Happy reading
******
Airen menikmati perjalan bersama Ray. Rasanya berbeda sekali. Pertama kali dia dibonceng Ray rasanya gugup sekali, berbeda dengan sekarang rasanya sangat nyaman apa lagi dengan memeluknya dari belakang.
"Rumah kamu di mana yank?" tanya Ray yang mulai kebingingan melajukan motornya ke arah mana. Airen sempat bingung harus menjawab apa. Dia tidak mungkin memberi tahu alamat yang sebenarnya.
"Emm ... itu di jalan Rajawali," ucap Airen terpaksa. Dia bisa meminta Ray untuk mengantarnya di depan komplek tidak perlu mengantarnya sampai ke rumah. Iya itu cara terbaik agar Ray tidak bertemu dengan Aris.
Setelah Airen menyebutkan alamat rumahnya, Ray langsung melajukan motornya ke alamat yang sudah disebutkan oleh Airen.
Sesampainya di depan komplek, Airen langsung meminta Ray untuk mengantarnya sampai sini saja.
"Berhenti di sini aja, Ray." Airen menepuk pundak Ray agar cowok itu menghentikan motornya.
"Lah kok di sini?" tanya Ray heran.
"Emm ... anu, rumah aku udah deket kok tinggal jalan dikit lagi sampai kok. Kamu antar aku sampai sini aja gak papa kok," ungkap Airen berusaha untuk tidak membuat kecurigaan Ray.
"Oh ya udah kalau gitu aku langsung pulang ya, kalau udah sampai langsung istirahat," perintah Ray yang diangguki oleh Airen.
"Iya, hati-hati jangan ngebut," ucap Airen memperingati. Ray langsung meninggalkan Airen di pinggir jalan.
"Hufft ... untung aja Ray gak curiga sama gue," monolog Airen. Dia langsung berjalan menuju rumahnya. Memang tidak jauh kok rumahnya, jadi Airen tidak mempermasalahkannya.
Di pertengahan jalan, Ray menghentikan motornya. Mengambil ponselnya yang sedari tadi berbunyi. Melihat siapa yang meneleponnya saat ini. Ghina—nama sang penelepon yang tertera di layar ponselnya. Ray segera mengangkat teleponnya.
"Hallo ada apa, Ghin?" tanya Ray kepada Ghina.
"Mobil gue mogok, Ray. Lo di mana sih dari tadi gue nyariin lo tau gak," ucap Ghina kesal.
"Ehh sorry gue gak kasih tau lo. Gue anterin Airen pulang tadi," ungkap Ray merasa bersalah tidak memberi tahu kepada Ghina bahwa dirinya akan mengantar Airen pulang.
"Airen lagi, terus lo tega biarin gue sendirian di sekolah dengan mobil gue yang mogok?" tanya Ghina.
"Ya engga lah, masa gue tega ngebiarin lo sendirian. Ya udah lo tunggu di situ gue ke sana sekarang," ucap Ray dan langsung mematikan sambungan teleponnya.
Beberapa menit kemudian Ray sudah sampai di sekolah. Mencari keberadaan Ghina di dalam sekolah. Ghina yang sudah melihat Ray langsung menghampirinya.
"Lama banget sih," ucap Ghina kesal.
"Iya maaf, jangan cemberut gitu dong. Nanti cantiknya ilang." Ray mencoba menggombali Ghina agar cewek itu tidak kesal lagi kepada dirinya.
"Gimana gak cemberut gue dari tadi nyariin lo. Ehh taunya lo lagi berduan sama si Airen itu," sindir Ghina. Mendengar ucapan Ghina, Ray tertawa bahagia merasa jika Ghina cemburu dengan kedekatannya dengan Airen.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURE (Segera Terbit)
Chick-LitCOMPLETED!! Dikisahkan seorang gadis sederhana yang sudah kebal dengan semua bully-an yang teman-temannya lakukan. Tanpa kita pungkiri dia memiliki hati baja yang tahan banting dalam segala hal. Seorang lelaki yang terkenal playboy berhasil mendapat...