13

167 13 0
                                    


U

ntuk sekian kalinya aku duduk di kursi ini.

"Ini beneran mobilnya Mas?" tanyaku yang mungkin terdengar polos.

"Emang kamu kira mobil siapa? Mobil tetangga?" Mas Bayu malah menjawab pertanyaanku dengan pertanyaan.

Ngeselin.

"Ih nggak, maksudku ... kali aja ini mobil orang tuanya Mas." ucapku sesuai dugaan yang kupunya.

"Kamu harus tau, kalau pacar kamu ini cowok mapan." sombongnya dengan nada dan ekspresi datar.

Walaupun datar tapi aku bisa menangkap sinyal keangkuhannya yang jelas.

"Sombong!" gumamku.

"Bukan sombong, Mas ngasih tau biar kamu gak ragu udah nerima Mas."
Rupanya dia bisa mendengar gumamanku.

"Iya iya, kalau emang mapan jajanin aku makanan mahal ... soalnya aku belum makan siang." pintaku begitu aja.

Aku gak tau sejak kapan kadar songongku meningkat. Tapi kayaknya berbanding lurus sama meningkatnya kadar kesombongan dia.

"Oke, mau apa?" tawarnya tanpa melirikku.

Aku menatap hidung mancung dan rahang tegasnya dari samping.

"Gak jadi! Aku lagi mau nasi Padang." sungutku dengan nada kesal yang gak bisa kututupi.

Mungkin dia benar, dia banyak uang.
Tapi aku gak mau kelihatan kayak cewek matre.

"Katanya mau makanan mahal." ungkapnya menggodaku.

"Aku bilang gak jadi."

Dia terkekeh. Dan itu bikin lesung pipi yang selama ini disembunyikan pake wajah seriusnya terekspos.

"Apa sih ketawa-ketawa gak jelas!" ujarku dengan tatapan tajam ke arahnya.

"Gapapa, tapi kamu yakin di first date kita kamu minta makan di warung nasi Padang?" tanya dia meyakinkan.

"Lho kenapa? Mas gak biasa makan naspad?"
(*naspad = nasi Padang)

"Rendang makanan favorit Mas." ungkapnya.

"Ya kalau gitu gak masalah dong."

"Oke. Aku bawa kamu ke tempat langganan Mas." katanya kembali dengan ekspresi serius andalannya.

"Warung nasi Padang kan?" tanyaku.

"Itu kan mau kamu?" Mas Bayu melirikku dengan salah satu alis yang terangkat.

"Iya." jawabku singkat.

Setelah makan di warung nasi Padang, Mas Bayu ngajak aku untuk nemenin futsal.

Aku pastinya kaget, karena sebelumnya dia gak bilang mau futsal.
Ngomong-ngomong saat Mas Bayu bilang itu warung Padang langganannya, dia gak bohong.

Dia kayaknya bener-bener sering makan di warung itu, soalnya dia bahkan udah kenal dekat sama yang punya warung.

Mungkin juga pemilik warung itu temannya Mas Bayu. Soalnya mereka terlihat seumuran meski si pemilik warung itu udah punya istri.

"Harusnya Mas bilang dulu dong kalau hari ini mau futsal." protesku.

"Ya kan tadi udah bilang." singkatnya.

Ini ... dia yang ngeselin atau aku yang masih kena efek datang bulan, makanya bawaannya kesel mulu?

"Maksudnya bilang dari kemarin di chat." ucapku menahan hasrat untuk ngegas.

"Maaf, Aku kira kamu bakal seneng, karena Mas mau kenalin kamu ke temen-temen Mas." ucapnya melirikku sekilas.

Gimana? Gimana?

Jadi dia futsal buat ngenalin aku ke temen-temennya?












Kalau gitu, aku gak jadi kesel deh.

_________Bersambung________

Singkat2 dulu deh ya :)

Votenya gak memadai :(

Terus semangat menghadapi cobaan!!!

CU!

Siap, Coach! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang