8

229 18 0
                                    

Bantu kasih tau kalau ada typo.

Vote sekarang boleh :-)

Happy Reading 💕

.

.

Aku, Sani, Aini, dan Uni Indah sekarang lagi ada di Bioskop. Semalam kami chatan dan memutuskan untuk menghabiskan weekend bersama hari ini.

Sekitar 20 menitan lagi pintu teater film yang akan kami tonton dibuka, ngomong-ngomong... kami memilih film bergenre fantasy produksi Disney. Kami banyak diskusi sebelum mimilih film ini, soalnya Aini sempat ngotot pengin nonton film romance yang katanya 'suaminya' juga ikut berperan di film itu. Tapi akhirnya Aini pun mengalah karena kami bertiga sama-sama gak mendukung keinginan Aini.

Alhasil Aini cemberut sepanjang pemutaran film. Tapi beberapa kali Aini juga ikut terhanyut sama alur filmnya bahkan ikut nangis pas adegan pemeran utamanya meninggal. Kalau kami bertiga ngelihat ke arahnya dia pura-pura cemberut lagi.

Aku nahan ketawa bukan karena ngelihat film, tapi ngelihat tingkah Aini. Temanku yang satu ini orangnya emang agak kocak haha.

"Ni, katanya gak suka sama filmnya." ledek Uni Indah saat kami baru keluar dari pintu teater. Kami sedang berjalan menuju toilet.

"Tau haha, bilang gak seru tapi diem-diem mewek pas nonton." sambung Sani mengikuti aksi Uni Indah.

"Ah elah, kalau dah masuk teater kan sayang filmnya kalau gak dinikmati." sanggah Aini.

"Yaudah iya Ni iya, terserah anda aja" ucapku membalas ucapannya yang terdengar gak mau disalahkan.

Setibanya di toilet Bioskop. Sani yang nahan pipis sejak di dalam teater langsung nyari bilik kosong.

Sedangkan Uni Indah dan Aini langsung sibuk ngaca, moles bibir dan nyisir rambut.

Karena aku gak bawa lipstik mau pun sisir. Jadi aku putuskan untuk nyari belek atau sesuatu yang mengotori wajahku.

"Mau pakai lipbalm, Mi?" tawar Uni Indah sambil mengulurkan tangan yang menggenggam lipbalm.

"Boleh," aku menerima tawaran Uni Indah dan memakai lipbalm miliknya di bibir tipisku.

"Makasih Uni." ucapku.

"Mi, Uni nanya dong ..." ujar Uni Indah, tangannya sambil memencet sabun kemudian menggosok-gosokan tangannya sehingga sabun yang dia ambil tadi jadi berbusa.

"Apa?"

"Kemarin pulang sekolah ngapain ke UKS?" tanya Uni Indah lalu bergerak mendekati mesin pengering untuk  mengeringkan tangannya yang basah setelah dicuci.

"Oh Uni lihat ya? Itu si Rendi ngajak ngobrol di UKS." jawabku jujur.

"Ngobrolin apaan? Gak aneh-aneh kan dia?" Uni Indah bertanya lagi tapi dengan ekspresi yang agak khawatir.

"Emang kenapa? Aneh gimana?" Aku malah menjawabnya dengan pertanyaan.

"Ya gapapa, Uni nanya aja."

Uni Indah tersenyum tipis.

"Eum-btw dia nembak aku sih ..." ungkapku.

"Ebuset!!" seru Aini yang dari tadi hanya nyimak.

"Terus ditolak?" tanya Uni Indah.

Aku mengangguk.

"Mi-Mi... kalau orang lain yang jadi elo pasti bakal seneng parah ditembak si Rendi." ucap Aini.

Siap, Coach! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang