08.

22.4K 1.6K 20
                                    

          Lou melepas pangutannya, mengakhiri ciumannya. Ibu jarinya bergerak mengusap bibir Kartyva yang masih memejamkan matanya, perempuan itu tampak berdiri dengan kaku seperti patung.

Tanpa menoleh ke arah Iveagh, Lou langsung menyelipkan tangannya pada kaki dan leher Kartyva kemudian menggendongnya melewati Iveagh untuk keluar dari club itu.

Refleks Kartyva mengalungkan tangannya di leher Lou agar tidak terjatuh, perlahan ia membuka matanya berusaha untuk mengintip.

Tatapannya langsung terarah kepada rahang tegas milik Lou. Kepala Kartyva mendadak berat dan wajahnya sudah terasa sangat panas, seketika Kartyva kembali memejamkan matanya rapat dan mengeratkan lingkaran tangannya di leher Lou begitu merasa banyak pasang mata yang sedang memperhatikan mereka.

Mereka memang cukup menarik banyak perhatian, terutama para perempuan yang melihat kejadian itu. Lou menggendong seorang perempuan keluar dari club malam.

Tontonan itu tak terlepas dari pandangan Chance yang tengah bersembunyi dari jangkaun Kerr dan kakaknya. Chance terkejut bukan main, bahkan sangat, ketika melihat Lou mencium Kartyva. Mulutnya menolak untuk tertutup sampai Lou pergi membawa Kartyva.

"Damn, apa aku baru saja berhalusinasi?" Chance menepuk wajahnya cukup kuat berusaha memastikan bahwa ia tidak sedang berhalusinasi atau bermimpi.

Chance benar-benar tidak ingin meninggalkan Kartyva, apa lagi meninggalkan perempuan itu di tangan Lou tetapi Kartyva sendiri yang melemparkan dirinya kepada Lou. Chance tidak bisa membantu.

Setidaknya Chance yakin jika Lou akan menjaga Kartyva atau menyuruh Kerr untuk mengurusnya.

Matanya terus memperhatikan punggung Lou yang mulai menjauh, meninggalkan Iveagh yang menganga tak percaya. Ouh! Chance sangat menyukai pemandangan di depannya ini.

"Satu kosong," gumamnya seolah sedang berbicara kepada Iveagh. Ia sangat puas melihat apa yang Lou lakukan, setidaknya Kartyva sangat membantu.

Sedangkan langkah tegas Lou tak seirama dengan hatinya, meski kakinya terus melangkah tetapi rasanya ia ingin berbalik menatap Iveagh.

Kau bisa marah kepada seseorang dan tetap merindukan mereka.

Sungguh Lou tidak tega harus melukai Iveagh tetapi hatinya akan terasa lebih sakit ketika melihat Iveagh.

Seiring waktu luka akan pulih dan membaik tetapi ingatan akan luka itu tidak akan pernah hilang.

Manusia dikaruniai ingatan yang luar biasa agar ia bisa selalu mengingat apa yang mereka alami dan belajar dari apa yang sudah terjadi.

"Sir, apa saya perlu menyuruh penjaga untuk membantu Anda?" tanya Kerr berusaha meredam keterkejutannya ketika Lou menggendong Kartyva, membawanya keluar dari club malam itu.

"Tidak perlu." Lou berjalan ke arah mobil yang terparkir sempurna di depan club.

Tanpa menoleh ke belakang atau sekedar memastikan apa Iveagh melihatnya—karena ia yakin Iveagh sedang memperhatikannya.

Lou memasukan Kartyva ke dalam mobil sebelum ia menyusul masuk ke dalam mobil.

Tampak Kerr langsung berlari kecil untuk menghidupkan mobil.

Twinkle With TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang