Keesokan harinya y/n meminta ijin kepada Yohan untuk datang setelah makan siang. Untungnya Yohan memberi ijin, tetapi ia harus memberikan alasan yang logis saat bertemu di kantor nanti.
Y/n sudah sedari tadi bangun, tetapi Kevin belum bangun dari tidurnya. Y/n hanya membaca buku novel yang ia pasti bawa. Ditengah sibuknya membaca, Kevin tiba tiba memanggil.
(Memakai bahasa Indonesia)
"Kenapa Kevin?" Tanya y/n sambil meletakkan bukunya.
"Kevin mau keluar dari rumah sakit, tapi Kevin enggak mau tinggal sama mama. Mama jahat kalau papa enggak ada" ujar Kevin dengan nada khas anak kecil.
"Memangnya papanya Kevin sedang dimana?" Tanya y/n lembut.
"Papa katanya pergi ke Indonesia" ujar Kevin yang sukses membuat y/n mematung seketika.
"Kapan papanya Kevin berangkat?" Tanya y/n setelah berhasil menguasai tubuhnya kembali.
"Kemarin" ujar Kevin.
"Kevin tunggu disini sebentar ya, kak Chessy mau nelpon di luar. Kalau ada apa apa tinggal teriak panggil nama kakak ya" ujar y/n, Kevin menganggukan kepalanya dan memilih untuk makan buah yang sudah y/n kupas.
Setelah berada di lorong kamar kamar VVIP. Y/n langsung mengambil ponselnya. Dan menekan dengan lama nomor 5. Sambungan telpon pun berbunyi.
(Memakai bahasa Korea)
"Halo eomma"
"Ne, kenapa?"
"Appa ada di Indonesia, tolong bersikaplah seperti biasa. Jangan sampai appa tau kalau eomma tau semuanya"
"Iya tenang saja"
Tok tok tok
"Sepertinya appamu sudah sampai, eomma tutup dulu supaya appa tak curiga"
"Ne, aku menyayangi eomma"
"Eomma juga"
Sambungan telpon pun terputus, y/n pun memutuskan untuk masuk kembali.
(Memakai bahasa Indonesia)
"Kevin sayang, kakak mau ambil baju dan membelikanmu beberapa pakaian. Kakak tinggal sebentar tidak apa apa?" Tanya y/n dengan hati hati.
"Iya kak enggak papa papa, tapi kakak cepet kembali ya" ujar Kevin.
"Iya pasti, kalau begitu kakak pergi dulu" ujar y/n kemudian mencium kening Kevin sebelum pergi.
Saat berada di meja resepsionis ruang rawat VVIP, y/n meminta kepada perawat untuk mengawasi Kevin.
Skip
Y/n sekarang berada di depan gedung apartemennya. Ia sedang menunggu baju pesanan untuk Kevin sambil memainkan ponselnya. Dari ujung matanya ia melihat seorang wanita yang menghampirinya.
Y/n tak memperdulikannya dan fokus dengan ponselnya. Karena menunduk y/n dapat melihat ada sepasang kaki yang berhenti di sampingnya. Y/n pun mengangkat kepalanya, dan tatapannya bertemu dengan tatapan wanita yang paling ia benci.
(Memakai bahasa Korea)
"Halo Chessy, lagi apa?" Tanya wanita itu.
"Halo Kartika, lagi nunggu pesanan datang" ujar y/n sambil menahan emosinya.
"Owh, begitu" ujar Kartika dengan senyuman tanpa beban.
"Ngomong ngomong bukannya kamu sudah punya anak ya? Kemana anakmu?" Tanya y/n memancing topik.
"Dia berada di apartement sedang bermain bersama teman temannya" ujar Kartika dengan senyuman manisnya.
"Terus nama anakmu siapa?" Tanya y/n hanya untuk memastikan.
"Kevin Purnama, memang kenapa?" Tanya Kartika sedikit merasa tak aman.
"Tak apa hanya ingin tahu, kita kan tetangga harus saling mengenal" ujar y/n ringan.
Bertepatan dengan selesainya y/n mengatakan hal tersebut datanglah pesanan pakaian untuk Kevin. Setelah menandatangani serah terima pengirim tersebut berlalu.
"Baju untuk siapa?" Tanya Kartika.
"Untuk adikku, kemarin ia baru datang" ujar y/n sedikit berbohong.
Kartika menganggukan kepalanya. Y/n berpamitan akan pergi, namun langkahnya terhenti saat ada seorang pria yang sangat y/n kenal.
"Halo y/n lama tak bertemu" ujar laki laki itu.
"Oh Samuel! Kapan kamu datang ke Korea?" Tanya y/n kepada teman seangkatannya di universitas dulu.
"Baru beberapa Minggu yang lalu, kamu tinggal disini?" Tanya Samuel sambil melihat gedung apartement yang berada di belakang y/n.
"Iya, kamu sendiri ngapain disini?" Tanya y/n sambil melirik Kartika yang sedang menatap Samuel tanpa berkedip.
"Tadi ada klien yang minta ketemuan di sekitar sini, eh malah ketemu teman terbaikku di universitas" ujar Samuel sambil merangkul pundak y/n.
"Ye bisa aja, oh iya bagaimana kabar si Yuna?" Tanya y/n.
"Dia baik baik saja, eh tau tidak aku sudah memiliki 2 anak kembar" ujar Samuel dengan berbinar binar.
"Wah selamat nih, parah banget enggak ngabarin aku" ujar y/n dan lagi lagi ia melihat ekspresi Kartika yang seperti kecewa itu.
"Ya maaf, salahnya siapa nomor diganti ganti, oh iya ini siapa?" Tanya Samuel sambil melihat ke Kartika.
Belum juga Kartika ingin membuka mulutnya, y/n sudah menyelanya.
"Tetanggaku, dia sudah punya anak" ujar y/n sambil menekankan kata anak.
Y/n pun membisikan sesuatu kepada Samuel. Samuel tampak terkejut, y/n menjulurkan tangannya meminta ponsel milik Samuel. Tampak y/n mengotak atik kemudian mengembalikan ponsel tersebut.
"Jaga baik baik Yuna sama si kembar, kalau tidak kau tau bagaimana akibatnya bukan?" Tanya y/n sambil menaik naikan alisnya.
"Iya iya tau, aku masih ingin hidup bersama keluarga kecilku" ujar Samuel.
Y/n mengangkat jempolnya dan berpamitan untuk pergi. Samuel juga langsung pergi setelah y/n pergi. Kartika merasa ia direndahkan oleh y/n.
"Apa apa an sih, kekesalanku sama Kevin aja belum hilang sekarang sudah ditambah oleh y/n. Kemana sih Kevin? Bikin susah orang aja, kalau bukan karena Ardi aku tak akan mempertahankan anak sialan itu" batik Kartika. Kamudian ia pergi ke apartemen miliknya.
TBC
Thx
Xoxoxo

KAMU SEDANG MEMBACA
Y/n Daily ✓
FanfictionKeseharian y/n sebagai komponis di agensi besar Lika liku kehidupan Start : 17 Mei 2020 Finish : 11 September 2021