y/n.

"Saya tidak tau apa apa, tadi saat saya ingin menuju lift saya melihat anak ini. Memangnya dia sakit apa?" Ujar y/n dengan kebingungan nya.

"Bener bener orang tua tak bertanggung jawab" gumam dokter tersebut.

"Baiklah sebenarnya anak ini memilik penyakit depersonalisasi, sampai sekarang ia sangat bergantung kepada obat obatan" ujar dokter tersebut.

"Apa harus menggunakan obat? Bukannya jika pasien dibawah umur akan mendapatkan perawat selain dengan bahan kimia?" Tanya y/n dengan sedikit khawatir dengan anak laki laki tersebut yang mendapat bahan kimia yang harus ia minum setiap penyakitnya kambuh.

"Sebenarnya kami juga tidak ingin memberinya obat, tetapi sang ibu dari anak tersebut hanya menginjinkan anaknya meminum obat" jelas dokter.

Y/n hanya bisa menutup mulutnya, ia tak habis pikir dengan ibu dari anak itu. Apa yang ada dipikirannya.

"Dokter siapa nama wali dari anak ini? Aku akan menghubunginya, sepertinya anak ini tinggal di apartemen yang sama denganku" ujar y/n.

Dokter tersebut membuka data pribadi dari anak tersebut.

"Ibu dari anak ini bernama Ratu Kartika dan ayahnya bernama Ardi Saputra" ujar dokter yang sukses membuat y/n sangat terkejut.

"Baiklah, apakah perlu rawat inap?" Tanya y/n.

"Aku anjurkan untuk dirawat inap"

"Baiklah berikan kamar VVIP" ujar y/n.

"Semua akan diurus oleh suster" ujar dokter tersebut lalu pergi.

Y/n pun menghampiri anak laki laki tersebut dan mengelus lembut kepala anak tersebut. Entah dari mana dorongan itu muncul, y/n mengecup kening anak laki laki tersebut layaknya seorang kakak kepada adiknya.

Tiba tiba datanglah seorang suster sambil membawa papan yang berisi kertas persetujuan.

"Apakah keluarganya sudah datang?" Tanya suster tersebut.

"Saya yang akan menggantikan wali dari anak ini, saya kakaknya" ujar y/n.

Y/n pun mengisi data pribadi dirinya sebagai pengganti wali dari anak tersebut. Saat mengisi ia melihat nama anak tersebut "Kevin Purnama". Y/n tersenyum tipis, dan melanjutkan menulis beberapa data pribadinya.

Y/n dan Kevin harus menunggu beberapa saat di ranjang IGD sambil menunggu ruang rawat inap siap. Y/n terus menggenggam tangan kecil Kevin, seperti takut kehilangan jika di lepas.

Skip

Sekarang y/n dan Kevin sudah berada di kamar inap. Seperti kata dokter, Kevin akan bengun beberapa menit kemudian.

Y/n tetap setia menunggu Kevin terbangun. Dan penantiannya berbuah manis, karena Kevin sudah membuka matanya walau hanya sedikit.

"Kevin sudah bangun?" Tanya y/n tetap menggunakan bahasa Korea.

Kevin terdiam, raut wajahnya berubah menjadi bingung. Y/n mengernyitkan dahinya.

(Memakai bahasa Indonesia)

"Kevin udah bangun?" Ulang y/n menggunakan bahasa kelahirannya.

Kevin menganggukan kepalanya, y/n tersenyum lembut.

"Kevin mau apa?" Tanya y/n sambil mengelus rambut Kevin pelan.

"Minum" ujar Kevin dengan lemah.

Y/n pun memberikan minum dan membantunya untuk meminumnya. Setelah selesai y/n kembali mengelus pelan tangan Kevin.

"Kakak siapa?" Tanya Kevin.

"Panggil aja kak Chessy" ujar y/n.

"Kevin enggak pernah di elus tangannya sama mama" ujar Kevin sambil melihat tangannya yang diusap oleh y/n.

"Memangnya mamanya Kevin kemana?" Tanya y/n.

Kevin hanya terdiam, y/n pung hanya tersenyum manis.

"Yasudah Kevin sekarang istirahat dulu ya" ujar y/n.

"Iya, kak Chessy tetep disini kan?" Tanya ke Kevin.

"Iya sayang"

Kevin pun menutup matanya, y/n mengelus pelan kepala Kevin supaya Kevin bisa cepat tidur.

TBC
Thx
Xoxoxo

Y/n Daily ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang