48.

18.9K 1.6K 77
                                    

          Ia menghembuskan nafasnya, entah legah ini sudah berakhir atau legah karena bisa mendapatkan apa yang ia mau dengan cara yang kotor.

"Maafkan aku Lou," gumamnya pelan sambil melirik ke arah samping di mana seorang pria terbaring dengan peluh keringat bekas kegiatan mereka barusan, "Aku melakukan ini untukmu."

Sepelan mungkin ia beranjak dari ranjang takut-takut pria itu terbangun, melilit tubuh polosnya dengan bathrobe dan secepat mungkin mematikan rekaman suara yang ia pasang di bawah tempat tidur.

Tak berpikir dua kali ia pergi dari kamar yang sudah dipenuhi oleh bau alkohol itu tanpa berniat untuk memperbaiki penampilannya terlebih dahulu atau menunggu pria itu terbangun.

Tubuhnya sedikit gemetar begitu ia berhasil masuk ke dalam mobilnya dan melarikan diri.

"Aku sudah memiliki barang buktinya dan sekarang aku dalam perjalanan menuju ke tempatmu." Perempuan itu tampak berbicara dengan seseorang dari ponsel.

"Lou mungkin akan datang kemari, apa kita tidak bisa bertemu di tempat lain?"

"Apartemenmu satu-satunya tempat yang paling aman."

Helaan nafas pria dari balik telepon disertai kalimat persetujuan membuat perempuan itu menginjak pedal gas mobilnya dengan penuh. "Baiklah, pastikan tidak ada yang mengikutimu."

Setelah melewati perjalanan yang cukup menegangkan, takut-takut ada yang mengikutinya akhirnya ia sampai ke tempat yang sudah dijanjikan.

Sebuah apartemen cukup mewah dengan tempat yang lumayan tertutup.

Apartemen itu memiliki keamanan yang sangat ketat dan perempuan itu baru bisa masuk setelah dijemput oleh seorang pria.

Perempuan itu menggenggam bathrobenya semakin kuat begitu ia berhasil masuk ke dalam apartemen, tubuhnya masih sedikit bergetar meski ia sudah bertemu dengan sosok pemilik apartemen tersebut.

Mata pria itu membulat penuh melihat penampilan perempuan di hadapannya yang sangat berantakan dan hanya mengenakan bathrobe, ditambah beberapa leban yang terlihat pada tubuhnya.

"Apa yang– Kau tidur dengannya?" tanyanya cukup terkejut, segera mengambil selimut dan memberikannya kepada perempuan itu agar ia bisa menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Tidak ada cara lain, hanya ini yang bisa aku lakukan untuk mendapatkan pengakuannya. Kau harus menyimpan rekaman ini dengan baik sebelum dia menemukanku dan benar-benar membunuhku."

Terlihat perempuan itu menyerahkan rekaman yang sedari tadi ia genggam. Rekaman yang ia dapatkan dengan susah payah.

Gurat halus tercetak pada dahi perempuan itu. "Kau tidak perlu melakukan hal sejauh ini."

"A-aku, aku ingin menebus semua kesalahanku. Waktu kita tinggal satu bulan lagi, t-tolong pastikan rekaman ini sampai ke pengadilan, ini satu-satunya bukti kuat yang kita miliki."

Apa yang salah? Kenapa ia terlihat begitu ketakutan?

Ada sesuatu yang salah.

"Kau harus melarikan diri ke luar negri selama satu bulan, pergi sejauh mungkin. Aku akan membuat identitas palsu untukmu–"

Twinkle With TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang