27.

19.1K 1.6K 76
                                    

Bagai godam yang menghantam Lou, mimpi itu terasa sangat nyata, kepalanya bahkan sakit dan dadanya yang sesak. Tak tau bagaimana ia bisa tertidur di siang hari.

'Mimpi itu hanya mimpi.'

Seketika Lou teringat dengan mimpinya, ia langsung menghubungi Kartyva untuk memastikan jika itu memang hanya mimpi...

Panggilan pertama, Kartyva tidak menjawabnya.

Panggilan kedua, perempuan itu masih tidak menjawabnya.

Hingga panggilan ke-lima, Kartyva benar-benar membuat Lou takut jika tadi bukanlah mimpi.

Lou memutuskan untuk menghubungi perempuan itu sekali lagi dengan panggilan video, ia ingin memastikan jika Kartyva memang baik-baik saja dan sudah tiba di Manhattan.

Tanpa disadari, Lou menahan nafasnya sendiri sampai Kartyva menjawab panggilannya.

"Kenapa kau sulit dihubungi?" semprot Lou sedikit kesal dengan wajah bodoh Kartyva yang memenuhi layar ponselnya membuat Lou tidak bisa melihat wajah Kartyva dengan jelas. "Jauhkan ponselmu, wajah jelekmu terlalu dekat."

Dari sebrang sana Lou bisa mendengar suara tangis yang begitu melengking.

"Earby sangat rewel," sahut Kartyva dengan sebelah tangannya mengocok botol susu. "Earby bersabarlah, mommy sedang membuat susu."

Ujung bibir Lou terangkat ketika Kartyva meletakkan ponsel pemberian Lou asal sehingga ia bisa melihat Kartyva yang sedikit kerepotan mengurus putrinya.

Perempuan itu baik-baik saja...

"Lou aku titip putriku di sini, aku ingin mengambil air panas."

Bodoh, bagaimana Lou bisa menjaganya melalui ponsel? Kartyva ibu yang bodoh dan ceroboh.

Seketika Kartyva pergi, Lou hanya bisa melihat Earby dari layar, tangisnya mulai mereda ketika ia melihat Lou. "Kenapa kau menangis?"

"Daddy," Suara kecil Earby memanggil Lou dengan mata sembab, tangannya terulur menarik ponsel Kartyva dan mendekatkan wajahnya, "Earby mau susu."

Seketika sebelah alis Lou terangkat heran, "Aku bukan ayahmu, dude."

"Earby mau susu!"

"Kau harus belajar untuk bersabar, ibumu sedang pergi membuat susu, dude. Jika kau tidak bersabar maka aku akan mencekikmu."

Bukannya menangis, Earby justru tertawa karena ia tidak mengerti apa yang sedang Lou bicarakan.

Astaga, anak itu bahkan terlihat mirip dengan Kartyva ketika ia sedang tertawa. Wajahnya sama-sama bodoh dan manis.

"Anak aneh."

Tepat saat itu Kartyva datang sambil membawa susu di dalam botol. Ia segera menyerahkannya kepada Earby dan membaringkan anak itu di atas ranjangnya.

Setelah Earby menyusu, Kartyva baru kembali berbicara dengan Lou. "Ada apa?" tanyanya malas.

Hari ini ia sangat lelah, setelah apa yang Lou lakukan kepadanya, Kartyva juga harus duduk di dalam pesawat selama kurang lebih lima jam, ia hampir tidak bisa merasakan bokongnya sendiri.

Twinkle With TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang