Jaemin baru saja sampai rumahnya. Ia baru saja pulang dari tongkrongannya. Ah, hari ini rasanya sangat melelahkan sekali.
Saat sedang asik rebahan dikasurnya tiba-tiba handphonenya pun berdenting menandakan ada pesan masuk.
Hai, Kak Jaemin. Ini Minju. Makasih udah nganterin Minju pulang.
Begitulah isi pesan tersebut. Setelah membacanya, Jaemin pun menaruh kembali handphonenya. Ya, dia memutuskan untuk tidak membalas pesan sepupu Haechan itu.
Keesokan harinya, saat Haechan baru saja sampai ia langsung menyambar begitu saja ke bangku Jaemin.
"Sianying gak bales chat adek gue. Heh, ngapain lo gak bales chat Minju?" tanya Haechan dengan nada yang keras yang tentu bisa di dengar oleh seluruh orang yang ada di kelas termasuk Lia.
Minju? Siapa Minju? Lia yang mulai kepo pun memposisikan dirinya untuk menguping.
"Males." sahut Jaemin yang sedang membaca komik Sinchan koleksinya sejak SD.
"Dih, sok iye banget lu ngacangin sepupu gue."
Namun, Jaemin memilih untuk tidak menyahuti omongan Haechan. Ya, akhir-akhir ini ia tidak memiliki tenaga untuk sekedar berbicara apalagi berdebat dengan Haechan. Itu seperti menguras hampir 80% tenaganya.
Sepulang sekolah, Lia pun tampak menunggu Jaemin di parkiran dekat motornya. Ya, akhir-akhir ini mereka tidak banyak bicara dan Jaemin pun menjadi agak pendiam. Entah apa masalahnya.
Jaemin pun datang bersama teman-temannya, Jeno, Haechan dan Renjun.
"Eh, ibu tiri disini, bund?" ledek Renjun.
Lia pun lantas menatap tajam Renjun. Benar, ia bahkan lebih tidak suka Renjun daripada Haechan.
"Neng Lia, ngapain disini? Nungguin akang ya?" goda Haechan.
"Berisik. Gue mau ngomong sama Jaemin."
Jaemin pun menatap Lia. Apa lagi yang ingin gadis ini bicarakan? Apakah ia akan membicarakan Pak Lino lagi kepadanya?
"Ya! Na Jaemin! Gue mau ngomong sama lo." ujar Lia yang akan menarik tangan Jaemin namun dihadang oleh Haechan.
"Eitsss, ngapain lo? Hari ini Jaemin sibuk banget, dia mau nganterin Minju."
Mendengar hal itu, Jaemin pun mendelik ke arah Haechan. Nganterin siapa katanya? Lee Haechan benar-benar semaunya.
"Ya! Gue gak ada-"
"Ssst, sstt." Haechan pun menutup mulut Jaemin dengan jarinya.
Minju? Lagi-lagi Lia mendengar nama itu di obrolan mereka. Siapa sebenarnya Minju?
"Jadi neng Lia, akang Nana sibuk ya, ngomongnya nanti aja. Byee." usir Haechan
Lia pun hanya bisa pergi dari sana saat Haechan mengusirnya. Sedangkan Jaemin terlihat seperti ingin menahannya namun entah ia tak melakukannya.
"Lo udah deket sama Minju?" tanya Renjun yang kepo.
"Enggak, si Haechan aish gue gebugin juga pala lo." ujar Jaemin yang sangat gemas dengan Haechan.
"Ya! Lo harus move on dari Lia!"
"Siapa yang bilang lo boleh ngatur perasaan gue?" Jaemin yang kesal pun lantas memakai helmnya lalu menghidupkan mesin motornya dan pergi meninggalkan teman-temannya.
"Eh, Jaem! Minju gimana?" teriak Haechan namun Jaemin sudah pergi menjauh.
Di rumahnya Jaemin kini sedang berjalan bolak-balik di depan sofanya. Ia juga memegang handphonenya seperti sedang mencemaskan sesuatu.
Romeo, anjing peliharaannya pun turut melihat majikannya itu yang sejak tadi bolak-balik tidak jelas.
"Gue chat apa engga ya?" ujar Jaemin kebingungan.
Ya, tentang tadi siang, ia merasa tidak enak pada Lia. Haechan mengusirnya seperti itu membuat Jaemin merasa bersalah. Dan juga, Lia mengatakan ada hal yang harus dia bicarakan dengannya. Apa yang ingin dia bicarakan?
"Gimana kalo dia ngomongin Pak Lino? Aish." ujar Jaemin yang mulai negatif thinking.
