28

117 11 0
                                    

Hi!
Ku baru bangkit dari hiatus (kemalasan).

Happy Reading 💕

.

.

"Mas gak bilang." ucapku setibanya kami di apartemen.

"Apa?" Mas Bayu menanggapiku dengan santai nyaris seperti orang yang malas menanggapi.

"Kalau Mas dekat sama Tino dan juga soal..." aku menggantungkan kalimatku.

"Soal apa?"

"Pekerjaan Mas."

"Kamu gak bertanya." katanya tanpa melirikku, dia menyingsingkan lengan bajunya lalu menuju ke arah dapur.

"Kamu ngeselin Mas!" seruku lalu aku meninggalkannya ke arah kamar. Karena aku emosi aku refleks membanting pintu, cukup keras.

Entah kenapa sikap Mas Bayu belakangan ini semakin ngeselin, kadang sikapnya seolah benar benar jadi bucinku tapi kadang juga secuek itu!

Ah bikin frustasi pokoknya!

Sebenarnya gak masalah sih kalaupun dia semakin dekat dengan adekku, tapi kenapa dia jadi cuek sama aku!

Harusnya aku yang nyuekin dia!

Ish ish ish!!!

Ah iya, tentang Adek. Aku gak tau detail masalahnya apa. Karena tadi Mas Bayu benar benar gak ngebolehin aku keluar mobil. Dia nyeremin tadi, jadinya aku nurut tanpa banyak omong.

Kukira Adek bakal pulang dengan wajah bonyok atau bahkan lebih parah. Karena aku menduga adek bermasalah sama orang terminal.

Tapi keknya nggak, aku lihat dari mobil mereka ngobrol biasa dan kedatangan Mas Bayu justru bikin acara ngobrol Adek, Iko dan juga penghuni terminal malah makin hangat.

Ah keknya bener kata Mas Bayu tadi.

"Tetap di mobil, ini urusan pria, jangan keluar!" katanya padaku sebelum dia keluar mobil.

TOK TOK!!!

"Buka pintunya, Ami." ucap Mas Bayu dari luar kamar.

Ya, memang sengaja kukunci.

Aku lagi males banget sama dia.

"Mau ngapain?" tanyaku nyolot.

Yeah i know exactly that i'm so nyolot now.

"Mas mau mandi, mau ganti baju." ucapnya terdengar lemas.

Pada akhirnya aku memutuskan buat bukain pintu, karena ini memang bukan kamarku seorang. Aku sadar.

"Kenapa marah?" Mas Bayu menatapku intens. Aku bahkan jadi gak berani natap dia.

"Siapa yang marah sih?!"

"Kamu gak pernah ngunci pintu sebelumnya, apa mas semenyebalkan itu?" tanya Mas Bayu dengan tatapan teduhnya.

Ah shit bahkan raut mukaku yang daritadi kaku jadi langsung melemas karena tatapan matanya.

Ingat Ami! Mas Bayu ini spesies fuck boy yang bersembunyi di balik wajah tegas dan tatapan teduh itu!

He betrayed you, Ami!

"Iya! Banget!" seruku.

"Kamu juga."

"Jadi Mas balas dendam? Moreover you deserve it, Mas. Kamu ini tukang selingkuh!"

"Kenapa kamu sulit sekali maafin Mas? Aku bahkan udah putusin Bella tepat setelah kamu putusin aku waktu itu. Tolong percaya, i'm your husband now." jelas Mas Bayu dengan nada frustasi.

Aku gak peduli lagi dengan fakta Mas Bayu dan Mbak Bella udah putus, aku tetap kecewa dan kesal!

"I'm not your fucking wife! Aku bahkan gak menginginkan pernikahan ini, aku ingin cera-"

"Don't you dare to say that fucking word!" ancam Mas Bayu lalu mendekat ke arahku.

"I don't care, aku mau kita cer-"

"Stop, Ami!" potong Mas Bayu. Dia terus mendekat dan aku mulai mundur.

"AKU MAU CER-" kali ini seruanku gak lagi dipotong oleh kata kata.

He kiss me. He kiss my forehead. Tapi tetep aja itu membuatku kaget.

"Mas apaan sih?!" Aku mendorongnya agar menjauh dariku.

"Mas sudah bilang tapi kamu gak dengar." ucapnya sangat dingin.

"Kenapa Mas gak mau?"

"Kita masih bisa coba, mas akan berusaha memperbaiki diri begitupun kamu. Kalau kamu gak suka dengan ide pembatasan ini, fine then, kita bisa coba jadi suami-istri yang sebenar-benarnya." jelas Mas Bayu yang tak terlalu kumengerti.

Ide pembatasan?

Apa maksudnya?

__________Bersambung________

Segitu aja dulu, ku lagi bingung.
CU!

Siap, Coach! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang