Dua bulan kemudian
Aku baru saja selesai homeschool dengan Kak Rina--guru homeschool sekaligus teman kuliahnya Mas Bayu.
Pelajaran hari ini lebih kompleks karena aku sudah kelas 12 dan aku juga tadi sudah disuruh mencoba soal SBMPTN. Ya gak ada salahnya mencoba, walaupun kalau aku kuliah aku paling akan masuk universitas swasta karena universitas negri jaraknya jauh-jauh. Suamiku gak mau LDR katanya.Rencanaku hari ini adalah belajar masak dan indoor workout seperti sebelum-sebelumnya. Ya kira-kita itulah kegiatanku setelah aku dikeluarkan dari sekolah.
Kadang aku juga meet up sama Rendi buat curhat soal hubunganku sama Mas Bayu, dia juga sekarang sudah punya pacar jadi gak cuma aku yang curhat soal pasangan. Kita sama-sama memberi perspektif biar kita gak jadi pasangan yang egois. Walaupun kadang Mas Bayu menilai pertemuanku dengan Rendi adalah sebuah egoisme karena aku gak memikirkan perasaannya, katanya.
Padahal bilang aja kalau dia cemburu.
Selain itu, aku juga lebih sering berkunjung ke rumah Ibu dan Bunda. Juga beberapa kali aku menjemput Adek ke sekolahnya. Aku yang menawarkan diri.
Ya iyalah! Adek kan mana mau dijemput anaknya. Katanya dia gak suka ngerepotin. Ya betul sih, tapi kan ini aku yang nawarin (cenderung maksa sih). Jadi mau gak mau Adek menerima kehendakku.Adek juga makin sini makin terbuka sama aku mengenai masalahnya soal ibu kandungnya.
Ibu kandung Adek memang sudah meninggal beberapa tahun lalu, saat Adek baru masuk SD.
Bapak sudah merasa bersalah dan minta maaf karena gak memberitahu Adek sehingga Adek baru tau soal ibu kandungnya saat dia sudah gak bisa bertemu lagi dengan beliau.
Untuk mengenang dan mencari tahu soal ibunya, Adek jadi bergaul dengan lingkungan dimana mendiang ibunya dibesarkan. Dia juga bilang kalau ibunya dibesarkan oleh kuli panggul di terminal, beliau masih ada sampai sekarang. Makanya Adek sering ke terminal untuk menemui beliau.
Itu juga yang membuat Bapak marah. Bapak takut Adek terjerumus pergaulan yang tidak baik di terminal.
Padahal gak semua orang di terminal berperilaku negatif seperti asumsi kebanyakan orang.Buktinya ada orang berhati mulia yang mau membesarkan seorang gadis kecil yang ditinggalkan begitu saja oleh orang tuanya. Iya, gadis kecil itu mendiang Ibu Fidiana, ibu kandungnya Adek.
Jujur, aku kecewa sama Bapak. Apapun alasannya, Bapak seharusnya gak menutupi soal hubungannya dengan Ibu Fidi.
Ya, mungkin itu aib, tapi kami anak-anaknya. Kami berhak tau!Aku gak nyangka akan melihat sisi egois Bapak pada akhirnya. Tapi aku mencoba berdamai dengan fakta itu, karena Bapak juga sudah menyesal bahkan bulan lalu Bapak sudah menemui Mbah yang sudah membesarkan Ibu Fidi. Dan lagipula yang harusnya paling marah soal ini ya hanya Adek. Dia anak kandungnya Ibu Fidi.
TING!
Notifikasi dari ponselku berhasil membuyarkan lamunanku.
Saniii
Ami, apa kabar?
Baik, San. Lo gimana?
Alhamdulillah kalau gitu, gue juga baik kok :)
Baguslah, gimana di sekolah? Teman sebangku lo siapa sekarang?
Lancar, tapi kadang kangen lo :(
Temen sebangku gue Vallen, anak 11 IPA 2.Kangen lo juga dooong.
Oh iya gue tau.Hmm gimana homeschool lo?
Lancar walau kadang rindu suasana kelas haha.
Mi maafin gue.
Maaf buat apa?
Sebenarnya gue yang nyebarin berita soal lo sama Kak Bayu.
Aku terkejut membaca pengakuan Sani. Aku gak menduga ini sama sekali. Setelah semua yang terjadi aku gak mencoba mencari tau siapa pelaku yang sudah menyebarkan soal hubungan aku sama Mas Bayu. Karena aku gak mau jadi pendendam seperti nasihat yang selalu ibu katakan.
Yang udah kejadian biarin aja, San. Asal lo gak ngulangin hal serupa lagi. Gue maafin lo.
Tapi kalo boleh tau apa alasan lo ngelakuin itu?Makasih banget Miiii 😥
Gue minder sama lo, udah cantik baik lagi :)
Bisa dibilang gue cemburu buta, Mi. Beneran buta sampai gue khianatin sahabat gue sendiri.Lo cemburu karena gue nikah sama Mas Bayu?
Bukan.
Karena lo deket banget sama Rendi.Ah iya, gue juga minta maaf karena gue kurang peka padahal gue udah ngeduga sih.
Haha udahlah Rendi juga udah punya cewek sekarang.
Gue pengen ketemu sama lo, gue ajakin Aini sama Uni Indah juga ya?Iya boleh, gue juga pengin minta maaf langsung sama Aini karena udah nuduh dia waktu itu.
Weekend ya, lokasinya nyusul deh gua kabarin lagi nanti.
Oke.
Saat sedang sibuk mengotak-atik ponsel aku mendengar seseorang menekan password pintu rumahku.
"Assalamualaikum." salam suamiku begitu pintu terbuka.
"Waalaikumussalam, kok gak bilang kalau mau makan siang di rumah? Aku belum masak lho."
Mas Bayu gak menanggapi ucapanku, dia berlalu begitu saja masuk ke kamar.
"Kamu kenapa?" tanyaku mengekorinya.
Mas Bayu lalu ambruk dikasur, sepertinya dia memang sangat lelah.
Aku lantas menghampirinya, melepaskan kaus kakinya, jam tangannya dan juga melonggarkan ikat pinggangnya supaya tidurnya lebih nyaman.Aku juga mengecek panas tubuhnya dengan menyentuh dahinya.
Dan ternyata suamiku demam."Makasih, Lili." ucap Mas Bayu setengah sadar. Matanya terpejam dengan tenang setelah mengucapkan kalimat itu.
Sedangkan aku membeku, dia lagi-lagi menyebut nama itu. Dan kali ini hatiku gak bisa berdamai lagi dengan hal itu. Hatiku seperti diremas di dalam sana.
Apa aku belum bisa buat dia lupa sama masalalunya? Apa usahaku kurang?
Tanpa kusadari air mataku meluruh begitu saja sebab aku takut hatiku akan merasakan kecewa lagi.
"Adek gak suka ya Mas nyebut nama cewek lain di depan adek 😤" (Sambil manyunin bibir)
___________Bersambung___________
Lili meresahkan ya Mi wkwkDahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siap, Coach! (Completed)
Roman d'amourMasa Pertengahan Putih-Abuku banyak melewati rintangan, ketambah lagi sama Pelatih ekskul volley yang akhir-akhir ini gencar ngechat aku via WhatsApp. Dia kenapa sih? Start : 29 Maret 2020 End : 10 Januari 2021