Saat sedang berjalan bolak-balik tak jelas ia pun melihat Romeo yang duduk di sofanya. Jaemin pun menghampirinya. Ia mengelus anjing kesayangannya itu.
"Romeo, menurut lo ni ya, tadi kan si Lia mau ngomong sama gue tapi lo tau kan temen gue Haechan yang nyebelin tu? Iy, yang sering lo gonggong. Nah, si Haechan ngalangin Lia buat ngomong sama gue. Jadi, menurut lo gue harus gimana?" tanya Jaemin pada anjing kesayangannya itu.
Namun, Romeo tetaplah seekor anjing biasa. Ia hanya menatap datar Jaemin. Entah apa yang dibicarakan majikannya itu, ia tak mengerti.
"Siapa tau yang dia omongin hal yang penting tapi kalo dia ternyata ngomongin Pak Lino gimana? Aishh gue bingung." ujar Jaemin yang kini mengacak-acak rambutnya.
"Jawab atuh, Romeo." Ya, sepertinya Jaemin frustasi sekarang. Bagaimana mungkin ia memaksa anjingnya untuk menjawabnya? -_-
"Awas aja lu, Rom, kalo ada masalah baru nyari gue. Bye."
Jaemin pun meninggalkan anjingnya yang masih duduk anteng di sofa. Sungguh, sebenarnya apa yang dibicarakan majikannya itu?
.....
Lia kini sedang belajar, padahal jam sudah menunjukan pukul 22.15. Namun, ia masih berkutat pada latihan soal-soalnya. Ya, sebenarnya ia tidak benar-benar belajar tadi. Ia mencemaskan sesuatu entah apa itu.
Handphonenya berdenting menandakan ada chat masuk. Lia pun cepat-cepat memeriksanya.
From : Pak Lino💗
Udah tidur? Jangan kelamaan belajar, istirahat juga penting.
Begitulah isi pesan itu. Lia yang tidak bersemangat pun hanya membacanya tanpa membalasnya. Aneh sekali ia seperti tidak mengharapkan pesan itu dari Pak Lino.
Lia pun membuka galeri handphonenya, ia membuka sebuah foto yang berisi dirinya dan Jaemin yang sama-sama menggunakan bando saat pergi ke pasar malam hari itu. Lia mendadak tersenyum saat mengingatnya.
Keesokan harinya saat Lia sedang menikmati kopi panas bersama Pak Lino disebuah cafe ia tak sengaja bertemu dengan Jaemin disana. Astaga! Bukankah dunia sangat sempit?
Jaemin yang notabenenya tidak tau Lia ada disana pun hanya menampakan raut wajah senormal mungkin. Ya, Lia sedang bersama kekasihnya sekarang.
"O, Na Jaemin." sapa Lia yang sangat excited. Sontak hal itu pun membuat Lino menghadap ke arah gadisnya itu.
"O, hai."
"Gila! Dunia sempit banget gue ketemu lo." ujar Lia yang masih berbicara dengan nada yang antusias sampai akhirnya ia tersadar Lino sedang menatapnya.
Mendadak suasana pun terasa canggung.
"Mau gabung?" tanya Lino yang membuat Lia agak kaget. Lain dengan Jaemin yang hanya memandang datar seolah tak peduli.
"Boleh." ujarnya
Jaemin pun akhirnya duduk bersama mereka. Ya, suasana semakin terasa canggung. Tidak ada obrolan yang dilakukan.
"Lo udah mesen? Mau gue pesenin?" tanya Lia.
"O, gue mau Americano 8 shoot no sugar."
Lia pun terbelalak mendengarnya. What? 8 shoot? Tanpa gula?!
"O-oke."
Namun, saat Lia baru saja bangun dari tempat duduknya, Lino pun menahannya dengan memegang tangan Lia. Lino juga sedikit menekan bahu Lia dengan maksud menyuruh Lia duduk kembali.
Lia pun kebingungan. Lino pun tiba-tiba berdiri.
"Biar saya yang mesen." ujarnya lalu beranjak pergi ke kasir.
TESTTTTTTT
ADAKAH YG MENUNGGU????
NEXT? JGN LUPA VOTE N COMMENT YAA💙💗
KAMU SEDANG MEMBACA
D̶O̶N̶T̶ NEED YOUR LOVE (LIA×JAEMIN)
JugendliteraturLia, si cewe pinter yang suka sama gurunya sendiri. Jaemin, anak broken home sekaligus anak geng motor bandel. Namun, Lia akhirnya jadian dengan gurunya lalu apa yang akan terjadi? Inilah kisahnya...