44.

19.8K 1.5K 93
                                    

          Seseorang membekap mulut Kartyva dan menarik tubuh perempuan itu dengan gerakkan yang cepat, begitu cepat hingga Kartyva tidak bisa memberikan perlawanan. "Shtttt, kakak ipar ini aku," bisik Harvor agar Kartyva tidak berteriak ketika ia membuka bekapan mulutnya.

"Harvor?" Kartyva membalik tubuhnya sedikit terkejut. Harvor tak menjawabnya dan lebih memilih untuk menarik Kartyva ke tempat yang lebih sulit untuk dijangkau oleh orang lain. Tujuan Harvor adalah menghindari Bryan dan Bryc, tadi Harvor secara tak sengaja melihat Kartyva sedang menguping pembicaraan kakak beradik itu.

Begitulah yang terjadi hingga Kartyva berakhir bersama Harvor. Entah apa yang ingin Harvor bicarakan dengannya, pria itu hanya menatapnya seolah meneliti Kartyva dari atas hingga ke bawah. "You must have made quite an impression on my brother, he does not crack a smile for just anybody, but now–"

"I don't think so. Things weren't great between us," potong Kartyva tak berniat mendengar pujian tak langsung dari Harvor. Tetapi pria itu justru kembali melontarkan pertanyaan untuk Kartyva, "Have Lou ever told you before that he loved you?"

Hening. Tak ada respon dari Kartyva, tubuhnya seakan mematung.

Jangankan merespon, Kartyva bahkan tak  berkedip untuk sekali pun, pertanyaan Harvor barusan seolah melempar Kartyva ke lubang yang dalam akan ekspetasinya. Lou tidak pernah mengatakan bahwa ia menyukai atau bahkan mencintai Kartyva. Perasaan Kartyva bertepuk sebelah tangan. "Or you did not believe Lou loved you?" lanjut Harvor semakin membuat Kartyva merasa kecil.

"I have a habit of falling in love with the wrong person." Ujung bibir Kartyva berkedut memperlihatkan senyum kecilnya.

Menumpukan sebelah kakinya dengan santai, Harvor bahkan tak terlihat terusik dengan jawaban Kartyva. Baginya kakak dan kakak iparnya ini sangatlah lucu, mereka terjebak di dalam perasaan yang tak mereka sadari. "Menurutmu Lou orang yang salah?"

Gelengan pelan Kartyva menandakan akhir pembicaraan mereka, perempuan itu lebih tertarik akan alasan Harvor yang membawanya kemari. "Kenapa kau menemuiku?"

"I've come to apologize."

"Untuk apa?"

"Berapa usia kandunganmu?" tanya Harvor to the point tanpa basa-basi atau takut Kartyva tersinggung. Ya begitulah Harvor, pria itu tak berbeda jauh dengan Lou, dia juga tak pandai berbasa-basi.

"Kau datang untuk meminta maaf atas apa yang Lou lakukan atau kau datang karena Lou menyuruhmu untuk membujukku agar menggugurkannya?"

Kepala Kartyva menggeleng pelan seolah menolak, mengatakan bahwa ia tidak akan melakukan itu. Meski orang tua Lou datang untuk memohon atau memarahi Kartyva, ia tidak peduli.

"His father can easily walk away but I will never because he's my baby. I will never give up on him."

"Tidak," sanggah Harvor, "Precisely because he loves you, he don't want to hurt you."

"Aku tau aku tidak pintar tapi berbicara denganmu  membuatku semakin terlihat bodoh."

Tawa Harvor pecah mendengar respon Kartyva, sekarang sedikit banyak Harvor mengerti kenapa Kartyva berbeda. Kenapa kakaknya itu bisa tergila-gila dengan Kartyva.

Terlepas dari itu, Harvor hampir melupakkan tujuannya untuk memperlihatkan sesuatu kepada Kartyva. "Kakak ipar sebenarnya ada yang ingin aku tunjukkan dan tanyakan kepadamu. Lou tidak mengetahui ini."

Pria itu menunjukkan sebuah video yang sudah ia copy ke dalam ponselnya sebelumnya. "Dari... Dari mana kau... Kau mendapatkan ini?" Wajah Kartyva mendadak pucat, tubuhnya terlihat lebih tegang dari sebelumnya, respon itu tentu membuat semuanya menjadi lebih menarik.

Twinkle With TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang