Zevariel | 13

212 29 17
                                    

Cuma mau bilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cuma mau bilang ...

Satu vote dari kalian berharga banget.
Makasihh!

👐

Perlahan Zeva membuka matanya, dengan samar penglihatannya menerawang seisi ruangan yang serba putih. "Gue di mana?"

Menoleh pada tangannya yang ternyata terdapat jarum infus tertancap di sana, pantas saja membuat tangan Zeva terasa ngilu. Sudah dipastikan saat ini Zeva berada di rumah sakit. Tapi dia sendiri tidak ingat bagaimana dirinya bisa berakhir di sini?

"Loh kak Zeva udah sadar? Syukurlah," kata seorang perempuan berseragam putih biru yang duduk di kursi dekat brankarnya.

"Kamu siapa ya?" tanya Zeva lirih.

Gadis itu menjawab, "Aku Kila, kak. Adiknya bang Ariel."

Ariel? Jangan bilang adiknya si Pio?

Zeva mengangguk pelan sembari ber-oh ria, dia sendiri baru tahu kalau Ariel punya adik perempuan yang masih SMP, cantik pula.

Tapi kenapa dia bisa ada di sini? Dan bagaimana bisa?

"Ngomong-ngomong kok kamu pake seragam?" Zeva bertanya pada Kila.

"Oh itu, tadi disuruh abang aku buat jagain kakak, makanya aku bolos. Bang Ariel juga bolos sekolah sih, dia lagi ke kantin beli makanan buat aku." Dengan santainya dia menjawab bahwa dia bolos. Kalau Zeva sih lain lagi, kesiangan dikit aja udah rusuh sendiri.

Tunggu, jadi ini sudah pagi? Dia berada di rumah sakit semalaman?

Ceklek ...

Pintu ruangan VIP itu terbuka, menampakkan sosok Ariel yang membawa dua mangkuk bubur ayam.

"Abang!! Kak Zeva udah sadar." Kila berteriak girang pada Ariel yang baru saja datang.

"Nih pesenan kamu, bubur ayamnya pake kacang sekebon," kata Ariel sambil memberikan satu mangkuk berisi bubur ayam pada adiknya.

Lantas Kila cemberut. "Udah berapa kali dibilangin gak usah pake kacang!"

Ariel tertawa. "Canda kacang. Tenang gak pake kacang kok."

Diam-diam Zeva tersenyum kecil melihat interaksi antara kakak beradik itu. Andai saja dirinya dan Zetta juga seperti itu. Ngomong-ngomong soal Zetta, dia jadi kepikiran bagaimana reaksi kakaknya pas ia pulang nanti? Zeva jadi terus memikirkan bahwa ia harus segera pulang.

"Nih makan dulu bubur lo. Jangan bikin gue repot lagi. Kemaren pas pulang sekolah lo demam tinggi, terus pingsan, makanya gue bawa ke sini." Seperti biasa, Ariel tetaplah Ariel yang dari nada bicaranya pun always songong dan menyebalkan seperti biasanya.

"Terus kenapa lo bawa gue ke sini? Kenapa gak biarin gue mati aja sekalian?" Zeva terlampau kesal pada Ariel.

"Gini-gini juga gue masih punya rasa perikemanusiaan. Jadi, lo jangan baper. Terus asal lo tau, ini sekarang lo di ruang VIP." Ariel duduk di sofa kemudian seraya memainkan ponsel.

ZEVARIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang