Getting to Know More (1)

4.1K 359 3
                                    

Seperti pagi pagi sebelumnya, y/n selalu menyempatkan untuk joging di sekita apartemennya. Namun, pagi ini sedikit berbeda. Y/n tak tau ini nasibnya yang buruk atau memang takdir sedang mengujinya.

Ia bertemu denga papanya, Ardi. Y/n yang melihat Ardi sedang duduk sambil meminum air mineral, sama sekali tak ada niatan untuk menyapa. Ia terus berlari melewati Ardi, Ardi menyadari bahwa y/n melewati dirinya.

(Memakai bahasa Indonesia)

"Y/n, kenapa kamu seperti itu kepada papa?" Tanya Ardi sambil mensejajarkan dirinya dengan y/n.

"Maaf saya sudah mengatakan bahwa saya bukan y/n, saya Chessy. Kenapa sih bapak terus terusan manggil saya y/n" elak y/n sambil masih terus berlari.

"Papa tahu kamu itu y/n" ujar Ardi kekeh dengan pendapatnya.

"Bapak kenapa sih? Urus saja perempuan itu, jangan mencampuri kehidupan orang lain" ucap y/n dengan sarkas.

"Y/n kamu harus dengerin penjelasan papa" ujar Ardi sambil mencekal tangan y/n. Y/n langsung menghempaskan tangan Ardi yang berada di pergelangan tangan kanannya.

"Apa yang harus saya dengarkan hah? Apa? Y/n sudah mati di kehidupan tuan, ia hanya hidup di kehidupan mamanya dan kehidupan kerjanya. Y/n sudah mati saat kejadian satu tahun lalu, dan y/n sudah lenyap saat melihat tuan bersama wanita murahan itu" bentak y/n.

"Jangan pernah mengusikku lagi, sebelum tuan menerima akibatnya" lanjut y/n kemudian kembali berlari.

Ardi hanya terdiam, kakinya sama sekali tidak bisa bergerak. Hatinya sakit mendengar penuturan anaknya. Namun, ia berpikir bahwa ia pantas mendapatkannya.

***

Sesampainya di ruangannya, y/n hanya menatap lurus ke layar komputer. Pandangannya nampak kosong, dan raut wajahnya menandakan ia mencapai puncak kesabaran.

Sampai sampai ponselnya yang bergetar pun ia tak menyadarinya. Hingga ia tersadar saat ponselnya bergetar untuk kesekian kalinya.

"Halo y/n, kamu enggak kenapa kenapa kan?"

"Oh Yohan appa, aku baik baik saja. Ada apa?"

"Datanglah ke ruangan ku, setelag aku selesai rapat ada yang ingin ku sampaikan"

"Ne, aku akan kesana sekarang"

Sambungan pun terputus, y/n langsung mematikan komputernya. Y/n keluar dari ruangannya sambil membawa ponsel dan iPad nya.

Sesampainya disana, y/n langsung duduk di sofa sambil menutup matanya. Beberapa saat kemudian pintu terbuka. Y/n langsung membuka matanya, ia kira Yohan yang masuk. Bukan Yohan yang ia lihat, namun salah satu anggota termuda di NCT.

"Oh Chenle, ada apa?" Tanya y/n sambil membenarkan duduknya.

"Aku mencari Yohan ahjussi, apakah dia tidak disini?" Tanya Chenle sambil menutup pintu.

"Dia sedang rapat, tunggulah sebentar lagi mungkin ia sudah selesai" ujar y/n dan mempersilahkan Chenle untuk duduk.

Chenle duduk kemudian memainkan game yang berada di ponselnya. Y/n tersenyum tipis, saat melihat Chenle ia teringat dengan sepupunya yang seumuran dengan Chenle.

"Noona kenapa tersenyum sendiri?" Tanya Chenle yang memergoki y/n sedang tersenyum memandanginya.

"Ah tidak papa, cuma teringat sama sepupuku. Kamu persis banget sama dia, suka main game" ujarmu sambil mengambil iPad nya.

"Kalau Noona mau sih, anggap saja aku adik Noona" ujar Chenle.

"Baiklah, adik kecilku" ujar y/n sambil mengelus pelan rambut Chenle.

Kemudian y/n fokus dengan iPad nya, ia harus mengerjakan pekerjaan yang beberapa saat yang lalu ia tinggalkan. Ditengah mengerjakan, tiba tiba pintu ruangan dibuka. Dan menampilkan sosok pria paruh baya, ia merupakan pemilik ruangan tersebut.

"Oh y/n dan Chenle sudah datang" ujar Yohan sambil berjalan menuju kursinya.

"Chenle kamu mau rekaman kapan?" Tanya Yohan.

"Sekarang tidak apa apa ahjussi" ujar Chenle sambil meletakkan ponselnya di meja.

Yohan pun memerintahkan Chenle untuk masuk di ruang rekaman. Y/n langsung memposisikan disebelah Yohan.

Selama rekaman Chenle membuat beberapa kesalahan yang sama. Y/n pun berniat untuk masuk ke ruang rekaman.

"Appa, aku akan masuk" ujar y/n sebelum mendapat jawaban y/n sudah terlebih dahulu masuk.

Di ruang rekaman.

"Chenle kenapa?" Tanya y/n lembut.

"Maaf Noona, aku tidak fokus" ujar Chenle seperti ingin menangis.

"Sudah tak usah menangis, kalau kamu banyak pikiran cerita ke Noona. Mau break dulu? Terus kamu cerita ke Noona?" Tawar y/n kepada Chenle. Chenle menganggukan kepalanya.

Mereka berdua keluar dari ruang rekaman.

"Sunbae, aku ingin berbicara dengan Chenle, boleh?" Tanya y/n meminta persetujuan.

"Iya tidak apa apa, Chenle ceritakan lah semuanya kepada y/n. Dia pasti akan mendengarkan ceritamu" ujar Yohan, Chenle pun menganggukan kepalanya.

Y/n mengajak Chenle untuk pergi ke cafe yang berada di sebelah gedung agensi. Sebelumnya y/n sudah meminta izin kepada menejer NCT Dream untuk mengajak Chenle keluar.

TBC
Thx
Xoxoxo

Y/n Daily ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang