12.

20.4K 1.7K 47
                                    

          Pagi-pagi sekali, Davy sudah berada di dapur untuk membuatkan Kartyva dan Earby sarapan. Lalu pamit kepada perempuan itu karena hari ini ia akan pulang sedikit larut.

"Jaga dirimu baik-baik." Sekilas Davy mencium puncak kepala Kartyva sebelum pergi. Hal yang selalu ia lakukan ketika akan pergi.

Setelah memastikan kepergian Davy, Kartyva langsung bergegas menyiapkan bekal untuknya dan Earby lalu membawa putrinya itu pergi.

"Kita mau ke mana mommy?"

"Jangan beritahu daddy jika mommy membawamu pergi, okay?" Earby langsung mengangguk, ia percaya kepada Kartyva—ibunya.

Kartya menggendong Earby dan membawanya masuk ke dalam kereta. Tidak ada pilihan lain selain membawa Earby ke tempat kerja karena ia tidak mungkin meninggalkan Earby sendirian di rumah atau meninggalkan pekerjaannya.

Kartyva tau ini sangat beresiko, jika Davy tau maka Davy akan sangat marah. Dan jika perusahaan tau, maka mereka akan langsung memecat Kartyva.

Tetapi ia tidak memiliki pilihan lain, setidaknya untuk saat ini, biarkan saja begini.

Ia juga datang lebih pagi agar bisa membawa masuk Earby dan menempatkan putrinya di dalam ruangannya.

Kartyva juga menyusun beberapa jaket di atas kursi agar Earby bisa tidur di sana.

"Earby harus menjadi anak yang baik, mommy akan segera kembali. Kamu harus menunggu di sini, jangan pernah keluar dari sini tanpa mommy, ya?"

"Apa mommy akan meninggalkanku?"

"Tidak, tidak," Kartyva segera memeluk Earby, hatinya hancur melihat raut sedih anak itu. "Mommy akan segera kembali."

***

"Sir, Nona Iveagh bilang, dia tidak mau pergi sebelum bertemu dengan Anda. Dia sudah menunggu di bawah selama setengah jam."

Untuk kesekian kalinya Jonas harus kembali melapor pada atasannya. Entah keberanian dari mana Iveagh datang dan ingin menemuinya di perusahaan.

Tentu saja Lou menolaknya tetapi Iveagh terus memaksa untuk bertemu, perempuan itu masih sama keras kepala.

Pintu ruangan Lou terbuka, menampakkan Kartyva yang sedang mengantar teh untuk Lou seperti biasa. Jonas selalu menyuruhnya begitu.

Ia berusaha untuk tidak melihat Lou karena jika ia melihat Lou mungkin wajahnya akan memerah dan panas karena kejadian kemarin. Entah itu dianggap sebuah kesalahan atau kesengajaan, Kartyva tidak tau. Kemarin Lou tidak memberikan penjelasan apa pun dan menyuruh Kartyva untuk turun begitu saja.

Tanpa mengucapkan apa pun, Kartyva berbalik untuk pergi tetapi Lou justru memanggilnya.

"Tilie." Refleks Kartyva langsung menoleh, entah kenapa ia sangat antusias ketika Lou memanggilnya. "Ganti pakaianmu."

"Apa?"

"Lepas seragammu."

"A-apa aku dipecat?"

"Ganti seragammu dengan pakaian biasa, lalu kembali ke sini. Jonas kau boleh keluar, sepuluh menit lagi tolong persilahkan tamuku naik."

Twinkle With TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang