23 - Bully

474 39 2
                                    

Happy reading

*****

Kini Airen dan Danial sudah berada di toilet masing-masing. Sekarang sudah waktunya istirahat, tapi mereka belum menyelesaikan hukumannya.

Banyak murid yang keluar masuk dari toilet perempuan, membuat Airen kewalahan karena lantai yang baru saja ia bersihkan sudah kotor kembali.

"Eh ada OG baru ya di sekolah ini?" tanya Ghina yang baru saja masuk ke dalam toilet.

"Kalau dikerjain seru tuh, Ghin," ucap temannya—Jihan.

"Boleh juga tuh." Ghina terseyum miring dan memikirkan apa yang akan dilakukannya kepada Airen.

Ghina mengambil air di dalam toilet lalu ia tumpahkan. Kini toilet sudah tergenang air. Airen tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya bisa diam melihat apa yang dilakukan oleh Ghina.

"Segitu mah masih kurang, Ghin. Sini gue bantuin," ucap Jihan yang berniat membantu.

Jihan mulai mengambil air, lalu ia tumpahkan air itu ke tubuh Airen. "Aaaaa!" teriak Airen ketika air yang Jihan siram mengenai tubuhnya.

"Ahahaha ... lo pinter banget, Han. Cewek kaya dia itu pantes dapetin ini semua," sahut Ghina salut.

"Mau tambah lagi?" tanya Ghina sambil mendekat ke posisi Airen berdiri.

Airen menundukan kepalanya, dia tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Dia tidak mungkin melawan Ghina seorang diri.

"Eh lo, minuman yang lo pegang gue beli," ucap Ghina kepada salah satu murid yang memasuki toilet membawa sebotol minuman.

Murid yang membawa botol minuman itu langsung saja memberikannya kepada Ghina. Saat botol itu sudah di tangannya, Ghina langsung membuka tutupnya.

Secara perlahan ia siram kepala Airen menggunakan sebotol minuman manis. Kepala airen kini sudah basah, bukan hanya basah tapi sudah lengket juga.

"Makin cantik deh lo kalau kaya gini," sindir Ghina.

"Hahahaha," gelak tawa mereka mengisi ruangan toilet.

Danial yang berada di toilet sebelah, mendengar keributan yang terjadi. "Kok kayanya di toilet cewek rame bener," ucapnya heran. Berbeda dengan toilet cowok yang tentram-tentram saja.

"Jangan-jangan Airen ketakutan karena ada kecoa lagi," ucapnya menebak-nebak. Akhirnya Danial memutuskan untuk menemui Airen di toilet sebelah.

Benar saja, ketika Danial hendak memanggil nama Airen sudah terdengar keributan dari arah luar. Di dalam sana Airen mencoba menghindar dari Ghina tapi nihil. Dia malah terjatuh karena lantai yang licin.

"Ups kasian jatuh, mau gue bantuin?" tanya Ghina meledek.

"Gak perlu," sahut Airen. Dan pada akhirnya Airen bisa bersuara, walaupun hanya sebentar. Airen mencoba berdiri tapi sayang lantai begitu licin membuat dirinya kembali terjatuh.

"Songong banget sih jadi orang, mau ditolongin malah ditolak," ucap Jihan meremehkan.

Brak ....

Suara pintu terdengar kencang. Danial yang tiba-tiba saja masuk ke dalam toilet perempuan. "Airen!" teriak Danial ketika melihat Airen yang terduduk di lantai akibat jatuh.

Danial membantu Airen berdiri. "Kok lo basah-basahan kaya gini sih?" tanya Danial khawatir.

"Lo siapa?" tanya Ghina heran saat ada seorang lelaki yang berani-beraninya masuk ke dalam toilet perempuan.

INSECURE (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang