35 - Hari Buruk

422 37 1
                                    

Happy reading

*****

Semua tatapan mata beralih ke suara tersebut. Ray membulatkan mata kaget melihat kedatangan Airen. Bagaimana bisa Airen datang ke acara ini, pikirnya.

"Airen," gumam Ray dan Syafira.

Syafira langsung menghampiri Airen yang terdiam kaku di tempatnya melihat kejadian tadi. Dia tidak menyangka kejadian ini benar-benar terjadi di hadapannya sekarang.

"I-ini semua cuma mimpi kan, Ra?" ucap Airen menahan tangis. Syafira sama sekali tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Dia sangat bingung apa yang harus dia lakukan.

"Wah kebetulan banget dong ada Airen di sini," kata Ghina. Ghina pun turun dari panggung dan menghampiri Airen.

"Kenapa, lo kaget liat pacar lo nembak gue di depan semua orang?" tanya Ghina dengan penuh kebahagiaan. Berbeda dengan Ray, dia sangat bingung harus berbuat apa sekarang.

"Kasian banget sih lo."

Ray pun akhirnya menghampiri Airen. Ini waktunya untuk dia menjelaskan kebenarannya. Ray tahu bahwa Airen akan kecewa mendengar semua ini.

"Mending lo jelasin deh, Ray," ucap Rendi.

"I-ini semua apa-apaan sih. K-kenapa kalian diem aja liat semua ini?" Tangisan Airen tidak bisa ditahan lagi. Air matanya mulai mengalir melihat semua yang terjadi.

"Gue bakal jelasin semuanya," ucap Ray lirih. "Lo itu cuma jadi bahan taruhan gue dan gue sama sekali gak suka sama lo," lanjutnya.

Deg!

Berasa dihantam oleh ribuan pisau. Dadanya sesak seperti tidak ada oksigen yang bisa ia hirup.

"Ma-maksud kamu apa?" tanya Airen tak percaya.

"Udah deh, Ren. Mendingan lo pergi dari sini, ganggu suasana aja deh," sahut Ghina kesal.

"Lo jahat, Ray. Lo jahat!"

"Jadi selama ini yang udah lo lakuin ke gue cuma karena taruhan? Iya!" teriak Airen histeris.

"Kenapa lo tega sih lakuin ini sama gue. Apa salah gue sama lo! Apa Ray apa?" Airen menangis sejadi-jadinya sambil memukul-mukul tubuh Ray. Ray hanya bisa diam tanpa melakukan apa-apa. Ini semua memang pantas ia dapatkan.

"Gue kecewa sama lo!" teriak Airen sambil mendorong tubuh Ray. Lalu ia pergi meninggalkan tempat itu sambil menangis.

Melihat Airen yang pergi, Danial langsung mengejarnya. Berbeda dengan Syafira, dia lebih memilih menghampiri Ray dan memakinya terlebih dahulu sebelum pergi mengejar Airen.

"Udah puas lo hah? Udah puas lo bikin sakit hati Airen?" teriak Syafira di depan muka Ray.

"Lo apa-apaan sih kenapa jadi lo yang sewot," sahut Ghina.

"Hahaha dasar manusia gak punya hati. Gue salut sama kalian berdua. Punya hati tapi cuma dijadiin pajangan," kesal Syafira. Ia langsung pergi mengejar Airen.

Airen lari sekencang-kencangnya sambil menangis. Rasanya begitu sakit setelah mengetahui yang sebenarnya. Mengapa dia bisa menaruh hatinya secepat itu. Mungkin benar apa yang dikatakan Syafira dulu.

"Arghhhh!"

"Lo bego Airen lo bego!"

"Kenapa dari dulu lo gak pernah nyadarin ini. Kenapa lo gak dengerin omongan sahabat lo sih!"

"Kenapa kenapa hiks ... hiks ...."

"Gue benci sama lo Ray. Gue benci lo!"

Airen berteriak sekencang-kencangnya, meluapkan seluruh emosi yang ada di dirinya. Datanglah Danial untuk menenangkan Airen.

INSECURE (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang