14 - Salah Paham

480 61 48
                                    

Happy reading

*****

Di sebuah kamar terdapat seorang gadis yang tengah asik menatap layar ponselnya. Menatap penuh kagum pada foto seorang lelaki yang berada di layar ponselnya.

"Lo adalah lelaki pertama yang bisa bikin gue bahagia dan gue berharap lo bukan orang yang akan menyakiti gue di hari yang akan datang," ucap Airen lirih.

Ya dia adalah Airen, foto yang dia pandang saat ini adalah foto Ray, cowok yang berhasil membuat Airen mengenal kata cinta.

Di balik pintu sudah terdapat Aris yang mendengar ucapan dari adiknya itu. Dia merasa tidak tega melihat adik satu-satunya dilukai oleh lelaki lain. Lelaki yang dia anggap sebagai cinta ketiganya adalah lelaki yang sama sekali tidak menginginkannya.

"Sha," panggil Aris sambil membuka pintu kamar Airen.

"Eh bang Aris, ada apa bang?" tanya Airen.

"Abang boleh ngomong serius sama kamu?" Tidak seperti biasanya Aris meminta izin untuk berbicara serius. Biasanya dia akan langsung bicara tanpa berbasa-basi.

"Ya boleh lah bang, ada apa emangnya?" sahut Airen yang merasa penasaran dengan apa yang akan dibicarakan oleh Aris."


"Kalau abang suruh kamu buat jauhin cowok yang namanya Ray, kamu mau?" tanya Aris yang berhasil membuat Airen kaget. Kenapa abangnya ini tiba-tiba membicarakan perihal Ray.

"Ray? Kenapa bang Aris suruh Nasha buat jauhin Ray?" tanya Airen tidak habis pikir dengan perkataan abangnya tadi.

"Iya Ray, dia cowok gak baik dek. Dia gak pantes deket-deket sama kamu," ungkap Aris dengan sedikit penekanan di setiap kata yang ia ucapkan.

"Tunggu-tunggu abang kan gak kenal siapa Ray. Dari mana abang bisa nyimpulin kalau Ray bukan orang baik-baik?" Airen merasa jika Aris sama sekali tidak kenal dengan Ray. Bahkan dia belum pernah menceritakan tentang Ray kepada abangnya.

"Kamu gak perlu tau abang tau dari mana, yang jelas kamu harus jauhin Ray. Abang gak suka kamu deket-deket sama dia," perintah Aris. Kemudian Aris pergi meninggalkan Airen.

Karena ucapan Aris tadi, Airen berpikir jika ada orang lain yang membicarakan tentang kedekatannya dengan Ray. Tapi siapa? Apa mungkin Syafira?

"Apa iya Syafira yang cerita tentang Ray ke bang Aris?" monolog Airen.

"Iya ini pasti ulah Syafira. Selama ini dia yang paling tidak suka dengan kedekatan gue sama Ray. Gue gak nyangka lo tega Ra," gumam Airen kesal.

Di kamar, Aris merasa bersalah telah berbicara seperti itu kepada Airen. Tapi apa boleh buat ini untuk kebaikan Airen.

"Gue bakal jagain lo dari buaya kaya Ray," batin Aris.

*****

Paginya Airen terlihat begitu tidak semangat. Seperti separuh hidupnya hilang. Rasa bahagia bisa dekat dengan Ray dan rasa sedih saat Aris tidak menyetujui hal itu.

"Yah, Bun, Nasha langsung berangkat," pamit Airen kepada kedua orang tuanya.

"Kamu gak sarapan dulu?" tanya Arumi heran. Tidak seperti biasanya Airen seperti ini.

"Engga Bun, Nasha ada keperluan di sekolah jadi harus berangkat pagi," sahutnya.

"Ya udah kalau gitu hati-hati di jalan," ucap Mahendra.

INSECURE (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang