22 - Dihukum

441 38 6
                                    

Happy reading

*****

"Siapa tuh?"

Suara itu membuat keduanya kaget. Airen langsung bangkit dari jatuhnya, begitupun dengan Danial.

"Tuh kan gara-gara lo sih," kesal Danial.

"Kok jadi gue yang disalahin," ucap Airen lirih.

"Kalau lo gak teriak, gak akan ada yang denger." Danial hanya memutarkan bola matanya malas karena Airen tidak mau mengakui kesalahannya.

"Kita sembunyi di sana aja biar gak ketahuan," kata Airen. Mereka bergegas pergi dari tempat itu sebelum guru-guru mengetahui keberadaannya.

Berapa menit kemudian datanglah seorang guru laki-laki yang Airen kenal, dia adalah Pak Hasan—guru BK di sekolah SMA Nusantara.

"Kita jalan pelan-pelan ke sana aja, kalau di sini terus kita bakal ketahuan," ucap Danial sambil menunjuk ke arah belakang Pak Hasan.

"Ya udah ayo." Airen memutuskan untuk mengikuti ajakan Danial.

Baru saja berapa langkah, Pak Hasan menyadari ada seseorang di sekitar sini. "Mau kemana kalian?" tanya Pak Hasan.

Jantung Airen seketika berhenti berdetak. Suara itu mampu membuat keduanya berdiri di tempat. Mereka menghembuskan napas kasar karena harus ketahuan oleh guru.

"Kalian mau coba kabur dari saya, iya?" tanya Pak Hasan sambil menghampiri Airen dan juga Danial.

"Eng-engga, Pak," sahut Airen gugup. Habislah sudah meraka. Pak Hasan tidak akan membiarkan orang-orang yang terlambat masuk.

"Kamu siapa?" tanya Pak Hasan yang menyadari jika salah satu di antara mereka bukan anak SMA Nusantara.

"Saya Danial, Pak. Murid baru di sekolah ini," sahut Danial sambil menunduk.

"Ohh jadi kamu murid pindahan itu. Hari pertama saja sudah telat bagaimana dengan hari seterusnya," gumam Pak Hasan.

"Maaf, Pak. Tadi jalanan macet jadi saya telat datang ke sekolah," elak Danial.

"Alasan basi, dan kamu Airen. Kenapa bisa telat? Setahu saya, kamu murid yang rajin," ungkap Pak Hasan mulai mengintrogasi.

"Ta-tadi saya telat bangun, Pak," sahut Airen gugup.

"Saya tidak mau mendengar alasan kalian berdua. Sekarang kalian saya hukum. Bersihkan toilet yang ada di lantai dua!" perintah Pak Hasan.

"Baik, Pak." Mereka menjawab dengan kompak.

Pak Hasan meninggalkan mereka berdua. Setelah kepergian Pak Hasan, Airen langsung melangkahkan kakinya ke lantai dua diikuti Danial.

"Ngapain lo ngikutin gue?" tanya Airen kepada Danial.

"Dasar bego. Toiletnya kan bersebelahan ya jelas lah kalau gue ngikutin lo," ucap Danial pasrah.

"Iya juga ya." Airen melanjutkan jalannya. Setelah sampai di toilet mereka berdua berpisah. Iya berpisah masa mereka mau bersihin barengan kan gak mungkin.

Airen memasuki toilet cewek dan Danial memasuki toilet cowok. Ketika sudah memasuki toilet, Airen menghembuskan napas kasar. Toilet sebesar ini harus dia bersihkan seorang diri.

Airen langsung melaksanakan hukumannya. Kloset yang lumayan kotor harus ia bersihkan. Bau tak sedap yang keluar dari toilet itu ia hiraukan demi cepat menyelesaikan hukumannya.

INSECURE (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang