52.

24.4K 1.5K 166
                                    

"Kalian sudah mendengarnya? Atau aku perlu memutarnya ulang?" Pertanyaan Lou barusan dihadiahi tatapan tak suka nan tajam dari Tuan Spencer. Berbeda dengan Tuan Spencer, Nyonya Spencer justru menangis nendengar pengakuan putrinya tersebut.

Sekarang Lou bahkan ragu jika Nyonya Spencer benar-benar menangis.

"Putriku masih hidup?" Suaranya terdengar lirih, matanya yang berair menatap Lou dengan harapan.

Apa Lou harus mempercayai air mata itu? Semakin lama melihatnya justru membuat Lou muak.

"Kenapa? Kalian ingin membunuhnya lagi? Aku rasa kecelakaan enam bulan yang lalu belum cukup, bukan begitu Tuan Spencer?" Kali ini Lou menatap Tuan Spencer yang sejak awal tak pernah suka jika Lou membahas tentang putrinya.

Ia tau jika semua ini memang rencana Tuan Spencer, Nyonya Spencer tidak ikut campur tetapi perempuan itulah penyebab semua ini terjadi.

Tuan Spencer terlalu mencintai istrinya sehingga rela menyingkirkan putrinya sendiri, entah di mana akal sehat pria tua ini.

"Ayahmu harus mengajarimu tentang sopan santun, Louive Wang." Nada suaranya jelas terdengar merendahkan, pria itu tak menyukainya.

Lou harap ketika ia akan menikahi Kartyva, ia tidak perlu meminta restu dari pria tua ini atau mereka tidak akan pernah menikah karena tentunya ia tidak akan pernah memberikan restunya kepada Lou.

"Ayahku mendidik kami dengan benar, dia tidak mencelakai anaknya sendiri seperti Anda."

Mendengar itu, Nyonya Spencer langsung menatap suaminya dengan bingung. "Apa maksudnya Jac?"

Kali ini Lou kembali tersenyum, Nyonya Spencer tidak mengetahui apa pun. "Oh Nyonya Spencer aku pikir Anda bagian dari ini semua, kalau begitu biar aku beritahu–"

"Tunggu, istriku tidak ada hubungannya dengan semua ini," potong Tuan Spencer cepat.

Lou mengangguk, bukan mengiyakan perkataan Tuan Spencer barusan melainkan membenarkan ucapan Bryc kemarin. "Bryc benar, kau sangat mencintai istrimu rupanya."

"Di mana putriku?"

Putri?

Woah, pria tua bangka ini benar-benar tidak punya malu, masih berani memanggil Kartyva putrinya?

"Maksud Anda Tilie?"

"Aku ingin berbicara dengannya," Sekilas Tuan Spencer menatap istrinya, "Setelah itu aku akan menyerahkan diri."

Menyerahkan diri? Terdengar sempurna...

"Meski Anda tidak membesarkannya, dia tetap tumbuh dengan baik. Dia bahkan memohon kepada Keluarga Chalamet untuk tidak melaporkanmu." Ia mengatakan semua ini semata hanya untuk membuat Tuan Spencer semakin merasa bersalah.

Kartyva pasti akan marah jika Lou melaporkan orangtuanya tetapi jika mereka menyerahkan diri secara sukarela? Apa boleh buat.

Lou menyeringai penuh kemenangan, meski mereka orangtua perempuan yang ia cintai sekali pun– Lou tidak akan menutup mata begitu saja.

***

Sedari tadi bel apartemen Harvor terus berbunyi, biasanya Harvor akan melarang Kartyva untuk membuka pintu atau menyambut tamu tetapi bel itu terus berbunyi dan sepertinya Harvor tidak ada di rumah, oleh sebabnya Kartyva terpaksa membuka pintu tersebut.

Dan benar saja, seharusnya Kartyva tidak membukanya. Ia terkejut bukan main begitu melihat sosok yang ada di depannya.

Sedangkan pria itu tampak tak terkejut melihatnya seolah ia tau Kartyva masih hidup. Dengan cepat Kartyva menutup kembali pintunya tetapi pintunya tertahan oleh tangan pria itu.

Twinkle With TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang