Prolog

53.9K 2.5K 64
                                    

Empat tahun yang lalu.

"Kita sudah sampai, Sir," Kerr—asisten pria itu, membangunkannya ketika mereka sudah sampai di 432 Park Avenue, tempat dimana tunangannya berada. "Apa saya perlu memberitahu Nona Iveagh terlebih dahulu, Sir?"

"Tidak perlu, aku sengaja ingin memberikannya kejutan." Lou tersenyum senang ketika Kerr memberikan handycamnya. Ia tidak sabar untuk melihat bagaimana reaksi tunangannya itu. "Kerr, aku akan turun sendirian, kau bisa menunggu di sini."

"Apa Anda akan menginap di sini, Sir? Saya akan menyiapkan keperluan Anda." Tampak Lou masih mengenakan pakaian formal, lengkap dengan dasi. Ya, pria itu baru sampai di Manhattan setelah penerbangannya dari London dan langsung menemui tunangannya.

"Nanti aku akan menghubungimu lagi," ujar Lou sebelum turun dengan puluhan tangkai mawar di tangan kanan dan handycam di tangan kirinya.

Sejak empat tahun yang lalu Iveagh sudah resmi menjadi tunangan Lou, mereka memang belum menikah tetapi secepatnya Lou akan menikahi perempuan yang sudah berpacaran dengannya selama delapan tahun itu.

Lou dan Iveagh sendiri terpaksa menjalani hubungan jarak jauh selama dua bulan karena Lou harus mengurus anak perusahaannya yang berada di London, tempat kelahirannya.

Lou memang lahir dan tumbuh besar di London kemudian ia memutuskan untuk pindah ke New York karena keinginan Iveagh dan perusahaan induk miliknya berada di Manhattan.

Senyumnya merekah ketika ia sudah sampai di depan pintu, membayangkan bagaimana reaksi terkejut tunangannya dan membayangkan bagaimana Iveagh akan melompat memeluknya.

Lou menempelkan kartu akses pada pintu itu untuk membukanya tanpa harus membunyikan bel. Kondominium yang Iveagh tinggali sekarang memang pemberian Lou sebagai hadiah pertunangan mereka empat tahun yang lalu. Oleh sebabnya Lou juga memiliki kartu akses.

Setelah Lou memastikan jika handycamnya dalam keadaan menyala, ia langsung bergegas masuk untuk memberikan kejutan.

Siapa sangka? Lou lebih dulu dibuat terkejut oleh Iveagh ketika melihat pakaian—serta pakaian dalam milik Iveagh yang tergeletak sembarang di atas lantai. Lou belum cukup tua untuk melupakan jika itu adalah milik Iveagh.

Tetapi milik siapa ini? Sepasang sepatu pria dan pakaian pria yang ia yakin bukan miliknya juga berserakkan di sana. Langkah Lou semakin berat ketika ia mendengar suara Iveagh dari dalam kamar tidurnya, perempuan itu sedang tertawa dan menyebutkan nama Bryc—tunggu,

Bryc temannya?

Lou memejamkan matanya berusaha untuk mengumpulkan keberanian karena sekarang kaki dan tangannya terasa sangat dingin. Perlahan ia membuka pintu kamar Iveagh dengan handycam di tangannya.

Betapa terkejutnya Lou ketika ia masuk dan menghidupkan lampu kamar itu, bukan hanya Lou yang terkejut, bahkan Iveagh dan Bryc langsung melepaskan penyatuan mereka ketika melihat kehadiran Lou.

Lou berusaha untuk tetap tenang dan tidak marah. Ia masuk dan meletakkan bunga yang ia pegang di dekat Iveagh. Matanya memanas, menyaksikan kekasih yang ia cintai sedang bersama pria lain di atas ranjang tanpa mengenakan sehelai benang pun.

"Lou... aku... aku bisa jelaskan..."

Lou mengangguk, ia memang bukan pria yang mudah marah, terlebih di depannya sekarang adalah perempuan yang sangat ia cintai.

Sedikit tak percaya kalimat ini akan keluar dari mulut Lou. Ia tidak menyangka jika ia akan mengakhiri hubungannya dengan perempuan yang sudah bersamanya selama bertahun-tahun, begitu saja.

Twinkle With TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang