40.

20.1K 1.4K 30
                                    

          "Kau tidak mengerti, kita tidak bisa menuntutnya untuk kematian Matilda! Tidak ada bukti konkret untuk itu!" Kesabaran Harvor sudah habis, Lou mati-matian ingin menuntut Davy palsu itu dan mendapatkan hukuman yang berat, Harvor tidak mengerti dengan jalan pikiran kakaknya itu.

"Kalau begitu tuntut Bryan Chalamet karena telah melakukan pemalsuan identitas terhadap Davy Leigh yang sudah meninggal empat tahun yang lalu." 

"Bryan Chalamet memang telah melakukan pemalsuan identitas tapi dia tidak melakukan sesuatu yang merugikan, dia hanya akan di denda dengan jumlah yang tentu bisa dibayar oleh Keluarga Chalamet dan," Harvor menggangtung ucapannya memikirkan kemungkinan yang ada, "Bagaimana jika Kartyva membencimu? Kau harus siap jika Kartyva akan membencimu."

Sejenak bayangan akan Kartyva yang menatap Lou penuh ketidaksukaan terpampang pada benak Lou, jelas ia tidak menyukai itu kemudian menepisnya. "Kenapa Kartyva harus membenciku?"

"Karena dia ayah dari anaknya Kartyva dan-" Kali ini bukan Lou yang memotong ucapan Harvor melainkan Chance.

"Karena Davy atau Bryan Chalamet adalah tunangan Kartyva, mereka akan menikah dalam waktu dekat," potong Chance yang baru saja datang. Sulit dipercaya jika Chance benar-benar datang saat tengah malam dan menentang Lou begitu saja.

"Arve bisa tinggalkan aku berdua dengan Lou? Aku ingin berbicara dengannya sebentar," pinta Chance. Harvor segera keluar meninggalkan Chance dan Lou yang terduduk memijat kepalanya pelan, ada apa lagi ini?

Semua dokumen dan bukti yang sudah Lou kumpulkan untuk melawan Davy atau Keluarga Chalamet, ia jabarkan di atas meja kerjanya. Semua dokumen ini akan membantunya untuk melepaskan Kartyva dari Davy.

Lou harap Chance tidak mengacaukan apa pun.

"Lou apa kau tidak bisa berhenti?" hardik Chance menyilangkan kedua tangannya di depan dada seperti biasa.

"Apa maksudmu?"

"Biarkan Kartyva hidup bersama Davy dan keluarga kecilnya."

"Bryan Chalamet, pria itu bukan Davy," sanggah Lou sebagai bentuk penegasan.

"Whatever, siapa pun pria itu, apa kau tidak bisa melepaskan Kartyva begitu saja? Kenapa kau sangat ingin memisahkan Kartyva dari Davy?" 

"Karena pria itu penjahat, dia sudah membunuh Matilda dan melakukan pemalsuan identitas."

Setelah apa yang Chance lihat barusan? Davy yang begitu menjaga dan menghormati Kartyva, meski Kartyva pulang dalam keadaan mabuk dan sedikit mengenaskan, perempuan itu mendapatkan obat perangsang dalam dosis tinggi entah pada makanan atau minuman yang ia konsumsi.

"Dia mencintai Kartyva, Lou, aku melihatnya, Davy menjaga Kartyva, biarkan mereka hidup berbahagia dan tinggalkan Kartyva," pinta Chance berharap kakaknya itu mengerti, "Kau benar, Davy adalah suami Matilda dan Earby adalah anak mereka, Kartyva hanya kembarannya Matilda, dia tidak pernah menikah sebelumnya."

Kali ini tawa kecil menggema, tawa milik Lou. Benarkan? Chance mengetahui banyak hal dan membiarkan Lou menjadi gila untuk mencari informasi yang sebenarnya sudah ia ketahui. "Kau mengetahui semua itu? Apa Kartyva mengetahuinya?"

Bagaimana mungkin Chance tidak mengetahuinya? Ia berperan besar dalam setiap kejadian sejak saat itu.

"Matilda meninggal setelah melahirkan Earby dan itu sangat menyakitkan untuk Kartyva, dia tidak memiliki keluarga lain selain Davy dan Earby, Kartyva bertahan hidup untuk Earby dan menjadi ibunya."

"Bagaimana dengan psikolog dan hipnoterapi?" Jangan ditanya bagaimana ekspresi Chance, adiknya itu tentu terkejut tetapi dengan cepat menyimpan keterkejutannya itu. "Jawab aku, Chance, bagaimana dengan psikolog dan hipnoterapi yang kau rahasiakan? Kau membawa Kartyva ke tempat seperti itu, untuk apa?"

Twinkle With TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang