Justice (1)

3.8K 312 2
                                    

Karena kondisi Karin yang sedikit menurun, y/n akan mengambil cuti untuk beberapa Minggu kedepan. Dan akan memproses hak asuh Kevin secara hukum.

(Memakai bahasa Indonesia)

"Kevin kamu temenin Tante Karin dulu ya, kak Chessy mau melakukan sambungan telpon"

"Iya kak" ujar Kevin.

Y/n keluar dari ruangan Karin dan menutup pintu kamar inap Karin. Kemudian merogoh sakunya guna mengambil ponselnya. Ia menelpon salah satu pengacara kepercayaannya yang ada di Korea.

(Memakai bahasa Korea)

"Halo"

"Ada apa nona?"

"Urus semua berkas tentang pengalihan hak asuh Kevin Purnama, pihak kita harus menang. Aku tak ingin di persidangan orang tuanya yang menang"

"Baik nona, anda bisa mempercayakan kepada saya"

"Oh iya satu lagi, aku ada bukti di rumah sakit Central Seoul. Kevin sempat mengalami depersonalisasi karena ibunya"

"Baik nona"

Sambungan pun terputus, kemudian y/n menelpon Yohan meminta cuti untuk beberapa Minggu kedepan. Untungnya Yohan memberi izin, setelahnya ia menekan beberapa digit angka dan menampilkan nomor Ardi.

(Memakai bahasa Indonesia)

"Halo siapa?"

"Ini aku, sekarang papa dimana?"

"Sedang di Korea, kenapa?"

"Besok aku tunggu papa di cafe dekat rumah sakit Central Seoul"

"Ada apa?"

"Turuti saja"

Y/n langsung mematikan sambungan telpon, kemudian menghela napas panjang dan mengusap rambutnya ke belakang.

***

Sesuai yang y/n katakan sekarang y/n dan Kevin berada di cafe. Mereka berdua atau lebih tepatnya menunggu Ardi. Kevin masih asik dengan buku bahasa Korea miliknya.

Datanglah Ardi dan berdiri di samping meja yang y/n singgahi. Nampak raut wajah Ardi terkejut saat melihat ada Kevin anaknya. Kevin mendongakkan kepalanya, dari raut wajahnya ia tak terlalu merindukan Ardi. Karena Kevin sudah sangat nyaman dengan y/n.

"Kevin" panggil Ardi.

"Iya" jawab Kevin sambil menatap mata Ardi.

Baru saja Ardi ingin menghampiri Kevin untuk memeluknya. Langsung di cegah oleh y/n.

"Jangan sentuh Kevin, duduk" perintah y/n sambil salah satu tangannya melindungi Kevin.

Tanpa bantahan Ardi langsung duduk dan menatap kearah Kevin dan y/n secara bergantian. Y/n sedikit jengah melihat Ardi, tetapi ini adalah satu satu jalannya untuk menjauhkan Kevin dari obat obatan.

"Karena waktu ku tidak banyak aku akan ke inti pembicaraan" y/n mengawali.

"Aku akan mengalihkan hak asuh Kevin kepadaku, aku ingin menghindarkan Kevin dari kelalaian ibu kandungnya" ujar y/n.

"Apa maksudmu? Apa Kartika berbuat salah?" Tanya Ardi tak mengerti.

"Lebih dari salah, sebelumnya apa kau tau Kevin mengidap penyakit depersonalisasi?" Tanya y/n.

"Depersonalisasi? Yang kutahu Kevin hanya mengalami sakit biasa" ujar Ardi, y/n tersenyum miring.

"Kau adalah ayah yang bodoh, selama ini kau sudah dibohongi oleh Kartika. Kevin beberapa bulan yang lalu sudah harus mengonsumsi obat obatan. Seharusnya ia tak meminumnya, tetapi karena ibunya yang tega memberi penyembuhan dengan obat kimia. Padahal masih banyak jalan untuk menyembuhkan penyakit Kevin. Kevin seperti ini karena ia selalu mendapat kekerasan dalan ucapan dan mungkin secara fisik. Aku tak habis pikir kau selama ini kemana? Apa kau tak pernah memperhatikan anakmu ini?" Ujar y/n dengan emosi yang mulai meluap.

Y/n menutup matanya dan menghembuskan napasnya pelan. Kemudian menatap dengan tajam Ardi.

"2 hari lagi sidang akan dimulai, aku harap kau menyiapkan pertahanan. Aku akan rela melepas Kevin kepadamu saat kau menjauhkan Kevin dari ibunya. Ibunya ada wanita gila" ujar y/n kemudian mengajak Kevin untuk kembali ke rumah sakit. Kevin mengikuti y/n tanpa penolakan dan tentu saja tanpa berpamitan dengan Ardi.

TBC
Thx
Xoxoxo

Y/n Daily ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang