11 - Marah

553 88 137
                                    

Happy reading

*******

Sesampainya di sekolah, Airen sudah melihat keberadaan Ray di depan gerbang. Entah apa yang dilakukan pria itu di depan sana. Karena penasaran, Airen memutuskan untuk menghampirinya.

"Ray," sapa Airen. Ray langsung melihat ke arah sumber suara yang ternyata Airen yang memanggilnya.

"Sampai juga akhirnya," ungkap Ray lirih.

"Kenapa?" tanya Airen kebingungan. Memang biasanya jam segini dia baru sampai di sekolah.

"Gue udah nungguin lo sejak 15 menit yang lalu," sahut Ray kesal. Memang pasalnya Ray ingin menunggu Airen di gerbang karena Airen tidak ingin dia menjemputnya di rumah.

"Maaf ya jadi bikin lo nunggu," ucap Airen penuh penyesalan. Seharusnya tadi dia berangkat lebih awal saja. Mungkin Ray tidak akan menunggu lama.

"Ya udah gue anterin lo ke kelas," ajak Ray sambil menggandeng tangan mungil milik Airen. Airen begitu terkejut saat tangannya di gandeng oleh Ray.

Banyak pasang mata yang melihat kebersamaan mereka. Tentu saja mereka akan sangat benci melihat cowok idaman mereka bergandeng tangan dengan cewek.

"Kok si Ray mau-maunya gandeng tangan tuh cewek."

"Si Airen kegatelan banget sih."

"Cowok gue direbut sama cewek lusuh itu."

Yah begitulah omongan-omongan para siswi yang sangat mengagumi Ray.

Tepat di depan pintu kelas, Syafira melihat kebersamaan mereka dengan tidak suka. Matanya seperti ingin keluar saat melihatnya. Dia tidak habis pikir dengan Airen, baru kali ini dia tidak mendengarkan semua perkataannya.

"Ray gue masuk ya," ucap Airen saat sudah berada di depan kelasnya.

"Ya udah gue langsung ke kelas ya. Belajar yang bener biar makin pinter," pamit Ray. Sebelum Ray meninggalkan Airen, tak lupa dia mengusap lembut kepala Airen.

Hal itu membuat Syafira semakin kesal. Beda halnya dengan Airen, dia merasa seperti sedang terbang di langit. Setelah melakukan itu Ray langsung pergi ke kelasnya.

Airen tersenyum kecil atas perlakuan manis yang Ray berikan kepadanya. Mata Syafira tertuju kepada Airen yang sepertinya menahan rasa bahagianya.

"Iren, jangan bilang kalau lo bahagia diperlakukan kaya gitu sama si Ray," sindir Syafira.

"Ya pasti lah Ra, mana ada sih cewek yang gak bahagia diperlakukan kaya gitu sama cowok," sahut Airen dengan senyuman yang tidak luntur dari bibirnya.

"Gue harus bilang berapa kali sih Ren, Ray itu playboy dan lo gak boleh tergoda sama dia!" Syafira begitu lelah untuk memberi tahu jika Ray tidak baik. Tapi Airen tetap teguh dengan keinginnya. Sekali ini saja dia ingin merasakan yang namanya 'pacaran'.

*****

Di sebuah sekolah yang mewah sudah terdapat para cogan yang sedang berkumpul di kantin. Siapa lagi kalau bukan Aris dan teman-temannya. Arka Praditya—stalker handal yang sering dipanggil dengan nama Adit. Danial Savian Altezza—cowok paling digemari oleh siswi-siswi.

Tak heran jika mereka menjadi the most wanted di sekolah. Parasnya yang begitu tampan dan mereka tergolong sebagai orang kaya. Walaupun mereka orang kaya, mereka tidak pernah memamerkan apa yang mereka miliki.

"Dit, gimana udah berhasil nemuin si Raynaldi?" tanya Aris memulai pembicaraan di antara mereka.

"Udah dong," sahut Adit yang masih sibuk dengan makanan yang sudah ia pesan tadi.

INSECURE (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang