14. ["Apaan sih nimbrung aja."]

458 89 19
                                    

"Kayanya..."

"Buruan ngomongnya ih!" ujar Yeji yang sudah tidak sabaran.

"Kayanya Pak Lino juga suka sama gue deh." ujar Lia dengan polos.

"What?"

"Napa?"

Yeji pun lantas tertawa terbahak-bahak hingga menjadi tontonan teman-teman sekelasnya.

"Ngapain lo ketawa? Diliatin tuh."

"Lagian lo lawak banget. Pak Lino suka sama lo? Lia, nih ya gue kasi tau, cuma karena dia nanya gitu bukan berarti dia suka sama lo. Kemaren aja gue denger-denger dia juga ngeWA anak kelas lain nanya tugasnya bisa dikerjain gak."

"Itu cuma bentuk perhatiannya dia sebagai guru ke murid doang, lo jangan baper deh."

"Tapi ini tuh beda."

"Sama Lia, lo jangan gampang baper deh."

"Tau nih, jangan baper lah. Btw jangan baper kenapa nih?" ujar seseorang yang tiba-tiba nyeletuk.

Ya, itu adalah Jaemin yang kini berdiri di hadapan Lia dan Yeji sambil nyengir memperlihatkan deretan giginya yang rapi.

Jaemin tidak sendiri di belakangnya ada Jeno juga. Melihat Jeno selalu membuat Yeji gugup akhir-akhir ini.

"Apaan sih nimbrung aja." ujar Lia yang kesal.

Jeno memperhatikan Yeji yang kini menundukan kepalanya. Kentara sekali bahwa ia takut untuk melihat ke arah Jeno. Tentu hal itu disaksikan oleh Jaemin. Feelingnya mengatakan bahwa ada sesuatu yang terjadi di antara mereka.

Saat jam pulang sekolah, Jaemin menunggu Yeji di dekat gerbang sekolah. Ada sesuatu tentang Jeno yang pasti di ketahui oleh Yeji. Alasan mengapa Jeno murung selama ini, Yeji pasti mengetahuinya.

"Hwang Yeji." panggil Jaemin.

Yeji sedikit terkejut melihat Jaemin yang memanggilnya.

"A-apa?"

"Kita harus ngomong."

Jaemin pun mengajak Yeji ke Kaefci terdekat. Jaemin membeli 1 mango float untuk Yeji dan moca float untuk dirinya.

"Minum." ujar Jaemin.

"Thanks."

"Lo tau apa soal Jeno?" tanya Jaemin yang to the point hingga membuat Yeji terbatuk.

"Ng g-gue g-gue gak tau apa-apa."

"Gue tau lo bakal bilang gitu. Jeno sahabat gue dari kecil, lo tau gak gimana keselnya gue gak tau apapun soal alasan dia murung dan ternyata orang lain lebih tau."

Yeji pun kini memberanikan diri untuk menatap Jaemin.

"Sebagai sahabat, gue ngerasa kecewa sama diri gue sendiri. Gue ngerasa bersalah karena gatau apapun."

Mendengar hal itu, Yeji pun terlihat berpikir sejenak, ia sudah gugup sedari tadi. Haruskah itu memberi tau Jaemin?

"J-jeno..."

"D-dia berantem sama cewe di mall, mungkin pacarnya gue juga gatau. Cewe itu jatuh tapi dia bilang kalo Jeno yang dorong dan orang-orang ngeliat itu. Cuma itu yang bisa gue kasi tau ke lo." ujar Yeji dengan suara yang pelan dan sedikit gemetar.

Shocked but not surprised. Itulah gambaran Jaemin saat ini. Ya, harusnya ia tidak terlalu terkejut lagi soal Heejin namun tetap saja ia cukup terkejut.

Handphone Jaemin pun berdering dan ternyata itu panggilan dari Renjun.

"Halo, Jun? Napa?"

"Buruan sini! Jeno sama Heejin berantem lagi gue bingung harus gimana." ujar Renjun dengan nada suara yang panik.

D̶O̶N̶T̶ NEED YOUR LOVE (LIA×JAEMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang