Miss her

5.9K 475 2
                                    

Selama 6 bulan ini, Karin layaknya mayat yang bisa berjalan. Terlihat wajahnya yang pucat, rambut yang ditata dengan asal asalan, dan tatapan yang kosong serta dingin tersebut. Ardi sebagai suami pusing harus berbuat apa.

"Sayang, sampai kapan kamu kayak gini?" Tanya Ardi sambil mengusap lembut kepala Karin.

"Entahlah, aku hanya merindukan y/n, sudah 6 bulan anak itu tak mengabari, nomor telponnya tidak aktif, email yang kukirim tak pernah dibalas. Aku khawatir apakah dia baik baik saja disana?" Jelas Karin sambil menerawang jauh.

"Percayalah ia akan baik baik saja, semua ini terjadi karena kesalahanku. Andai saja malam itu aku tak berada di acara itu, andai saja aku mengikuti saranmu untuk menyambut y/n, semua ini kesalahanku" ujar Ardi dengan lesu dan menundukkan kepalanya.

"Sayang ini bukan salahmu, ini semua adalah takdir. Aku yakin kita bisa melaluinya bersama sama dan akan kembali seperti dahulu" ujar Karin sambil menggenggam tangan Ardi.

Skip

Malamnya Karin meminta bantuan untuk melacak keberadaan y/n kepada salah satu karyawan IT nya. Ia sangat berharap dengan cara ini y/n bisa di temukan keberadaannya.

Sembari menunggu Karin duduk di balkon kamar y/n sambil memeluk boneka yang y/n tinggal. Sedangkan Ardi entah kemana, ia tak berpamitan sama sekali dengan Karin. Untuk saat ini Karin tak terlalu memusingkan suaminya, yang ada dipikirannya sekarang adalah y/n anaknya.

3 jam Karin menunggu kabar dari salah satu karyawannya. Akhirnya ada satu panggilan yang bisa membuat Karin tersenyum kembali setelah 6 bulan ini.

"Halo, bagaiaman?"

"Dari data yang kami dapat, nona y/n berada di apartement Seoul center, nona juga memiliki mobil dan selalu pulang lebih dari pukul 10. Setiap hari nona y/n bekerja di kantor SM entertainment, untuk nomor telpon yang baru sudah saya kirim ke nyonya"

"Baiklah, terimakasih atas bantuannya"

"Sama sama nyonya kalau begitu saya undur"

Sambungan pun terputus, Karin langsung menekan nomor telpon milik anaknya. Baru saja ia akan melakukan sambungan namun tangannya berhenti.

"Biarkan dia istirahat dulu, disana mungkin sudah pukul 12" monolog Karin.

Akhirnya ia memutuskan untuk menelpon y/n di pagi harinya.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 4 pagi, Karin tak menemukan Ardi berada di sampingnya. Ia hanya menghela napas dan meraih ponselnya.

Dilihatnya dengan seksama nomor telpon milik y/n, ia menarik napas sedalam dalamnya dan menghembuskan nya pelan. Kemudian ia melakukan sambungan telpon.

Fyi: Karin dan Ardi bisa memakai bahasa Korea.

(Memakai bahasa Korea)

"Halo, siapa?"

Karin hanya terdiam, ia sangat kenal dengan suara ini. Suara anaknya yang ia rindukan selama 6 bulan.

Sedangkan dilain sisi y/n nampak berpikir sebentar dan melihat nama yang tertera di ponselnya. Dan dia merutuki dirinya sendiri, kenapa ia tak melihat siapa yang menelpon.

'aish, cerobohnya aku tak menutup aksesku sendiri dan melihat siapa yang menelpon, bodoh sekali kamu y/n' batin y/n disebrang sana.

"Ini beneran y/n?" Tanya Karin sambil menutup mulutnya menahan tangisnya.

Karin sama sekali tak mendapat jawaban dari anaknya. Hal itu sudah membuat ia menangis dalam diam.

Baru saja Karin ingin berbicara sambungan telpon sudah dimatikan secara sepihak. Buru buru karin menelpon kembali, namun ia kalah cepat dengan y/n. Nomornya sudah diblokir dan ia sama sekali tak bisa menghubungi anaknya kembali.

Pertahanan terakhirnya pun runtuk seketika. Ia menangis sambil menggenggam erat ponselnya.

Semua sudah berakhir pikirnya, walau ia mengganti nomornya y/n akan mengetahui kalau yang menelpon adalah dirinya. Untuk kali ini Karin hanya ingin menangis sambil menerawang jauh.

TBC
Thx
Xoxoxo

Y/n Daily ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang