Bab 34

13 1 0
                                    

STOP! Klik bintang di kiri bawah sebelum baca chapter ini!

Terima kasih :)

Theo mendekati teman-temannya setelah menerima hadiah, merangkul mereka dengan penuh semangat, "Weh, kita menang! Ini berkat kerja keras kalian. Tanpa kalian, mungkin kita gak dapet juara 1."

Para peserta dari Pramuka SMA II yang mengikuti lomba diving merayakan kemenangan mereka dengan penuh euforia. Bang Obby, pelatih mereka, merasa sangat bangga dengan prestasi anak-anak didiknya. Latihan keras yang telah dilakukan tidak sia-sia. Ini adalah kali pertama SMA II meraih kemenangan dalam kompetisi menyelam!

Theo, Dikha, Jauzan, Nayla, dan Ocha tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih kepada Bang Obby. Kemenangan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi mereka tetapi juga kebanggaan bagi pramuka SMA II. Piala yang mereka dapatkan menjadi simbol prestasi tinggi, terutama bagi Theo yang baru satu minggu menjadi ketua pramuka.

Dikha merasa bangga dan tak percaya atas prestasinya. Meskipun ini pertama kali ia mencoba menyelam di laut, mereka berhasil meraih juara 1. Ini juga menjadi momen yang indah bersama orang yang dicintainya, Nayla.

Bang Al memberikan selamat kepada adiknya. Ia merasa senang dan bangga memiliki adik yang berbakat dan selalu meraih kejuaraan.

Setelah acara selesai, Nayla, Dikha, dan Bang Al pamit untuk pulang. Dikha, yang tidak membawa kendaraan, bergabung dengan Nayla dan Bang Al.

Perjalanan dari pantai menuju rumah cukup jauh, terutama karena terjebak macet di beberapa titik, mengingat ini hari Minggu malam. Banyak orang yang keluar menggunakan mobil, sehingga menyebabkan kemacetan. Bang Al mencoba mengatasi dengan menekan klakson mobilnya berulang kali agar mobil di depannya bergerak. Dikha hanya melihat Bang Al yang kesal dengan kondisi jalan yang tidak bergerak.

Bang Al menoleh ke kursi penumpang sebelahnya dan melihat adiknya tertidur pulas. Bang Al berpikir bahwa adiknya sedang asyik dengan ponselnya. Tapi, ternyata sang adik tertidur dengan tenang. Bang Al menutupi adiknya dengan jaket agar tidak kedinginan.

Untuk menghilangkan penat, Bang Al menyalakan radio. Ia mencari saluran radio dengan suara yang jernih. Saat menemukan saluran yang diinginkan, lagu dari radio berhenti dan digantikan oleh berita terkini.

"...Berita terkait Pesawat Neo Air NA-127, dengan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak sekitar pukul 14.10 WIB. Pesawat Neo Air tipe B 737-500 dengan nomer registrasi PK-CLC hilang kontak dengan ketinggian sekitar 11.000-13.000 kaki. Penerbangan pesawat Neo Air NA-127, hilang kontak setelah terbang atau take-off dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Soepadio, Pontianak, Kalimantan Barat. Branch Manager Bandara Soetta membenarkan adanya kejadian tersebut." Dikha yang sedang asyik bermain game di ponselnya kehilangan fokus setelah mendengar berita di radio. Apakah pesawat yang ditumpangi oleh Ali tujuan Pontianak?, gumamnya.

"Bang, si Ali berangkat ke Pontianak naik pesawat kan?" tanya Dikha kepada Bang Al, ingin memastikan daya ingatnya.

"Iya, Dik. Dia naik pesawat. Ada apa?" jawab Bang Al sambil melirik Dikha dari kaca spion tengah.

"Coba dengar ini, takut gue salah dengerinnya," kata Dikha, meminta Bang Al memperbesar suara radio.

"Penerbangan Pesawat Neo Air NA-127 hilang kontak setelah take-off dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten dengan tujuan Bandara Soepadio, Pontianak, Kalimantan Barat. Branch Manager Bandara Soetta membenarkan adanya kejadian tersebut. Menurutnya, Pesawat yang hendak menuju Pontianak kini hilang kontak sejak pukul 14.10 WIB."

Hatinya Bang Al hancur seketika begitu mendengar berita tentang pesawat menuju Pontianak yang hilang kontak. Ia yakin itu pesawat yang ditumpangi oleh Ali. Firasat buruk Nayla kembali menjadi nyata.

MUJIGAE (무지개): Scout Love Story✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang