2. ["Dasar cewe aneh"]

790 109 2
                                    

Happy Reading

Jam sudah menunjukan pukul 23.14, Jaemin baru saja sampai di rumahnya.
"Baru pulang?" tanya Papanya saat ia sedang minum air di dapur.

Namun, Jaemin lebih memilih untuk tidak menjawabnya.

"Papa denger karena ini hari pertama sekolah pulangnya lebih awal. Ini jam b-"

"Trus kenapa kalo aku pulang jam segini?" ujar Jaemin kesal lalu memilih untuk menuju kamarnya.

Papanya hanya bisa menghembuskan nafas pelan melihat sikap putra semata wayangnya itu.

.....

Hari ini pelajaran pertama adalah Matematika. Tentu, Pak Lino yang mengajar pelajaran paling menyeramkan ini.

"Selamat pagi, Anak-anak!" sapanya.

"Pagi, Pak!"

"Keluarkan buku Matematika kalian, saya akan mengabsen kalian sebentar lagi."

Cara mengabsen setiap guru memang berbeda. Pak Lino mengabsen dengan mengecek apakah muridnya membawa buku pelajarannya atau tidak.

"Pak, saya Lia, saya bawa buku Matematikanya lengkap."

"Saya tau kamu kok, bagus." ujar Pak Lino sambil tersenyum pada Lia.

"Cieee, ciee, di senyumin tuh." bisik Yeji saat Pak Lino sudah pergi dari bangku mereka.

"Diem ih." ujar Lia malu-malu.

Pak Lino pun kini sampai di meja Jaemin Jeno.

"Kamu cuma bawa satu?" tanya Pak Lino pada Jaemin.

"Lebih bagus daripada gak bawa sama sekali."

Pak Lino menatap Jaemin lalu tersenyum padanya. Jaemin mengalihkan pandangannya. Entah apa yang membuatnya sangat tidak menyukai guru ini.

"Kalian pasti tau juga saat pelajaran saya, saya harap kalian bertanya setidaknya 1x kalo nggak kalian gak punya poin keseharian."

Pak Lino pun mulai mengajar di kelas itu. Ya, terlihat jelas bahwa Lia sepertinya sangat menikmati pelajaran ini. Dia sudah bertanya setidaknya 5x.

"Tuh cewe caper banget." bisik Haechan.

"Suara lu keras monyet!" sahut Jeno.

Ya, karena mereka berisik Pak Lino pun lantas menatap ke arah bangku belakang.

"Sepertinya kalian punya pertanyaan buat saya. Silahkan." ujar Pak Lino.

Namun, mereka berempat hanya menatap Pak Lino datar.

"Baiklah, jika tidak ada saya yang akan bertanya."

Jaemin menatap guru muda yang hanya terpaut 3tahun darinya. Entah mengapa guru ini sangat menganggunya.

"Kalian pulang jam berapa kemarin?" tanyanya yang melenceng dari pelajaran.

Semua pun lantas kompak menatap ke arah bangku pojok belakang itu.

"Apa urusan bapak?" tanya Jaemin.

"Saya cuma bertanya, karena kalian tidak bertanya jadi saya yang bertanya."

"Saya udah nanya kok."

"Oh ya? Yang mana?"

"Apa urusan bapak? Perlu saya ulang lagi? Itu pertanyaan saya." ujar Jaemin sambil menatap tak suka Pak Lino.

Suasana pun mendadak tegang. Pak Lino pun terbawa suasana tegang itu namun ia berhasil mencairkannya.

"Wah, kalem, anak-anak. Kalian nggak perlu tegang pelajaran saya. Baik, saya anggap kamu sudah mengajukan pertanyaan."

Bel istirahat pun sudah berbunyi. Sial. Ketiga sahabatnya itu sudah pergi duluan. Saat Jaemin keluar dari kelas itu Lia mencegahnya dengan menahan lengannya.

Jaemin pun menoleh ke arah belakang.
Lia?
"Apa?" tanya Jaemin.

"Meskipun lo goblok setidaknya lo harus punya sopan santun kan." ujar Lia.

"Maksud lo?"

"Gue kira lo cuma goblok tapi ternyata bener-bener goblok ya."

Jaemin yang mulai kesal pun kini menatap Lia.

"Kalo lo mau ngomong sesuatu ngomong aja gue gak suka berbelit-belit."

"Jaga sikap lo pas Pak Lino ngajar."

Mendengar hal itu Jaemin memandang Lia aneh. Siapa dia? Apa urusannya jika ia tidak sopan kepada Pak Lino?

"Lo gak bisa ngerti? Ini gue udah ngejelasin pake kata-kata yang paling sederhana." ujar Lia karena Jaemin tidak menjawabnya.

"Terserah." sahut Jaemin lalu pergi namun Lia menahannya.

Jaemin menatapnya kesal.
"Apa lagi?" tanya Jaemin.

"Gue belum selesai ngomong."

Jaemin yang kesal pun lantas menendang kursi di depannya hingga mmebuat Lia terkejut dan refleks melepaskan pegangannya pada lengan Jaemin.

"Dasar cewe aneh." ujar Jaemin lalu pergi dari sana.

.....

Sepulang sekolah, Lia pun pergi ke ruang guru untuk membawa beberapa buku Pak Lino yang ketinggalan di meja kelasnya tadi.

Masih ada beberapa guru yang tinggal di ruang guru yang lainnya pasti sudah pulang.

"Permisi." ujar Lia.

"Oh, Lia? Masuk." ujar Pak Lino.

"Ada apa?"

"Oh, enggak, Pak. Ini buku bapak tadi ketinggalan jadi saya bawa kesini." ujar Lia sambil menyerahkan buku itu pada Pak Lino.

"Oh ya? Thanks ya. Kamu mau pulang?"

"Iya, Pak."

"Yaudah, hati-hati ya."

Lia pun kini sedikit berjingkrak-jingkrak di depan ruang guru.

"Gila! Dia nyuruh gue hati-hati dong." ujarnya kegirangan.

Seperti biasa, Jaemin dan teman-temannya tidak langsung pulang saat jam sekolah sudah berakhir. Mereka memilih untuk nongki di tongkrongan mereka.

"Anjay! Motor baru lu, Jun!" ujar Haechan saat melihat Renjun yang datang dengan vespa matic berwarna merah dope.

"Kagak, motor abang gua, motor gua lagi dibengkel."

"Chan, gaboleh bilang 'ANJAY' anjay!" ujar Jaemin menyindir seseorang yang viral karena dilarang menyebutkan kata 'anjay'.

"Bodo amat dah! Mampus die, udah gue report akunnya."

"Wah, parah lo." ujar Renjun.

Mereka pun lantas tertawa bersama. Saat sedang asik berbincang-bincang, handphone Jeno berdering.

"Na Jaemin, bokap lo nelfon." ujar Jeno saat melihat nama si penelfon.

"Gak usah diangkat." sahut Jaemin kesal. Untuk apa Papanya menelfonnya saat sedang bersama teman-temannya?

"Kenapa lo? Berantem lagi?" tanya Renjun.

"Udah biasa kan, udah ah gak usah bahas bokap gue."

Ya, hubungan Jaemin dengan Papanya memang tidak baik. Semenjak kejadian itu, ia benar-benar sangat membenci Papanya. Semuanya hancur gara-gara Papanya.

Sedangkan Lia baru saja sampai di rumahnya.
"Papa udah pulang?" tanya Lia. Tumben sekali Papanya sudah ada di rumah.

"Iya, Papa sengaja pulang cepet karena nanti kita di undang buat makan malem di rumah temen Papa."

"Temen Papa? Yang mana?"

"Ada, pokoknya jam 5 nanti kamu udah siap ya."

Lia hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Tapi.."

"Tapi kenapa, Sayang?"

"Aku..."

Next? Wajib vote n comment yaa🍀💚
Thank u buat yg udah baca💚💚
Ditunggu kelanjutannya yaa

D̶O̶N̶T̶ NEED YOUR LOVE (LIA×JAEMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang