"Kamu tau nggak kenapa saya suka Matematika?" tanya Pak Lino.
"Kenapa?"
"Matematika mungkin keliatannya rumit bukan keliatannya lagi tapi kenyataannya emang rumit tapi jawabannya selalu pasti."
"Waktu kecil saya memang udah suka sama sesuatu yang rumit-rumit termasuk Matematika, jadi saya cuma unggul di pelajaran-pelajaran kaya Matematika, Fisika, Kimia. Waktu sd saya cuma ambil 4 tahun karena saya emang secerdas itu." ujar Pak Lino yang membuat Lia sedikit terkekeh mendengarnya.
Ya, Pak Lino bebas saja percaya diri seperti itu karena dia memang sangat cerdas atau bisa dibilang dia sangat jenius.
"SMP juga cuma tahun, SMA dua tahun, trus S1 dan S2 yang saya ambil cuma sebentar juga. Di usia 21 tahun saya sudah lulus S2. Saya seneng tapi lama-lama saya sedikit jenuh karena saya gak punya waktu untuk sekedar main sama temen-temen."
Lia menatap gurunya itu. Benar, Pak Lino memang masih sangat muda. Ia merelakan masa mudanya hanya untuk belajar. Bukankah itu sedikit tidak menyenangkan?
"Lama-lama saya ngerasa Matematika udah gak seseru dulu."
"Kenapa?"
"Karena udah nggak rumit lagi, saya udah bisa semuanya hahaha."
Lia refleks tersenyum saat melihat Pak Lino tertawa. Aigoo, bahkan tertawanya sangat bagus. Semburat merah muncul di kedua pipi chubbynya.
"Muka kamu kenapa merah?" tanya Pak Lino yang membuat Lia salah tingkah.
"Enggak, enggak, Pak. Oh, ini soalnya gimana?" ujar Lia mengalihkan pembicaraan.
"Oh iya."
Lia pun mulai berkonsentrasi saat di ajari Pak Lino.
Jeno kini sudah ada di depan lorong dekat pintu keluar. Ia tampak sedang menunggu kehadiran seseorang.
Yeji pun tak sengaja melihat Jeno yang ada di lorong sedang berdiri menempel di tembok. Yeji pun sedikit canggung saat melihat Jeno disana.
"O, J-Jeno?"
"Lupain." ujarnya yang membuat Yeji sedikit bingung.
"Hah?
"Lupain aja yang lo liat kemarin." ujar Jeno yang membuat Yeji agak terkejut.
"S-soal apa? Gue gak liat apa-apa." ujar Yeji bohong. Ya, dia tidak ingin Jeno malu karena hal itu.
"Gue tau lo disana, intinya anggep aja lo gak pernah liat." ujar Jeno lalu berbalik dan pergi dari sana.
"Gue tau!" ujar Yeji dengan suara yang agak keras hingga membuat Jeno menghentikan langkahnya.
"Gue tau lo gak kaya gitu." sambungnya
"Kaya apa?"
"Yang gue liat kemarin, gue tau lo gak dorong cewe itu."
Jeno terdiam sejenak entah apa yang dipikirkannya lalu ia pun pergi dari sana tanpa berbicara sepatah kata lagi.
.....
Jaemin kini sedang berada di luar sebuah restoran kecil yang menjual hidangan laut. Ia duduk di atas motornya sambil memandangi alamat di handphonenya.
Jalan Bougenville No.12, Seafood Day.
Jaemin terlihat sangat nervous, bagaimana tidak? Papanya memberikan alamat Mamanya dan ini 5 tahun lamanya ia sudah tidak bertemu Mamanya.
Jaemin pun bersiap akan masuk, ia sedikit merapikan jaket kulit hitamnya, namun saat akan menuju pintu masuk, seorang wanita keluar.
Wanita itu tersenyum sambil berbicara dengan dua wanita lainnya yang ada di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
D̶O̶N̶T̶ NEED YOUR LOVE (LIA×JAEMIN)
Teen FictionLia, si cewe pinter yang suka sama gurunya sendiri. Jaemin, anak broken home sekaligus anak geng motor bandel. Namun, Lia akhirnya jadian dengan gurunya lalu apa yang akan terjadi? Inilah kisahnya...