Lia baru saja sampai di rumahnya. Ia terlihat sangat lelah padahal ia dan Jaemin baru saja melahap lobster. Entah jika bersama Jaemin energinya benar-benar terkuras. Adu bacot dengan Jaemin benar-benar melelahkan.
"Baru pulang?" tanya Mamanya.
"Hm."
"Dari mana aja?"
"Makan."
"Lia, Mama gak ngerti ya sama kamu. Jaga body dong, kamu ga liat pipi kamu sekarang?"
Ya, inilah Mamanya. Mamanya yang super perfeksionis, yang memperhatikan penampilannya dari ujung rambut sampai kaki.
"Emang makan salah?"
"Ya, enggak. Tapi kamu juga mikir-mikir dong kalo makan. Pokoknya mulai besok kamu diet."
"Terserah."
"Lain kali jangan pulang malem. Kamu juga harus belajar. Mama denger nilai kamu di pelajaran Olahraga jelek."
Lia sudah tidak tahan lagi. Ia menghembuskan nafasnya lalu menatap Mamanya itu.
"Mama pasti bakal seneng kalo tau aku pulang sore karena siapa? Karna Jaemin! Mama seneng sekarang? Sampe kapan Mama ngatur hidup aku?" ujar Lia emosi.
"Aku harus jaga body, aku harus pinter, dan bahkan untuk urusan cintaku Mama juga ikut campur. Pernah Mama tanya apa yang aku suka? Aku pernah bilang suka dijodohin sama Jaemin?Kenapa aku harus selalu ngikutin kesukaan Mama?!"
Mamanya pun tak bisa berkata-kata lagi. Untuk pertama kalinya ia melihat putrinya yang seperti ini.
"Lia, Mama-"
"Apa? Ini hidup aku, sampe kapan Mama ikut campur?" ujar Lia yang mulai menangis.
"Mama lakuin juga demi kebaikan kamu!"
"Kebaikan aku? Apa yang baik? MANA YANG BAIK?!" ujar Lia yang mulai berteriak.
Lia yang sudah tidak tahan lagi pun pergi dari sana.
"Lia!"
Sambil menangis ia berlari entah menuju mana. Orang-orang di sekitarnya pun memandangnya bingung.
Hingga akhirnya Lia berheti di depan sebuah taman. Ia mulai menangis sejadi-jadinya.
Lino baru saja akan menuju sebuah restaurant temannya yang baru saja buka.
"Iya, gue dijalan. Bentar lagi nyampe." ujarnya saat berbicara di telfon dengan temannya.
"Sabar, entar lagi gue sampe. Oke, see you."
Saat sedang berjalan melewati sebuah taman ia melihat seorang gadis berpakaian sekolah dimana tempatnya mengajar sedang menangis. Gadis itu menjadi tontonan orang-orang.
Apakah itu muridnya? Lino pun mau tak mau menghampiri gadis itu.
"Halo." ujarnya sambil memegang bahu gadis itu.
Lino sangat terkejut karena ternyata itu adalah Lia, muridnya. Sedang apa ia menangis disini?
"Lia?"
Lia masih menangis sesegukan. Wajahnya terlihat sangat berantakan.
Lino pun mengajak Lia untuk ke tempat yang lebih sepi. Ada mini market di ujung jalan. Ia menyuruh Lia untuk menunggu di depan sembari ia membeli minuman untuk Lia.
"Ini, diminum dulu."
Lia pun meminumnya. Matanya masih sembab.
"Kamu gak apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
D̶O̶N̶T̶ NEED YOUR LOVE (LIA×JAEMIN)
Teen FictionLia, si cewe pinter yang suka sama gurunya sendiri. Jaemin, anak broken home sekaligus anak geng motor bandel. Namun, Lia akhirnya jadian dengan gurunya lalu apa yang akan terjadi? Inilah kisahnya...