28.

19.3K 1.5K 154
                                    

          Setelah satu minggu kepulangan Lou ke Manhattan, pria itu menjadi sangat cuek. Ia bahkan tidak mengacuhkan keberadaan Kartyva.

Bertingkah seolah ia tidak mengenal Kartyva dan hari ini tiba-tiba saja pria aneh itu menyuruhnya untuk meninggalkan putrinya di dalam ruangan Lou.

Meski Kartyva ragu, bahkan sangat ragu tetapi ia tetap melakukannya karena alasan yang Lou berikan, bahwa ruangan Lou lebih aman dibandingkan ruangan Kartyva yang bisa dimasuki oleh siapa saja.

Karena keputusan itulah berakhir dengan Earby yang duduk di atas meja kerja Lou dengan wajah yang tak kalah bodoh menurut Lou. Anak itu menggunakan dress berwarna putih dan pita putih berukuran besar, bahkan lebih besar dari kepalanya.

"Daddy," panggil Earby berusaha untuk meraih Lou tetapi Lou justru memundurkan tubuhnya. "Aku bukan ayahmu."

Lou sendiri tidak menyangka jika ia akan menuruti permintaan Harvor sampai seperti ini. Astaga bagaimana ia bisa menghadapi anak kecil?

"Earby tau," jawab Earby sambil berusaha untuk berdiri di atas meja Lou. Sontak Lou menarik ujung dressnya agar anak itu tidak jatuh. "Duduklah, kau bisa jatuh."

Lou menggeleng kecil, ia tidak menyangka kenapa orang bisa tahan mengurus anak kecil. "Lalu kenapa kau memanggilku daddy?"

"Karena daddy tampan." Ouh, Lou menarik pernyataannya tadi, ia menyukai anak kecil yang begitu jujur dan memiliki selera yang bagus seperti Earby. "Seleramu bagus dude."

"Berbaliklah, aku akan menyisir rambut jelekmu."

"Kenapa daddy memanggil Earby dude? Earby bukan dude," protesnya kecil tetap membalikkan tubuhnya.

Lou tidak menjawabnya dan lebih memilih untuk membuka kuncir rambut anak itu, serta melepaskan hiasan rambutnya sedikit kesusahan.

Terlihat jelas kerutan pada dahi Lou, sebentar lagi pria itu mungkin akan mengamuk.

"Mommy sudah merapikan rambut Earby, kenapa daddy merusaknya?"

"Kenapa ada pita sebesar panci di atas kepalamu?"

Earby akan membalikkan badannya menghadap Lou tetapi Lou menahan kepalanya dengan kedua tangan. "Itu hiasan rambut, Earby suka pita!"

"Konyol, kau selalu memakai ini?"

"Mommy yang membelikannya setiap Earby pulang dari rumah sakit."

Earby menceritakannya dengan penuh semangat, berbeda dengan Lou yang terlihat suram dengan sisir kecil berwarna pink di tangannya.

"Rumah sakit? Apa kau bekerja di sana?"

"Earby masih kecil dan tidak bekerja, daddy yang bekerja di rumah sakit."

"Jadi ayahmu dokter?" tanya Lou sedikit kesulitan menyisir rambut anak itu, bahkan sesekali Lou menariknya hingga Earby berteriak kecil dan berakhir rontok.

Kartyva akan sangat murka jika melihat rambut anaknya dirusak oleh Lou. Untungnya Kartyva tidak melihatnya.

"Bukan," Earby mulai mengigit biskuit miliknya hingga meja Lou perlahan dipenuhi oleh remahan biskuit. "Daddy Davy mengobati orang-orang sakit."

Twinkle With TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang