42.

19.1K 1.5K 91
                                    

          "I'm pregnant." Hanya dengan dua kata yang barusan Kartyva ucapkan ia merasa seperti terhempas keluar angkasa, ia mengatakannya dengan berbisik tapi mampu didengar oleh Lou.

Ya, ia yakin pria itu sudah mendengarnya.

Bagaimana ini...

Tatapan Lou. Pria itu terus menatapnya, dengan kosong. Tanpa ekspresi yang bisa ia tebak atau baca, tak ada raut kesedihan, senang atau pun kesal. Hanya tatapan yang menatapnya dengan kosong.

Bagaimana ini...

Apa pria itu tidak mendengarnya?

"I'm pregnant," ulang Kartyva sekali lagi berusaha mendapatkan respon dari Lou. Matanya mulai memanas karena ingin menangis, setidaknya pria itu harus mengatakan sesuatu ketimbang berdiam diri menatapnya dengan kosong.

"You're lying right now right?" Lou berusaha tersenyum, meski senyumnya terasa kaku dan penuh paksaan. Meski itu, hal yang lebih menyakitkan adalah mendengar kalimat yang Lou ucapkan.

Semuanya terasa salah, ketika Lou tidak menjawabnya ia takut dan tidak menyukainya dan sekarang pria itu mempertanyakannya, pria itu mulai meragukannya dan itu juga menyakitkan. Apa sekarang Kartyva terlihat seperti sedang berbohong?

Mendapati ketegangan di antara mereka berdua membuat Lou sadar jika Kartyva tidak sedang berbohong. Perempuan itu sedang mengandung.

Ketika tangan kecil Kartyva yang dingin dan sedikit bergetar berusaha untuk menarik tangan Lou agar menyentuh perutnya yang terhalang oleh dress. Perempuan itu berusaha mempertemukan Lou dengan anak yang ada di dalam kandungannya.

Tetapi dengan tak kalah cepat Lou menarik kembali tangannya tepat sebelum tangan itu menyentuh perut Kartyva. "Hamil?" Lou bangkit membuang wajahnya seolah tak sudi melihat Kartyva.

Jelas terdengar dari nada bicara pria itu jika ia tidak menyukainya. Mata Kartyva memanas, ia sangat marah, kesal dan sedih. Rasanya ia ingin menangis tetapi ia tidak boleh lemah, tidak untuk sekarang. Menangis tidak akan menyelesaikan apa pun.

Sebelum sempat Lou berbicara, Kartyva bangkit, mengepalkan kedua tangannya dan berdiri di belakang pria itu. Rasa takutnya akan Lou sangat besar tetapi kasih sayangnya sebagai ibu lebih besar mendominasi ingin melindungi bayinya, anaknya, putranya.

"I'm keeping–"

"I'll take you to get an abortion, we aren't ready to have a baby," potong Lou tak terbantahkan atau tepatnya perintah. Pria itu tak lagi bertanya dan langsung membulatkan keputusan sepihak.

Seorang ditraktor sejati, pria itu memang selalu begitu tapi kali ini... Kartyva memiliki pria lain, ada pria kecil yang hidup di dalam dirinya dan Kartyva sangat mencintainya, lebih dari apa pun termasuk Lou. Ia akan mempertahankannya dan melindunginya dari siapa pun termasuk Lou.

"No! Jika kau memang tidak menyukainya maka aku akan membesarkan anak ini, dengan atau tanpa dirimu. Dia adalah anakku," lirih Kartyva memaksa suaranya sendiri agar tak terdengar sumbang.

"Tapi aku tidak siap untuk memiliki anak!"

"LALU BAGAIMANA! DIA SUDAH TUMBUH BRENGSEK DIA ANAKMU!"

Twinkle With TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang