21.

20.9K 1.5K 46
                                    

Kartyva sedikit bersyukur ketika ia terbangun dengan sisi ranjang yang kosong meski dengan rasa sedikit nyeri pada area selangkangannya. Itu bukan masalah besar asal ia tidak melihat Lou karena mungkin akan sangat canggung setelah apa yang sudah terjadi kemarin.

"Kau sudah bangun?" Tapi hal itu tak berlangsung lama, seketika Kartyva mendengar suara berat itu ia langsung melilit tubuhnya dengan selimut.

'Astaga! Kenapa Kartyva tidak menyadari jika Lou sedang bersandar di pintu dan... memandanginya.'

"Aku anggap sudah, bersihkan dirimu lalu kita sarapan."

Lihatlah, pria itu berubah lagi hanya dalam satu malam. Apa pria itu hanya hangat ketika berada di atas ranjang?

Tak ingin berlama di sana, Kartyva segera berlari ke arah kamar mandi dengan langkah yang sedikit tergopoh. Tidak ada perlakuan romantis di pagi hari atau Lou yang menggendongnya masuk ke dalam kamar mandi.

Jangan mengharapkan itu dari seorang Louive Wang. Pria eskimo yang hanya tidak mengerti dengan hal-hal seperti itu.

Seketika Kartyva membersihkan tubuhnya yang terasa sedikit lengket, ingatan akan apa yang ia dan Lou lakukan semalam terus terngiang di benaknya.

Jujur Kartyva sangat malu, bagaimana Lou bisa bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa?

Pria itu bahkan... muncul di hadapannya ketika Kartyva sedang memakai baju, beruntung tubuhnya masih terlilit handuk.

"Bagaimana kau bisa masuk!" Suara Kartyva sedikit meninggi karena terkejut.

"You're going to wear that again?" tanya Lou yang melihat Kartyva akan kembali memakai dress semalam yang perempuan itu kenakan.

"Bajuku ada di kamar Chance," protes Kartyva menatap Lou dengan horor.

"Take it off," perintah Lou sambil mengulurkan sebuah kemeja putih kepada Kartyva. Kartyva yang kebingungan tak mengerti dengan maksud Lou.

Melihat Kartyva yang hanya bergeming pun membuat Lou akhirnya memakaikan kemeja yang ia pegang sedari tadi kepada Kartyva, mengancingnya satu-persatu dengan teliti.

Kartyva bahkan hampir lupa caranya bernafas karena jarak di antara mereka yang begitu dekat dan fakta bahwa itu adalah kemeja milik Lou. Ia bisa mencium aroma kemeja yang tampak kebesaran pada tubuhnya, jelas ini bukan miliknya atau milik Chance.

Setelah itu dengan wajah yang masih sama datar dan menyebalkannya, Lou menariknya dan mendudukannya di atas ranjang.

"Apa kau sedang datang bulan?" tanya Lou yang berdiri di dekat lemari tampak mengambil sesuatu yang sudah ia pinjam dari ibunya sebelumnya.

"Tidak," jawab Kartyva sambil mengingat jadwal tamu bulanannya.

Tanpa disadari ujung bibir Lou tertarik ke atas begitu mendengar jawaban Kartyva.

"Lou? Aku rasa kita harus ke bawah untuk sarapan, aku takut keluargamu akan menunggu," tutur Kartyva dengan hati-hati.

"Aku bilang kepada mereka bahwa kau sakit." Kartyva tampak kebingungan dengan jawaban Lou karena nyatanya ia baik-baik saja dan tidak sedang sakit.

"Kau yakin tidak sakit?" tunjuk Lou pada daerah selangkangan Kartyva secara frontal. Hal itu sontak membuat wajah Kartyva memerah dan langsung merapatkan kakinya.

Twinkle With TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang