03.

31.4K 2K 45
                                    

Kerr bersiap keluar setelah memastikan Lou mengganti baju dan meminum obatnya, kejadian barusan memang sangat menakutkan. Meski itu bukan pertama kalinya.

"Sir, apa saya perlu memanggil dokter keluarga?"

"Jangan," Lou menggeleng kecil. "Kau ingat dokter yang pernah kau bawa ke kediamanku?"

"Ya, Sir."

"Panggil dia saja ke kediamanku sore ini."

Jika dokter keluarga datang dari London, maka ibunya akan mengetahui apa yang barusan terjadi. Lou yakin jika ibunya akan langsung kemari, ia hanya tidak ingin membuat orangtuanya cemas.

"Anda akan bekerja sampai sore, Sir?"

Sebenarnya Kerr tidak tega melihat Lou harus tetap bekerja, pria itu baru saja tidak sadarkan diri. Tapi apa boleh buat? Ia tidak bisa membantah atasannya.

Pandangan Lou terarah keluar, tepat di mana Jonas sedang bersalaman dengan perempuan yang menolongnya tadi, menandakan wawancaranya selesai.

"Hm, tolong panggilkan Jonas."

Kerr menunduk kecil, perlahan mundur untuk keluar dari ruangan Lou.

Tak lama selepas kepergian Kerr, Jonas masuk dengan map berwarna kuning di tangannya, ia menyerahkan map itu kepada Lou.

Kartyva Tilie Leigh
Mrs. Leigh

21 tahun

Mrs?

Umurnya baru 21 tahun dan sudah menikah? Di New York sekarang, ia jarang menemui orang yang menikah di usia yang cukup muda.

"Pendidikan tertingginya high school, Sir, dia juga tidak memiliki pengalaman bekerja sebelum—"

"Aku tau, jadi?"

Sebenarnya Lou sedikit heran, perempuan itu bisa menolongnya tadi seolah ia adalah petugas medis profesional, Lou kira ia adalah seorang perawat atau semacam tenaga medis.

Nyatanya, perempuan itu bahkan tidak pernah mencicip bangku kuliah. Tidak mungkin jika perempuan itu dokter atau perawat bukan?

"Sesuai dengan perintah Anda, saya sudah memberikannya posisi sebagai cleaning service."

Perusahaan Lou tidak pernah merekut orang sembarangan, termasuk cleaning service yang tentunya akan memiliki akses untuk keluar masuk dari ruangan Lou.

Tetapi mengingat perempuan tadi sudah menolongnya dan juga rekomendasi Chance, meski perempuan itu tidak memiliki pengalaman bekerja dan pendidikan yang tinggi—Lou memutuskan untuk menerimanya.

Lou mengangguk paham. "Apa kau memberinya uang?" Sebelumnya Lou memang menyuruh Jonas untuk memberikannya uang sebagai bentuk terima kasih.

Bukannya Lou tidak ingin bertemu langsung dan berterima kasih, hanya saja dalam keadaan seperti ini—Ia belum siap untuk menemui perempuan itu.

"Tidak Sir, dia menolaknya."

Garis halus tercetak di dahi Lou, menandakan ia bingung. "Lalu kenapa dia terlihat sangat senang?"

Twinkle With TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang