Bab 11

15 3 0
                                    

Eits sebelum baca chapter ini, sudah kah kalian ngevote chapter sebelumnya?

Kalo belum monggo divote dulu yaa, terima kasih :)


Sesuai dengan rencananya, Ali hari ini tengah asyik mencoba membuat kue brownies kesukaan bundanya. Keberuntungan menyertai rencananya karena hari ini bunda akan pulang setelah ada tugas di luar kota. Ali berharap semoga bunda pulangnya malam, agar kejutannya tak akan gagal.

"Dek, tolong beliin balon sama lilin ultah ya," pinta Ali kepada adiknya, Dhani, yang tengah asyik dengan permainan komputer di kamarnya.

"Tunggu bentar kak, satu match lagi nih, abis tuh gue pergi," jawab Dhani tanpa mengalihkan pandangannya dari layar komputer.

"Yaudah, ini uangnya. Jangan lupa beli mentega, telur 1 kg, sama lilin ultah. Oke? Gue tinggal dulu," ujar Ali sambil memberikan dua lembar uang berwarna merah.

"Iya, siap Kak," jawab Dhani, menerima uang sambil tetap fokus pada layar komputernya.

Setelah memberikan uang ke adiknya, Ali keluar dari kamar Dhani. Ia melangkah menuju dapur, merencanakan langkah-langkah berikutnya untuk membuat kue brownies. Dengan teliti, ia mengecek semua bahan dan alat yang diperlukan.

Tiba-tiba, bel rumah berbunyi, "Ting Tong.. Ting Tong.." Ali terkejut, "Siapa yang bertamu sepagi ini deh?" batinnya, merenung sejenak.

Segera saja, Ali bergegas menuju pintu depan dan membukakan pagar rumah. Ternyata, yang datang adalah Nayla. Ali hampir saja lupa bahwa Nayla akan membantunya membuat kejutan ulang tahun untuk bundanya. Dengan senyum ramah, Ali mempersilahkan Nayla masuk ke dalam rumahnya.

"Tumben nih rumah sepi," ucap Nayla sambil melihat sekeliling rumah sahabatnya.

"Iya, nih, di rumah cuma ada gue sama adek," jawab Ali sambil menutup pintu rumah.

"Oh, ya? Emang nyokap lu kemana?" tanya Nayla, penasaran.

"Lagi dinas di luar kota. Katanya sih mau pulang hari ini," jelas Ali.

"Oh... Jadi, gue harus bantu apa nih?" tanya Nayla, menawarkan bantuannya.

"Bantu gue bikin brownies yuk," jawab pemuda berwajah oriental itu dengan antusias, mengajak Nayla bergabung dalam kegiatan membuat kejutan untuk bundanya.

Ali melihat Nayla mengeryitkan alisnya, "Brownies? Lu bisa bikin brownies? Wah, gak nyangka sahabat gue satu ini ternyata bisa bikin brownies."

"Hahaha, apaan sih Nay. Ini baru pertama kalinya gue bikin brownies," kata Ali sambil menyiapkan bahan-bahannya.

"Oh ya? Bikin brownies itu susah lho. Enggak kenapa, lu beli aja atau bikin kue lainnya gitu yang gampang," saran Nayla.

"Iyaa, ini baru pertama kali gue bikin. Agak sok ngide aja sih gue. Bukannya gue gak mau beli, Nay, gue pengen ngebahagia-in nyokap dengan cara bikin kejutan, bikin kue kesukaan nyokap. Yaa, ini kue brownies," jelas Ali dengan semangat.

"Oh, begitu toh. Sweet banget sih lu jadi anak. Gue aja boro-boro kasih kejutan ke nyokap, adanya gue kelupaan atau gak diinget, dulu sama Bang Al baru bikin kejutan," cerita Nayla.

"Hahaha, bisa aja lu Nay," sahut Ali dengan senyum. Mereka berdua pun tersenyum dan mulai menyiapkan segala sesuatu untuk membuat kejutan spesial untuk bunda Ali.

Nayla mulai membantu pemuda itu atas perintahnya untuk mengocok telur, sementara Ali sibuk mengayak tepung terigu. Mereka berdua terlihat serius dan penuh semangat dalam menyiapkan kejutan untuk ibu Ali.

MUJIGAE (무지개): Scout Love Story✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang