15.

20.4K 1.4K 18
                                    

"Hai..." Gigi rapi Chance berbaris, tersenyum tak enak hati. "Maaf aku baru menemuimu, kau tau kan bahwa aku tidak bermaksud untuk meninggalkanmu sendirian kemarin?"

Kartyva menatap kehadiran temannya itu. Awalnya ia terkejut tetapi Kartyva yakin jika penuturan Chance mengarah kepada kejadian beberapa hari yang lalu, di club malam.

"Aku bisa memberikan penjelasan," sela Chance cepat terlihat sedikit gugup karena Kartyva hanya menatapnya tanpa bergerak atau mempersilahkannya masuk.

"I'm your friend, friends don't need explanations." Wow, Nyonya Leigh. Penuturan itu jelas membuat bulu kuduk Chance meremang.

"Lalu ada apa dengan ekspresimu itu! Apa kau tidak ingin melihatku lagi?" Jelas Chance heran karena wajah Kartyva tidak seperti biasanya, tidak ada ke antusiasan seperti biasanya. Hanya datar dan tak bersemangat.

"Masuklah dulu."

"Apa Davy di dalam?" Chance memastikan. Sebenarnya ia hanya berbasa-basi, karena jika Davy ada di dalam pun ia tetap akan masuk.

"Dia belum pulang dan Earby baru saja tidur."

Karena sudah mendapatkan persetujuan, Chance langsung masuk mendahului Kartyva.

Matanya mengeksplorasi rumah kecil milik Kartyva—tepatnya Davy. Kecil tapi sangat rapi, hal ini membuat rumahnya tampak luas dari dalam dan tidak sesak. Chance menyukai rumah Kartyva ketimbang rumah orang tuanya.

"Aku membawa Earby ke tempat kerja." Kartyva membuka pembicaraan sebelum sempat Chance duduk.

Mendengar itu Chance langsung menoleh, dengan mulut yang terbuka kecil menandakan bahwa ia sedikit terkejut dengan perempuan ajaib di depannya ini. "Aku tau ini terdengar gila tapi aku tidak memiliki pilihan lain."

"Bukan terdengar tapi memang gila. Lalu apa ada yang mencurigaimu?"

"Ada seorang pria yang mengetahuinya... aku takut dia akan memberitahu perusahaan."

Chance duduk ketika Kartyva meletakkan teh di atas meja. "Kau mengenal pria itu?"

Setidaknya jika Kartyva mengenalnya, Chance bisa membantu mencari solusi. "Dia bekerja di lantai yang sama denganku."

Ah! Lantai lima belas. Wait? Hanya ada beberapa orang yang bekerja di lantai yang sama dengan Kartyva. Jika bukan Jonas, Save, Kerr maka Yelena.

"Kau mengenalnya? Atau bagaimana ciri-cirinya?" Kartyva mengangguk cepat mengiyakan. "Siapa?"

Chance baru akan menyeruput teh yang terlihat hangat itu ketika Kartyva justru membuatnya terkejut bukan main.

"Lou."

"Apa! Coba ulangi?" Cangkir teh yang ada di tangan Chance bahkan hampir terjatuh.

Mu-mungkin Chance salah dengar...

"Lou, dia asisten direktur. Dia melihat Earby dan membawanya seperti ini..." Kartyva memperagakkan bagaimana Lou menggendong Earby tadi siang.

"Asisten direktur?" Alis Chance terangkat heran, ia jelas mengetahui siapa Lou. "Siapa direktur perusahaanmu?"

"Kerr." Tepukan pelan pada dahi Chance menandakan bahwa ia tak habis pikir akan kepolosan temannya ini.

Entah Kartyva terlalu polos atau terlalu bodoh, Chance tidak mengerti. Bagaimana ia bisa mengclaim Kerr, yang notabenya adalah asisten Lou sebagai atasannya.

"Apa ada yang salah? Kenapa kau memukul kepalamu sendiri?"

Chance memegangi pelipisnya, sedikit menunduk. "Aku tidak tau apa yang harus aku katakan."

Twinkle With TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang