Masa Pertengahan Putih-Abuku banyak melewati rintangan, ketambah lagi sama Pelatih ekskul volley yang akhir-akhir ini gencar ngechat aku via WhatsApp. Dia kenapa sih?
Start : 29 Maret 2020
End : 10 Januari 2021
Aku tadi banyak bercerita dan bertanya ke Adek, sedangkan Adek cuma meresponku seadanya, ya dia emang seperti itu. Aku juga gak maksa dia buat bercerita sama aku. Gapapa, yang penting dia tadi gak malu buat nangis depan aku. Dan aku juga udah lega karena nyeritain hari buruk aku sama dia.
Mas Bayu menghubungiku dari sebelum magrib, sedangkan aku baru menyalakan hape setelah sholat magrib. Mas Bayu mungkin cemas karena gak menemukan aku saat dia pulang kerja. Ya salah aku sih gak ngabarin dia kalau aku ke rumah Ibu.
Alhasil sekarang aku pulang disambut tatapan tajamnya dengan aura yang agak mencekam.
"Kenapa gak ngabarin aku?" tanya dia dengan tegas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku lupa nyalain handphone, Mas. Tadi aku lagi ngobrol sama Adek." jelasku apa adanya.
Raut mukanya yang tadi tegang mulai melemas dan aku mulai bisa melihat tatapan teduhnya. Dia berjalan ke arahku dengan langkah pelan tapi pasti.
"Kamu tau, Mas khawatir sama kamu." ungkapnya lalu merengkuh tubuhku. Rasanya aku ingin menangis lagi di pelukan suamiku, tapi aku akan menahannya. Aku gak mau buat Mas Bayu nambah khawatir.
"Aku tau." Aku lantas membalas pelukannya dan menenggelamkan kepalaku di dada bidangnya.
"Ada yang mau Mas bicarakan sama kamu." ucapnya.
"Apa itu?" tanyaku karena dibuat penasaran sama apa yang akan Mas Bayu sampaikan.
"Nanti, kamu mandi dulu, ganti baju dulu, makan dulu. Mas bawain gado-gado sama jus mangga."
Gado-gado dan jus mangga itu makanan plus minuman kesukaanku.
Aku gak heran kenapa Mas Bayu bawain aku jus mangga, karena dia memang sudah lama tau soal minuman favoritku. Bahkan saat di nembak aku waktu itu dia bawain aku jus mangga. Tapi kalau gado-gado? Dia tau dari mana?
"Mas tau darimana kalau aku suka gado-gado?" tanyaku sambil sengaja memamerkan kerutan di dahiku.
"Ibu mertua. Memang kamu doang yang bisa." jawabnya dengan alis yang terangkat satu.
Dasar suamiku!
💧💧💧
"Mas mau ngomongin apa?" tanyaku begitu acara makanku selesai. Mas Bayu yang lagi natap laptop di hadapannya lantas melirik ke arahku. Dia menemaniku makan sampai membawa laptop yang biasa ia pakai bekerja ke meja makan.
"Baru selesai makan, Dek. Minum dulu, piringnya taruh di wastafel."
Aku menuruti kata-katanya, lalu kembali duduk di hadapannya.
"Udah nih." interupsiku, karena dia lagi lagi hanya fokus sama layar laptopnya.
"Ekhem, bentar aku haus." katanya lalu bangkit untuk ngambil minum.