21

127 11 0
                                    

Hari Selasa dengan songongnya datang.

Aku pastinya berharap ekskul mendadak libur hari ini, jadi biar aku gak usah repot bikin alasan untuk membolos ekskul.

Tadinya aku ingin bolos sekolah aja untuk menghindari jadwal ekskul.

Tapi aku pikir lagi, untuk apa aku kabur seperti ini? Memangnya aku yang salah?

Pastinya bukan!

Kriminalnya Mas Bayu!

Cih! Cuma mikir tentang dia aja bisa bikin suasana hatiku berantakan.

Walaupun aku berulang kali mencoba ikhlas menerima semua yang terjadi seperti kata Ibu, tapi aku gak bisa.

Malah beberapa kali, setan dalam diriku mengizinkanku untuk menyimpan dendam.

Huft, bagaimana lagi? Aku masih tidak habis pikir.

Dibalik imej tegasnya, dia punya tindak-tanduk seorang fakboy.

Lalu yang membuatku heran, kenapa harus aku?

Banyak anak ekskul putri yang tergila-gila padanya, dan juga gak sedikit dari mereka yang good looking.

Tapi kenapa cewek sial yang harus jadi mainannya itu aku?

Dan kenapa juga hatiku yang tadinya kebal akan pesona cogan manapun mendadak leleh saat didekati dia.

Ini sangat gak adil!
Terlebih dalam hubungan kami yang belum sampai sebulan itu kayaknya cuma aku sendiri yang suka sama dia, sedangkan dia? Mungkin gak pakai perasaan.

"Ami, ayolah ganti baju. Ngapain sih lo malah ngebatu disitu?" tegur Aini.

"Eh boleh gak sih aku izin langsung pulang?" tanyaku meminta pendapat.

"Emang kenapa?" ucap Uni Indah.

"Gak tau tuh, disuruh pulang cepet sama Ibu." jawabku tidak sepenuhnya bohong.

Nanti sore rumahku akan kedatangan orang tua dari cowok yang dijodohkan denganku.

Setelah aku bilang pada Ibu kalau aku menerima perjodohan itu, besoknya Ibu langsung mengabarinya.

Tapi sebelum itu Ibu dan Bapak memastikan apa aku yakin dengan keputusanku?

Aku bukan tipe orang yang labil. Meski aku masih remaja, tapi aku sangat gak suka orang yang labil.

Jika aku sudah memutuskan, apapun yang menganggu pikiranku setelahnya gak akan aku gubris.

Oh iya, Bapak yang dari awal gak setuju dengan ide perjodohan yang dikemukakan Aki malah mensupport keputusanku.

Katanya, Bapak bertemu dengan calonku beberapa minggu lalu. Dan ternyata dia bekerja di kantor cabang dari perusahaan Bapak (FYI, Bapak bekerja di kantor pusat).

Beberapa informasi sudah aku gali, mulai dari namanya, usianya, dan bahkan akun media sosialnya.

Berikut hasil pencarianku :

Nama : Giandri Ghana Diatmadja

Usia : 26

Sosial Media : Facebook

Bayangkan, dia hanya punya akun facebook dan itupun sudah lama tidak digunakan.

Tapi aku pikir aku gak terlalu sial. Karena yang menjadi calonku punya look grade A. Pokoknya ganteng yang tak diragukan.

Mungkin orang ganteng emang gak suka sering-sering posting foto.

"Yaudah ya, aku duluan." pamitku pada uni Indah dan Aini.

Siap, Coach! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang