STOP! Klik bintang di kiri bawah sebelum baca chapter ini!
Terima kasih :)
Ujian telah usai, namun kemeriahan liburan belum tiba bagi mereka. Sebaliknya, mereka kembali masuk sekolah seperti biasa. Hal ini karena Ujian Tengah Semester 2 kemarin bukanlah Ujian Kenaikan Kelas.
Nayla, sekali lagi, mendapatkan hukuman karena ulah Dikha. Ya, Nayla dihukum karena Dikha memohon agar tidak mengumpulkan PR Fisika-nya, sehingga dia tidak harus dihukum seorang diri. Padahal, Nayla sudah mengerjakan PR dan membawa hasil pekerjaannya itu. Namun, buku PR fisika Nayla ditahan oleh Dikha, berakhir dengan hukuman karena alasan lupa membawa buku PR lagi.
Kejadian tersebut langsung diceritakan Nayla kepada kekasihnya, Ali, saat mereka bertemu di kantin. "Sebel gue sama temen lu, Ali. Ada orang yang lupa bawa buku PR, terus tiba-tiba minta-minta ke gue untuk dihukum bareng," keluh Nayla.
"Siapa sih orangnya?" tanya Ali sambil tidak lupa memesan makanan untuk Nayla.
"Ini dia orangnya." Nayla menunjuk dengan dagunya. Sementara yang ditunjuk hanya tersenyum dan menggaruk tengkuknya tanpa gatal.
"Hei, makanan gue mana?" tanya Dikha kepada Ali, yang sebelumnya telah memesan makanan melalui Nayla.
"Kayaknya lagi dibuat, soalnya rame di situ," jawab Ali.
"Ah, kenapa makanannya cepat datang, sih? Gue sudah sangat lapar," keluh Dikha hingga terdengar di telinga Nayla.
Nayla menghentikan suapannya, kemudian menatap Dikha dengan sinis, membuat Dikha mengernyit bingung, "Kenapa lagi, sih?"
"Lu tuh ya, sabar dikit, lah. Bentar lagi jadi makanan lu tuh. Salah sendiri gak milih nasi goreng," jawab Nayla dengan penuh emosi.
"Bentar aja lu, lama gue. Mau nungguin berapa lama lagi sih? Lu gak kasihan sama gue, apa?" ucap Dikha, tak kalah penuh emosi.
Nayla meluapkan rasa kesalnya pada Dikha. "Lu menguras tenaga karena kesalahan lu bukan kesalahan gue. Coba lu gak ngumpetin buku PR gue. Lu gak akan ngerjain dua kali kan," geram Nayla dengan penuh frustrasi. Ia bahkan merasa ingin merobek mulut Dikha agar tak terus menerus mengomel.Dikha, tak bisa berbicara lebih banyak, kalah telak. Ia hanya diam, menunggu pesanannya dengan penuh ketidaknyamanan. Sementara Ali, yang menyaksikan pertengkaran keduanya, hanya menggeleng-gelengkan kepala.
Mereka berdua terlibat adu debat di tempat umum, tanpa rasa malu. Ali merenung, "Gak malu ya adu debat di tempat rame begini," begitu pikirannya.
Akhirnya, pesanan makanan Dikha pun tiba, kali ini berupa nasi ayam geprek. Dikha berdoa sejenak sebelum mulai menyantapnya dengan lahap.
Ali meletakkan sendok dan garpu di piringnya setelah menikmati makan siangnya. Ia juga menyeka mulutnya dengan tisu dan meminum es teh manis untuk melengkapi hidangan.
"Eh iya, besok kalian berangkat ke Gunung, kan?" tanya Ali. Nayla dan Dikha menjawab dengan mengangguk, menunjukkan persiapan mereka untuk kegiatan itu.
"Udah siap semua peralatan? atau ada yang bisa aku bantu cariin?" tawar Ali.
"Belum, Li. Nanti pulang sekolah, temenin aku ambil nesting sama beli bahan..." ujar Nayla, namun perkataannya terhenti ketika Ali mengelap nasi yang tersisa di sudut bibirnya, membuat jantung Nayla berdegup kencang.
"Kamu tuh kalo makan kayak anak kecil, cemong nih," ejek Ali, menunjukkan nasi yang telah ia ambil dari sudut bibir Nayla.
"Ehem! Anggap aja gue gak ada. Salah gue ikut makan sama kalian," kesal Dikha, tak sengaja melihat adegan mesra Nayla dan Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUJIGAE (무지개): Scout Love Story✅
FanfictionNayla Ayu Adara, si gadis dingin, super duper jutek dengan temannya terutama teman lelakinya, dan suka baca novel. Kemudian bertemu dengan Putra Dikha Anfasa, lelaki yang penasaran dengan perempuan bernama Nayla hingga membuat gadis itu kesal yang s...